"Mohon maaf gusti prabu!!" Seorang prajurit menghadap prabu Brawijaya
yang baru saja keluar dari kamarnya bersama permaisurinya, Ratu Melati."Ada apa, prajurit??"
"Mohon maaf gusti prabu, ada seorang utusan dari kerajaan Padjajaran yang ingin menyampaikan pesan dari prabu Siliwangi untuk gusti prabu Brawijaya.." prajurit itu memberi penjelasan.
"Siliwangi???!!!!" Intonasi suara prabu Brawijaya seketika berubah geram.
Ratu Melati menatap wajah prabu Brawijaya. Ia menelisik sorot mata suaminya, ada pancaran kemarahan yang besar didalam sana.
"Kakanda~"
Belum usai ia melanjutkan ucapannya, prabu Brawijaya sudah bergegas pergi begitu saja.
Ratu Melati menarik napas berat. Ia sama sekali tidak menginginkan adanya perpecahan yang terjadi antara kerajaan Majapahit dengan kerajaan Padjajaran.
"Semoga Kakanda Brawijaya tidak gegabah dalam mengambil keputusan..."
Batinnya.Ratu Melati kemudian segera menyusul prabu Brawijaya menuju balai istana.
****
"Apa kata mu??!!"
"Prabu Siliwangi mengirim pesan kepada prabu Brawijaya agar mengadakan pertemuan secara pribadi dengan beliau untuk membicarakan mengenai hal ini.." jelas utusan Padjajaran itu.
"APA YANG PERLU DIBICARAKAN???!! Jelas-jelas DIA TELAH MEMBUNUH PUTRA KU!!! Apa lagi yang perlu dibicarakan???!!!!!!"
Utusan itu terkejut bukan main mendengar penuturan prabu Brawijaya.
"Kakanda, Dinda mohon..tenangkan diri Kakanda...semuanya bisa dibicarakan baik-baik--"
"DIAM DINDA!!"
Ratu Melati tersentak kaget ketika prabu Brawijaya meninggikan suaranya. Ratu Melati akhirnya memilih untuk kembali diam.
Suasana dibalai istana itu semakin mencekam.
"Cepat, PERGILAH DARI SINI!! Katakan kepada junjungan mu itu..TIDAK ADA YANG PERLU DIBICARAKAN!!!!!
mau tidak mau, suka ataupun tidak suka...kerajaan Majapahit akan tetap MENYERANG KERAJAAN PADJAJARAN!!! PERGILAH DARI SINI!!"Setelah mendengar perkataan prabu Brawijaya, utusan itu akhirnya segera meninggalkan balai istana dan pergi dari kerajaan Majapahit.
"Mohon ampun gusti prabu, keputusan gusti prabu itu adalah keputusan yang terbaik. Kali ini, kita harus membalas atas apa yang sudah dilakukan oleh kerajaan Padjajaran pada kerajaan Majapahit. Nyawa harus dibalas dengan nyawa..." ujar patih Sukmajaya mendukung sepenuhnya.
Senopati Agra yang berada disebelah Patih Sukmajaya hanya diam sambil mengangguk pelan.
"Benar, Patih. Dia sudah berani menghabisi putra mahkota ku...
Kali ini, aku bukan saja akan menghabisi putra mahkotanya. Tapi, aku akan membalasnya dengan MEMBUMI RATAKAN SELURUH KERAJAANNYA!!!" Ujar prabu Brawijaya dengan bengisnya.Ratu Melati menggeleng cepat. Ia sama sekali tidak setuju dengan semua ini. Hati suaminya benar-benar telah ditutupi oleh dendamnya.
"Kakanda, Dinda mohon tolong dengarkan Dinda sekali ini saja..." Ujar Ratu Melati mengiba.
Prabu Brawijaya mengangkat satu tangannya, mengisyaratkan bahwa tidak ada lagi yang perlu dibahas .
Prabu Brawijaya kemudian bangkit dari singgasananya lalu beranjak pergi meninggalkan balai istana sambil diiringi dengan penghormatan dari para punggawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA RADEN KIAN SANTANG DAN NYIMAS DEWI RENGGANIS
RomanceKisah cinta antara Raden Kian Santang dan Nyimas Dewi Rengganis, hanya karangan belaka.....