"Rayii!!"
Surawisesa menghentikan langkahnya.
Matanya bergerak gelisah."Bukankah ini suara raka Walangsungsang?"
Perlahan Surawisesa membalikkan badan dan terlihat jelas olehnya, Walangsungsang, Rara Santang dan syekh Nurdjati datang menghampirinya.
"Syekh Nurdjati? Raka Walangsungsang?? Yunda Rara Santang? Rupanya kalian ada disini.." Surawisesa.
"Rayi, apa yang kau lakukan disini??" tanya Walangsungsang.
"Aku diperintahkan oleh ayahanda prabu untuk menyusul kalian.. syukurlah akhirnya aku menemukan kalian disini." Ujar Surawisesa terlihat senang.
"Alhamdulillah.. akhirnya ayahanda prabu mengirim mu kemari.." ujar Walangsungsang.
"Benar Raden. Saat ini, kami sedang mendapat masalah.." ujar Syekh Nurdjati.
"Masalah??" Surawisesa melihat kearah syekh Nurdjati dan Walangsungsang.
"Tunggu, masalah apa??" Tanya Surawisesa sedikit terkejut.
Rara Santang menghembuskan napas berat. "Permasalahannya penjagaan istana begitu ketat Rai..."
"Begini saja Raka, Yunda, Syekh, aku akan menyusup untuk mencari informasi, kalian berjaga-jagalah disini. Jika terjadi sesuatu kalian siap-siap membantuku dan kita lari ke Pajajaran secepat mungkin, Bagaimana?"
"Aku tidak setuju Rai, itu akan membahayakan dirimu."
"Benar raden Syekh juga tidak setuju."
"Ini satu satunya cara, kali ini saja ijinkan aku membantu kalian."
"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusanmu Rai"
"Terimakasih Yunda."
Yang dibalas senyum hangat, "Berhati-hatilah Rai!"
***
Setelah menyusuri lorong istana kerajaan Majapahit selama beberapa waktu, Surawisesa akhirnya tiba disebuah ruangan yang begitu indah. Ia terpukai akan lukisan yang begitu indah, seorang gadis yang tampak cantik dan anggun. Saking kagumnya ia terhadap lukisan itu, ia tidak sadar bahwa ada prajurit yang melihatnya.
"PEYUSUP!!!"
"PENYUSUP!!!!"
Surawisesa tersadar, ia langsung melawan beberapa perajurit itu, kamudian ia berlari ketempat persembunyian Rakanya.
"Gawat raka, yunda, syekh, aku ketahuan ayo kita kembali ke Pajajaran, sebelum kita tertangkap."
"Mari Kita kembali Raden, Nyimas."
Akhirnya mereka berlari menuju istana Pajajaran, sebelum mereka tertangkap oleh pasukan Majapahit.
***
"Patih Sukmajaya! Bagaimana? Apa salah satu kubu prajurit sudah menemukan tanda-tanda keberadaan Putri ku Dewi Rengganis? "
Senopati Agra terdiam sejenak mendengar pertanyaan prabu Brawijaya.
"Mohon maaf gusti prabu! Setiap kubu sudah melaporkan hasil pencarian mereka ke beberapa tempat disekitar wilayah Majapahit. Tapi, tidak ada satupun yang menemukan tanda-tanda keberadaan Putri Dewi Rengganis. "
Ratu Melati membekap mulutnya. Ia begitu terkejut mendengar penuturan dari Patih Sukmajaya. Rasa kekhawatirannya semakin memuncak.
"Bagaimana mungkin?? Kemana Putri ku pergi? Mengapa dia pergi sejauh itu?? " lirih prabu Brawijaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA RADEN KIAN SANTANG DAN NYIMAS DEWI RENGGANIS
RomanceKisah cinta antara Raden Kian Santang dan Nyimas Dewi Rengganis, hanya karangan belaka.....