Prabu Siliwangi berjalan mondar-mandir ditempatnya. Suasana hatinya benar-benar tidak karuan. Di satu sisi, ia mengkhawatirkan keadaan putranya, Kian Santang yang belem juga kembali dari mengembara. Dan disatu sisi ia harus berperang melawan Majapahit jika tidak menemukan bukti, jika bukan dia yang membunuh Raden Jayakatwang.
"Kanda.. Tenanglah!! Kanda jangan gelisah seperti ini.." Kentring Manik datang menghampiri Prabu Siliwangi.
"Bagaimana aku tidak gelisah, Dinda. Kanda tidak tau harus berbuat apa saat ini.. Pikiran kanda benar-benar kacau." sanggah Prabu Siliwangi.
"Dinda mengerti kanda.. Tapi jika kanda panik, semua orang di istana ini juga akan panik. Sebaiknya kanda tenang kan diri, kanda. Dinda yakin, putra kita Kian Santang pati akan kembali, dan semoga tidak terjadi perang. Tenang saja kanda..."
Prabu Siliwangi menarik napas berat mendengar penuturan istrinya.
***
Senopati Agra berjalan cepat menuju hutan belakang istana Padjajaran. Sesampainya didepan sebuah goa, senopati Agra terlihat sedang berbincang-bincang dengan seorang pria yang berpakaian layaknya seorang punggawa istana. Keduanya kemudian memasuki goa itu dan kembali menutupnya.
"Rencana ku gagal!!!"
" Yang penting kita harus menjaga rahasia ini.. Agar tidak seorangpun yang tahu bahwa pembunuh Raden Jayakatwang adalah kita berdua.. Hahaha!! Orang-orang itu benar-benar bodoh!!"
"Kita harus membuat siasat dan bekerjasama dengannya.. Agar Padjajaran mudah untuk kita tundukkan..." senopati Agra berujar.
"Ya. Aku juga akan mengatur strategi untuk menyerang dari dalam agar mereka dapat kita lumpuh kan. Dengan begitu, dia akan turut andil untuk menghancurkan Siliwangi .." suara orang kedua itu terdengar penuh ambisi.
"Yaa.. Aku tahu, kau adalah raka ku yang paaling cerdik, Raka Nirwana!! Kau rela mengabdikan dirimu selama bertahun-tahun kepada Padjajaran hanya untuk membalaskan dendam mu kepada Siliwangi dan menghancurkan kerajaan nya!! Hahahah!! Kau luar biasa raka!!" ujar Senopati Agra.
***
Prabu Siliwangi segera mengumpulkan seluruh keluarga istana dan para petinggi-petinggi kerajaan Padjajaran. Mereka akan mengadakan sidang untuk menyelesaikan permasalahan yang tengah melanda istana.
"Senopati Anggapati Siapkan para perajurit terbaik untuk menjaga istana, aku yakin sebentar lagi perang besar akan segera dimulai" ujar Prabu Siliwangi.
"SENDIKA GUSTI PRABU!!"
***
"Senopati, apa kau melihat Patih Nirwana??" tanya Syekh Nurdjati ketika keduanya berjalan menuju taman belakang istana.
"Tidak syekh guru. Sedari tadi aku tidak melihatnya.." ujar Senopati Anggapati.
"Pergi kemana dia??"
***
"Baiklah, aku harus kembali ke istana Padjajaran..."
"Iya raka, berhati-hati lah..."
Senopati Agra kemudian mengantar kakaknya didepan pintu goa. Patih Nirwana akhirnya pergi meninggalkan tempat itu menuju istana Padjajaran.
"Aku juga harus segera pergi memeriksa keberadaan prajurit-prajurit ku.. Mereka harus bersiap siaga.." Senopati Agra pun akhirnya meninggalkan tempat itu.
***
Tak terasa sudah hampir malam, akhirnya Raden Kian Santang memutuskan untuk beristirahat dibawah kubuk tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA RADEN KIAN SANTANG DAN NYIMAS DEWI RENGGANIS
RomanceKisah cinta antara Raden Kian Santang dan Nyimas Dewi Rengganis, hanya karangan belaka.....