012 Penyesalan

533 40 4
                                    

Setelah selesai dengan kebenaran tentang kematian Raden Jayakatwang. Raden Kian Santang juga menunjukkan bagaimana awal bertemunya dengan Kirana, dan apa yang terjadi pada kakinya, ia menunjukkan itu supaya tidak terjadi salah paham.

"Kenapa Kian menunjukkan awal kita ketemu dan apa penyebab kakiku seperti ini, apa jangan-jangan ia sudah tahu kalau aku Dewi Rengganis putri prabu Brawijaya. Aku yakin Kian menanyangkan hal itu supaya tidak terjadi kesalah pahaman. Apakah ia akan memafkanku setelah ia tahu bahwa aku sudah membohonginya. Aku baru sadar, ternyata ini akibatnya, sikapnya berubah kepadaku menjadi dingin." Batin Kirana terkejut

Setelah semua nya kebenaran sudah terungkap, tanyangan kejadian masa lalu ia hilangkan. Raden Kian Santang menghentakkan kakinya dua kali dan semuanya dapat bergerak.

"Mohon maaf jika cara yang hamba gunakan lancang gusti prabu Brawijaya." Ucap Kian Santang sambil memberi hormat

"Tidak apa-apa Raden, aku prabu Brawijaya memohon maaf atas tindakanku kepada sahabatku prabu Siliwang, dan aku ingin mengucapkan terimakasih kepada Raden Kian Santang yang telah mengungkap kebenarannya, perajurit lepaskan prabu Siliwangi dan keluarganya." Ucap Prabu Brawijaya

"Mohon maaf gusti prabu Brawijaya, seluruh perajurit masih menjadi patung." Ucap Raden Kian Santang

"Patih Sukmajaya lepaskan prabu Siliwangi dan keluarganya." Ucap Prabu Brawijaya

"Sandika gusti prabu" ucap patih Sukmajaya

Patih Sukmajaya langsung berdiri dan membuka tali yang mengikat prabu Siliwangi dan keluarganya.

"Aku sudah memafkanmu prabu Brawijaya, kalau begitu kami mohon pamit, sampurasun." Ucap prabu siliwangi

"Rampes, biar kami yang mengantar gusti prabu Siliwangi kedepan gerbang istana sebagai permohonan maaf." Ucap Prabu Brawijaya

Akhirnya mereka semua pergi keluar istana, dan mereka terkejut atas banyaknya perajurit Majapahit yang menjadi patung. Kirana atau Dewi Rengganis berjalan keluar dengan dibantu Ratu Melati. Saat sampai didekat gerbang istana, semua menatap Raden Kian Santang yang tiba tiba berhenti.

"Ada apa Raden, kanapa kau berhenti?" tanya prabu Brawijaya

"Ada apa putraku?" tanya prabu Siliwangi

"aku akan membebaskan perajurit terlebih dahulu dan membuka perisai pelindung yang aku buat. Kalau begitu aku mohon ijin gusti prabu!" ucap Raden Kian Santang

"Silahkan Raden." Ucap prabu Brawijaya memberi ijin kepada Raden Kian Santang

Setelah Raden Kian Santang di beri izin, ia angsung mengeluarkan tobak kian, dan menghentakkannya satu kali. Setelah semua perajurit terbebas, ia langsung memasukkan kembali tombak kian dan langsung mengeluarkan busur panah kian dari dalam tubuhnya. Kemudian ia mengarahkannya keatas seketika perisai pelindung menghilang begitu saja. Semua takjub akan kedua pusaka milik raden Kian Santang yang memiliki kekuatan begitu dahsyat. Setelah selesai Raden Kian Santang memasukkan kembali ke dalam tubuhnya.

"Senjata apa itu, sungguh menakjubkan." Batin semua orang

"Senjata pusaka apa itu putraku?" tanya prabu Siliwangi yang terheran dan takjub akan kedua pusaka milik Raden Kian Santang

"Tombak Kian dan Busur Panah Kian, ayahanda. Kalau begitu aku bersama yunda Rara Santang pamit duluan. Assalamualaikum. Sampurasun" ucap Raden Kian Santang dengan cepat sambil menarik tangan yundanya Rara Santang.

Kemudian mereka berdua lari meninggalkan semuanya, hingga membuat tanda tanya bagi semua orang.

"Waalaikumsalam" semua yang muslim

KISAH CINTA RADEN KIAN SANTANG DAN NYIMAS DEWI RENGGANISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang