TUK!!
GEDEBUM.
"Rayii!!!"
Rara Santang terlempar jatuh keatas tanah. Gagak Ngampar segera menghampiri nya.
"Hahahha!! Panah berapi mu itu, tidak akan dapat menandingi panah sekali ku.. Rara Santang!! Hahah!!" Prahasini tertawa gembira.
"Rayi, apa kau baik-baik saja??" Gagak Ngampar membantu Rara Santang untuk berdiri.
Rara Santang mengangguk pelan. Tubuhnya memang sedikit terluka akibat serangan itu. Tapi ia masih mampu untuk bertahan lebih jauh.
"Berhentilah kalian semua, jika tidak maka aku akan membunuh ibunda kalian semua dan istri mu Siliwangi." Ucapap Senopati Agra."Baiklah Aku menyerah."Akhirnya Pajajaran menyerah, dan semua ditahan dan dibawa ke Kerajaan Majapahit. Gusti Prabu Siliwangi, Subang Larang, Ambet Kasih, Kentring manik, Raden Walangsungsang, Raden Gagak Ngampar, Raden Surawisesa, Nimas Rara Santang, Senopati Anggapati dan Sayakh Guru dimasukkan kedalam penjara dengan keadaan terikat dan dikawat ketat sampai istana Majapahit.Yang tersisa hanyalah para prajurit yang telah gugur dalam pertempuran ini.
***
Kereta tahanan Majapahit mulai berjalan meninggalkan istana Padjajaran. Mereka akan menuju ke Majapahit secepatnya.
"Raka, aku harus segera kembali ke Majapahit dan menyelesaikan tugas ku disana!!"
Sebelum pergi, Senopati Agra berpamitan terlebih dahulu kepada kakaknya, Patih Nirwana.
"Baiklah, rayi.. Berhati-hati lah. Dan ingat, kau harus bisa menyakinkan Prabu Brawijaya, agar ia mau menjadikan orang-orang Padjajaran itu sebagai tahanan di Majapahit. Kalau perlu, berikan mereka hukuman seberat-beratnya!!" ujar Patih Nirwana.
"Tenang saja Raka. Itu sudah menjadi urusan ku. Kau tidak perlu khawatir.." Senopati Agra tersenyum sinis.
"Baiklah rayi.. Pergi lah..."
Senopati Agra akhirnya meninggalkan Patih Nirwana yang berdiri ditengah-tengah balai istana Padjajaran.
"Sebelum aku membunuh Siliwangi dengan tangan ku sendiri.. Aku tidak akan pernah bisa tenang!!" ujar Patih Nirwana menggebu-gebu.
Patih Nirwana bergerak masuk kedalam Istana Padjajaran yang porak-poranda dan dipenuhi dengan darah dan mayat.
***
Usai menenangkan dirinya setelah mendapat firasat buruk itu, Kian Santang kembali mempercepat langkahnya menuju Pajajaran.
"KIAN!!!!" Kian Santang seketika menoleh
"Ada apa Kirana?"
"Tenangkanlah dirimu Kian aku tahu kau pasti kawatir terhadap keluargamu, tenang kan pikiranmu. Jangan mengambil keputusan dalam kondisi marah, itu nanti dapat memperkeruh keadaan."
"Baiklah Kirana, terimakasih atas sarannya."
Kirana menanggapinya dengan senyum termanisnya, membuat Raden Kian Santang agak tenang.***
• Istana Majapahit •
Rombongan Kumpar Putih yang datang dari Padjajaran mulai memasuki gerbang istana Majapahit.
Kedatangan mereka disambut oleh Prabu Brawijaya dan para punggawa istana lainnya.
"Hormat Hamba Gusti Prabu!!!"
Patih Sukmajaya danSenopati Agra mengatupkan kedua tangannya memberi penghormatan kepada Prabu Brawijaya.
"Kami telah berhasil menaklukkan Padjajaran.. Dan membawa beberapa tawanan.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA RADEN KIAN SANTANG DAN NYIMAS DEWI RENGGANIS
RomanceKisah cinta antara Raden Kian Santang dan Nyimas Dewi Rengganis, hanya karangan belaka.....