ANoK 28 dalam;
CFD with Jelly on A PlateSeminggu setelah kunjungan pertama kali Dinan dan Kimmy ke rumah Sandra, berat badan Kimmy naik. Tidak perlu timbangan untuk memeriksanya. Cukup dilihat, Dinan tahu bobot Kimmy bertambah. Pipinya kembali gemuk dan lipatan dagu menutupi leher adalah indikasi sederhana Kimmy bertambah berat.
Satu minggu juga Dinan dan Sakha aktif berkomunikasi. Kebanyakan Sakha menanyakan kabar Kimmy dan Dinan bertanya hal-hal serius mengenai Sandra. Contoh hal serius, masa lalu Sandra dan Bayu yang gagal dia korek dari Velia. Dia merencanakan lembaran baru bersama Sandra, wajib dia mengetahui pasangannya melalui pihak keluarga. Sakha adalah agen potensial soal itu daripada Sabria.
Bahkan ketika Sandra menjauhinya selama empat hari, Dinan hanya perlu menghubungi Sakha. Dari situ, dia tahu, Sandra sedang menguji hubungan mereka. Seberapa kuat mereka bertahan dalam situasi tanpa kejelasan. Thank for Sakha, dia tahu bagaimana menangani otak Sandra yang unik.
"Kita mau kemana?" Tanya Kimmy. Matanya masih mengantuk. Papanya sudah berganti pakaian dengan celana training dan kaos.
"Mau jogging. Kamu mau ketemu Om Sakha? Kita jogging sama Om Sakha." Dinan mengeluarkan kaos dan celana Adidas for kids milik Kimmy.
Kimmy melihat pakaian yang dipilihkan papanya. Kaos dan celana mirip yang dikenakan papa. Nanti Kimmy dikira boy. Rambut Kimmy short tapi Kimmy girl. Kalau pakai baju sama, Kimmy bisa jadi boy.
"Aku pakai baju pink, papa," protes Kimmy. Tidak setuju terhadap pilihan Dinan.
Satu ini, sifat menurun Ana. Pilih-pilih pakaian. Sebenarnya bukan menurun dari Ana, Kimmy yang sebagian besar melihat tingkah Ana jadi mempelajarinya. Ana juga tidak bisa disalahkan. Dia muda, ingin bergaya. Lalu Kimmy menjadikannya role model.
"Fine, pilih pakaian kamu sendiri." Dinan menyingkir dari lemari pakaian Kimmy. Balita itu memilih warna pink. Kata Revi, bunda pakai pink, pink itu warna girl. Kadang Luth Mom pakai polo shirt pink dan hotpant pink. Miss San juga senang pakai batik pink di hari Jumat.
Celana pendek pink dan kaos kuning, pilihan pertama Kimmy. Lalu cardigan pink dan celana kuning. Pilihan ketiga kemeja kuning dan rok pink. Pilihan keempat dress pink dan jaket bahan jeans warna biru pudar. Tangan Kimmy dicekal Dinan saat mau mengambil set pakaian lain.
"Cukup, Kim. Kita mau jogging. Bukan pergi ke mall. Pakai ini saja." Dinan mengangkat celana pendek pink dan kaos kuning. Kimmy diam. Mata balita itu bolak-balik melihat pakaian di tangan Dinan dan pakaian di lantai. Dinan segera mengambil inisiatif. "Yang ini saja, pink is cool, isn't it?" Dinan mengambil cardigan pink bermotif floral dan celana pendek pink. Kimmy tersenyum. Masalah ganti pakaian, case closed. Dinan bernapas lega.
Case number two, shoes. "Aku mau shoes aku ada bow. Pretty bow," kata Kimmy ketika mereka membuka lemari penyimpanan sepatu Kimmy.
"Pakai ini." Dinan mengambil running shoes for kids berwarna putih. Kimmy menggeleng.
"Bow, papa."
"Yang ini." Dinan menunjuk sepatu sport bertali dengan ornamen glitter pink.
"Bow, papa."
"Kita bisa buat bow. Papa tunjukan." Dinan mengikat simpul tali sepatu itu menjadi pita.
"Nice, papa." Kimmy mengambil sepatu itu lalu dibawa lari ke ruang tengah. Dia lempar sepatu ke sofa dan mencomot remote tv. Tayangan kartun apa di jam setengah tujuh pagi?
"Kim, pakai sepatunya. Om Sakha sudah nunggu kita di bawah," kata Dinan. Dia mendudukan Kimmy ke sofa dan membantu memakaikan sepatu itu.
"My hair bow, papa," pinta Kimmy. Sandra senang menguncir rambutnya lalu memuji cantik. Sakha juga senang menyentuh rambutnya. Katanya lembut. Kimmy mau rambutnya diikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Note of Kim
Narrativa generaleRATE +5 Tokoh utamanya bayi gendut. Jangan baca kalo gak mau obesitas!! Dinan kembali pulang ke Jakarta setelah sembilan tahun bertahan di NY. Bersama balita gemuknya, duda muda ini berharap dapat memperbaiki hubungan dengan orangtuanya yang sempat...