014 Penyesalan 3

419 38 4
                                    

Saat ini Raden Kian Santang dan Nimas Rara Santang telah sampai disebuah perkampungan yang dekat dengan hutan.

"Yunda sebaiknya kita istirahat terlebih dahulu, karena hari sudah hampir menjelang tengah malam."

"Baiklah rai mari kita istirahat dibawah pohon itu."

"Mari yunda"

Setelah duduk dibawah pohon nimas Rara Santang dari tadi memperhatikan Raden Kian Santang yang sedang melamun, memikirkan sesuatu.

"Apa yang sdang dipirkan oleh rayi Kian Santang sampai dia melamun seperti itu?" Batin Rara Santang terus memperhatikan sampai ia tertidur.

***

Saat ini Raden Walangsungsang dan Raden Gagak Ngampar sedang berada di halaman belakang istana sedang duduk melamun memikirkan sesuatu hal. Tiba-tiba muncullah Raden Surawisesa mengagetkan mereka berdua.

"RAKA"

Teriakan Raden Surawisesa mampu mengagetkan merekaberdua.

"Ada apa rai, mengapa kau mengagetkan kami?" tanya Walangsungsang dan diangguki Gagak Ngampar

"Tidak apa raka, hanya saja dari tadi kuperhatikan kalian dari tadi melamun sedang memikirkan sesuatu hal. Apa yang kalian pikirkan raka sampai melamun dari tadi?" jawab tanya Surawisesa yang penasaran apa yang menganggu kedua rakanya

"Kami hanya saja rindu berlatih bersama Rai Kian Santang rai." Jawab Gagak ngampar yang diangguki oleh Walangsungsang

"Kau benar raka aku pun sama, hanya saja kenapa raka Kian Santang langsung pergi mengembara lagi padahal kemarin baru saja sampai dan langsung pergi mengembara lagi bersama yunda Rara Santang?" tanya Surawisesa

"Kau benar rai, padahal kami semua belum melepas rindu dan langsung pergi lagi dan mengajak rai Rara Santang." Jawab Surawisesa

"Aku pun sama raka rai belum melepas rindu dengannya, dan sekarang rai Kian Santang sudah pergi mengembara lgi bersama yunda Rara Santang. Mungkin saja mereka berdua sedang melepas rindu, sebenarnya aku ingin melarangnnya pergi mengembara bersama rai Rara Santang tapi aku tidak bisa rai raka. Aku melihat dari sorot mata rai Kian Santang yang begitu memancarkan kekecewaan yang begitu besar terhadap nimas Kirana atau lebih tepatnya nimas Dewi Rengganis." Jelas Walangsungsang mengenai Raden Kian Santang

"Mengapa rai Kian Santang begitu kecewa terhadapnya rai, padahal hanya membohongi namanya saja?" tanya Gagak Ngampar yang belum begitu paham kepribadian Raden Kian Santang

"Kau benar raka, aku pun sependapat denganmu, mengapa raka Kian Santang sangat kecewa padanya. Padahal kebohoongannya tidak begitu besar raka, mengapa?" tanya Surawisesa

"Mungkin karena ada beberapa hal lain yang membuat rai Kian Santang tambah marah kepadanya. Apakah kau luka rai raka pertama kita berselisih dengan Majapahit. Kedua rai Kian Santang dibohongi. Ketiga rai Kian Santang merasa dimanfaatkan olehnya sehingga ia terlambat sampai Pajajaran. Keempat kerajaan Pajajaran banyak kehilangan nyawa yang tidak bersalah. Mungkin alasan terakhir yang ke empat yang membuatnya paling marah raka rai." Jelas Walangsungsang

"Kau benar rai, setahuku rai Kian Santang akan sangat marah bila ada orang yang melukai keluarganya, apalagi ibunda Subang Larang." ucap Gagak Ngampar menambahi

"Sepetinya bukan itu saja raka, ada hal lain yang membuat ia marah!" tambah Surawisesa

"Hal apa itu rai?" tanya Walangsungsang dan Gagak Ngampar sambil menghadap Surawisesa

"Seperti orang yang kecewa terhadang orang yang di cintai nya raka." Jelas Surawisesa

"Dari mana kau tahu itu rai?" tanya Gagak Ngampar

"Aku melihat dari sorot mata raka Kian Santang, raka. Bukankan nimas Dewi Rengganis sangat cantik raka." Jelas Surawisesa

"Kau benar rai, memang benar nimas Dewi Rengganis sangat cantik. Sepertinya nimas Dewi Rengganis juka menaruh hati kepada rai Kian Santang tapi mereka tidak berani mengungkapkannya rai." Jelas Walangsungsang

"Mungkin ini yang membuat ia semakin kecewa terhadap nimas dewi Rengganis rai. Kekecewaan terhadap orang yang dicintainya." Tambah Gagak Ngampar

"Mungkinkah rai Kian Santang akan memaafkannya raka?" tanya Surawisesa

"Mungkin sulit rai!" jawab Walangsungsang

"Kenapa sulit rai, bukankan rai Kian Santang orangnya pemaaf, dan berbudi luhur rai." Terang Gagak Ngampar

"Kau benar raka, akan tetapi rai Kian Santang sulit untuk memafkan kebohongan yang sudah menyangkut hatinya." Jelas Walangsungsang

***

Didalam goa tengah hutan yang begitu gelap terdapat Nyi Rompang, Yudhakara, dan Prahasini yang sedang membahas cara menyelamatkan Patih Nirwana dan Senopati agra.

"Bagaimana ini nek, rencana kita semua gagal?" tanya Yudhakara pada sang nenek

"Tenanglah cucuku Yudhakara kita akan mencari sekutu lagi yang lebih kuat, pertama kita harus menyelamatkan patih Nirwana dan senopati Agra sebelum besok dihukum mati oleh Majapahit." Jelas Nyi Rompang

"Kenapa kita harus menyelamatkannya nek?" tanya Prahasini

"Kita harus menyelamatkannya supaya kita lebih kuat, besok kita harus berangkat." Jelas Nyi Rompang

"Baiklah nek."

***

KISAH CINTA RADEN KIAN SANTANG DAN NYIMAS DEWI RENGGANISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang