026 Petir

427 30 4
                                    

Saat ini prabu Siliwangi, Nimas Rara Santang, dan Nimas Dewi Rengganis telah sampai di balai room istana Pajajarn dan disambut semua orang yang berada di istana Pajajaran.

"Apa yang terjadi dengan putriku Rara Santang kanda prabu?" tanya Ratu Subang Laang yang penasaran akan ke adaan putrinya Rara Satang.

"Putri kita baik-baik saja dinda, lalu dimana putraku Kian Santang mengapa ia tidak ada disini?" tanya prabu Siliwangi yang tidk melihat putra kesayangannya.

"Ananda disini ayahanda. Ananda akan menyamar sebagai Raden Gagak Lumayun putra angkat ibunda Subang Larang sampai ananda puas mengerjai yunda Rara Santang." Ucap Raden Gagak Lumayung atau Raden Kian Santang.

"Baiklah putraku." Ucap prabu Siliwangi yangmasih membopong nimas Rara Santang, dan Nimas Dewi Rengganis hanya menonton disebelah prabu Siliwangi.

"Biar ananda saja yang membopong yunda Rara Santang ayahanda." Mohon Raden Gagak Lumayung kepada ayahandanya prabu Siliwangi.

"Silahkan putraku, lebih baik samua beristirahat. Putraku Kian Santang tolong kau antar nimas Dewi Rengganis ke wisma samping yundamu Rara Santang." Ucap prabu Siliwangi sambil menyerahkan Rara Santang ke gendongan Raden Gagak Lumayung.

"Mari nimas." Ucap Raden Gagak Lumayung tanpa mengalihkan pandangan kepada yundanya Rara Santang.

"Mari Raden." Ucap nimas Dewi Rengganis. Setelah mendapatkan jawaban Raden Gagak Lumayung dan Nimas Dewi Rengganis meninggalkan balai room istana Pajajaran. Selama berjalan bersama tidak ada yang membuka suara sedikit pun, sampai mereka di wisma samping wisma Nimas Rara Santang.

"Kita telah sampai diwismamu nimas." Ucap Raden Gagak Lumayung menghentikan langkahnya begitu pula nimas Dewi Rengganis.

"Terimakasih raden." Ucap nimas Dewi Rengganis yang dialas anggukan kepala.

"Kalau begutu aku permisi. Assalamualaikum.." ucap Raden Gagak Lumayung melanjutkan langkahnya meninggalkan nimas Dewi Rengganis sendiriaan didepan wismanya.

"Waalaikumsalam.." jawab Nimas Dewi Rengganis.

"Kapan kau memaafkanku raden, maafkan aku raden Kian Santang karena telah membohongimu." Batin Nimas Dewi Rengganis sambil masuk kedalam wismanya.

***

Saat ini Raden Gagak Lumayung telah sampai di wisma yundanya Rara Santang. Setelah mengantarkan yundanya Raden Gagak Lumayung meninggalkan yundanya sendirian dan menuju wismanya sendiri untuk mengistirahatkan badannya yang lelah.

***

Keesokan harinya Raden Gagak Lumayung langsung melaksanakannya sebagai kewajibannya sebagai umat islam. Setelah selesai Raden Gagak Lumayung menuju halaman belakang istana untuk berlatih ilmu kanuragannya dan melatih ilmu perang yang harus disempurnakannya. Raden Gagak Lumayung berlatih dengan tekun sampai tidak menyadari kalau sedang diperhatikan oleh Nimas Dewi Rengganis dengan senyum manisnya. Setelah cukup lama Raden Gagak Lumayung beristirahat dibawah pohon, dan Nimas Dewi Rengganis menghampirinya dengan senyumannya.

"Raden!" panggil Nimas Dewi Rengganis membuat Raden Gagk Lumayung menolehkan kepalanya.

"Ada apa nimas?" tanya Raden Gagak Lumayung yang penasaran akan kedatangannya menemuinya.

"Apa kita bisa berlatih bersama?"tanya Nimas Dewi Rengganis yang dibalas senyum tipis Raden Gagak Lumayung.

"Tentu nimas. Keluarkanlah belati petir aku akan membantumu mengendalikannya." Ucap Raden Gagak Lumayung.

"Baiklah raden, Bismillah.." ucap Nimas Dewi Rengganis sambil melakukan gerakan mengeluarkan belati petir dari dalam tubuhnya. Setelah berada di gengamannya Raden Gagak Lumayung langsung memintanya.

"Sini nimas aku tunjukkan cara menggunakan belati petir itu." Ucap Raden Gagak Lumayung.

"Silahkan raden." Ucap Nimas Dewi Rengganis sambil memberikan balati petir kepada Raden Gagak Lumayung.

Raden Gagak Lumayung menunjukkan bagaimana cara menggunakan belati petir dengan benar dan serius, sehingga mampu membuat petir menyambar dengan dahsyat diatas langit Pajajaran. Nimas Dewi Rengganis terkejut akan kekuatan belati Petir itu, sebelumnya kekuatannya tidak sedahsyat ini.

***

Saat ini prabu Siliwangi dan seluruh keluarganya sedang berada dibalai room istana, kecuali Nimas Rara Santang. Tapi semua orang dikejutkan dengan suara petir yang begitu dahsyat.

"Apa yang terjadi, kenapa suara petir begitu dahsyat?" tanya prabu Siliwangi yang penasaran apa yang terjadi.

"Hamba tidak tahu gusti prabu, suaranya berasal dari halaman belakang istana." Ucap syekh Nurjati yang mendengar asal suara petir itu.

"Mari kita cek bersama." Ucap prabu siliwangi sambil berdiri dari singgasananya diikuti yang lainnnya menuju halaman belakang istana Pajajaran.

***

Setelah selesai menujukkan cara menggunakan balati petir Raden Gagak Lumayung menghampiri Nimas Dewi Rengganis yang terus melihatnya.

"Begini nimas, silahkan nimas mencobanya." Ucap Raden Gagak Lumayung kepada Nimaas Dewi Rengganis sambil memberikan belati petir kepadanya.

"Terimakasih Raden, aku akan mencobanya." Ucap Nimas Dewi Rengganis sambil mencoba menggunakan belti petir seperti yang ditunjukkan Raden Gagak Lumayung tadi. Yang membuat nimas Dewi Rengganis bingung kenapa kekuatannya begitu dahsyat tidak seperti yang ditunjukkan Raden Gagak Lumayung tadi. Petir semakin bergemuruh begitu dahsyat melebihi suara petir yang tadi .

Raden Gagak Lumayung dan Nimas Dewi Rengganis tidak menyadari bahwa sedari tadi mereka telah diperhatikan oleh seluruh keluarga istana Pajajaran.

Prabu Siliwangi dan keluarga terkejut akan kekuatan belati yang berada ditangan Nimas Dewi Rengganis.

"Belati itu, bukankah sudah hilang dari tanah pasundan, bagaimana bisa putraku Kian Santang dan nimas Dewi Rengganis mendapatkan belati itu." Batin prabu Siliwangi

"Belati apa itu kekuatannya sungguh dahsyat." Batin Syekh Nurjati dan senopati Anggapati

"Belati itu sungguh Dahsyat." Batin Gagak Ngampar, Walangsungsang, dan Surawisesa

"Kekuatannya sungguh dahsyat belati itu." Batin Ratu Ambet Kasih, Subang Larang, dan Kentring Manik

"Kita sudahi dulu latihannya nimas, kau telah menguasai belati petir tingkat satu." Ucap Raden Gagak Lumayung yang melihat Nimas Dewi Rengganis sudah kelelahan.

"Baiklah raden, memangnya belati petir terdiri dari berapa tingkatan?" tanya Nimas Dewi Rengganis yang penasaran.

"Belati petir memiliki tiga tingkatan kita lanjutkan besok saja." Ucap Raden Gagak Lumayung yang dibals anggukan kepala. Setelah memutuskan istirahat Nimas Dewi Rengganis memasukkan kembali belati petir kedalam tubuhnya.

Setelah memasukkan belati peti kedalam tubuh Nimas Dewi Rengganis. Raden Gagak Lumayung dan Nimas Dewi Rengganis membalikkan badan dan mereka terkejut akan kedhadiran prabu Siliwangi dan seluruh keluarga Pajajaran berada dihadapannya, buru-buru Raden Gagak Lumayung dan Nimas Dewi Rengganis menghampiri.

"Ada hal penting apa yang membuat ayahanda datang kesini?" tanya Raden Gagak Lumayung yang penasaran akan kedatangan semua keluarga Pajajaran.

"Dari mana kau dapat belati itu putraku?" tanya prabu Siliwangi yang diangguki semua orang.

"Aku mendapatkan belati itu dari kakek-kakek tua, ia menyuruhku memberikan belati itu kepada seorang gadis yang pertama kali kutemui setelah sampai ditanah pasundan yaitu Nimas Dewi Rengganis. Sebaiknya kita kembali ke dalam ayahanda prabu, aku sudah tidak sabar menemui yunda Rara Santang." Jelas Raden Gagak Lumayung yang menjawab penasaran seluruh keluarga.

"Baiklah putraku." Ucap prabu Siliwangi yang diangguki semua orang. Setelah mendapat jawaban semua masuk kedalam istana pajajaran.

***

KISAH CINTA RADEN KIAN SANTANG DAN NYIMAS DEWI RENGGANISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang