023 Pajajaran

349 25 1
                                    

Saat ini Raden Kian Santang telah keluar dari portal dan sampai digerbang istana Pajajaran. Perajurit penjaga membungkukkan badannya.

"Hormat hamba Raden Kian Santang." Ucap kedua perajurit penjaga sambil membungkukkan badan.

"Berdirilah paman." Ucap Raden Kian Santang

"Baiklah raden. Selamat datang kembali Raden Kian Santang di istana Pajajaran." Ucap salah satu penjaga.

"Kalau begitu aku masuk dulu paman, Sampurasun." Ucap Raden Kian Santang dengan senyuman.

"Rampes Raden." Ucap kedua perajurit penjaga. Setelah mendapatkan jawaban Raden Kian Santang berjalan masuk kedalam istana, lebih tepatnya masuk kedalam wismanya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Raden Kian Santang berganti pakaian memakai pakaian pemberian para pangeran dan putri tempo hari. Setelah berganti pakaian Raden Kian Santang berjalan menuju balai room.

***

Saat ini didalam balai room Pajajaran sedang membahas penyerangan yang terjadi terhadap kerajaan pajajaran.

"Sudah dua kali Pajajaran kalah menjaga keamanan istana Pajajaran, Syekh Nurjati dan Senopati Anggapati latihlah para perajurit." Ucap prabu Siliwangi dengan tegas

"SANDIKA GUSTI PRABU!!" ucap syekh Nurjati dan Senopati Anggapati.

Tiba-tiba ada seorang perajurit masuk kedalam balai room, setelah sampai perajurit itu langsung berludut dihadapan prabu Siliwangi.

"Hormat hamba gusti prabu!" ucap perajurit yang masih berlutut dihadapan prabu Siliwangi.

"Katakan perajurit, ada apa?" tanya prabu Siliwangi kepada perajurit didepannya yang masih bersimpu dihadapannya.

"Raden Kian Santang telah kembali gusti prabu." Ucap perajurit yang masih bersimpu.

Ucapan perajurit itu mampu membuat semua orang bahagia, terutama prabu Siliwangi. Tak lama setelah mengucapkan itu Raden Kian Santang masuk kedalam balai room dengan pakaian yang sangat indah dan berkilau, apalagi mahkotanya sungguh sangat berkilau membuat semua orang terkejut.

"Hormatku ayahanda prabu!" ucap Raden Kian santang sambil memberi hormat kepada ayahandanya, prabu Siliwangi.

"Duduklah putraku." Ucap prabu Siliwangi yang dituruti Raden Kian Santang.

"Raden Kian Santang mengapa patih Dwipangga menghentikan pertempuran tempo hari, setelah melihat pedang yang tertancap ditengah pertempuran, yang kami ketahui itu pedangmu Raden. Pedang apakah itu, raden?" tanya Syekh Nurjati yang diangguki semua orang.

"Namanya pedang Felix, pedang pemberian prabu Antariksa empat setengah tahun lalu, setelah aku membantu melawan para pemberontak. Patih Dwipangga menghentikan pertarungan karena ia mengenal pedang felix, karena pedang felix selalu dibawa kemana-mana oleh prabu Antariksa dalam setiap pertempurannya." Jelas raden Kian Santang

"Lalu dimana yundamu Rara Santang, putraku Kian Santang?" tanya Ratu Subang Larang tang tidak melihat putrinya.

"Yunda Rara Santang pergi ke kerajaan Majapahit bersama gusti prabu Antariksa dan patih Dwipangga, ibunda." Jawab Raden Kian Santang membuat yang lainnya terkejut setelah mendengar ucapan Raden Kian Santang.

"Mengapa Nimas Rara Santang pergi kekerajaan Majapahit Radet?" tanya Anggapati dan diangguki yang lain.

"Yunda Rara santang pergi ke Majapahit untuk menemani gusti prabu Antariksa dan patih Dwipangga untuk menemui gusti prabu Brawijaya di istana Majapahit. Aku menyuruh yunda Rara Santang untuk ikut bersama gusti prabu Antariksa dan patih Dwipangga, karena aku tak ingin terjadi kesalah pahaman antara Kumparan Putih dan Majapahit. Dan aku kembali ke Pajajaran untuk menjemput ayahanda prabu untuk menyusul yunda Rara Santang, prabu Antariksa, dan patih Dwipangga menuju istana Majapahit." Jelas raden Kian Santang

"Mengapa ayahanda harus ke Majapahit putraku Kian Santang?" tanya prabu Siliwangi

"Begini ayahanda, prabu Antariksa ingin menyelesaikan masalah antara Pajajaran dan Kumparan Putih, berhubung Nyi Rompang ditahan oleh prabu Brawijaya dikarenakan membatalkan hukuman mati patih Nirwana dan senopati Agra tempo hari. Maka dari itu prabu Antariksa akan menyelesaikan masalahnya dengan Pajajaran di kerajaan Majapahit dan prabu Antariksa juga akan meminta hukuman yang berat kepada prabu Brawijaya, dikarenan Nyi Rompang telah mempermainkan prabu Antariksan dan mengadu domba kerajaannya dengan Pajajaran." Jelas Raden Kian Santang

"Baiklah putraku, kapan kita akan berangkat menuju Majapahit?" tanya prabu Siliwangi dengan tegas.

"Sekarang juga ayahanda prabu." Ucap Raden Kian Santang dengan tegas dan berwibawah.

"Baiklah putraku." Ucap Prabu Siliwangi dengan tegas. Ucapan prabu Siliwangi membuat Raden Kian Santang berdiri dari tempat duduknya.

"Bismillahirrohmanirrohim.." ucap Raden Kian Santang seraya melakukan gerakan mengeluarkan Pedang Felix dari dalam tubuhnya. Dan muncullah Pedang Felix yang sudah berada didalam genggaman tangannya. Membuat yang lain terkejut dan penasaran kenapa Raden Kian Santang mengeluarkan pedang pusakanya.

"Mengapa putraku Kian Santang mengeluarkan pedang, padahal tidak dalam keadaan bahaya, apa yang akan ia lakukan." Batin Prabu Siliwangi, Ratu Ambet Kasih, Subang Larang, dan Kentring Manik.

"Apa yang akan dilakukan Rayi Kian Santang." Batin Gagak Ngampar dan Walangsungsang

"Apa yang akan dilakukan Rayi Kian Santang." Batin Surawisesa

"Apa yang akan dilakukan Raden Kian Santang, mengapa ia mengeluarkan pedang." Batin syekh Nurjati dan senopati Anggapati.

"Bismillahirrohmanirrohim.." ucap Raden Kian Santang seraya menancapkan pedang felix ketanah, dan muncullah sebuah portal. Setelah portal muncul Raden Kian Santang memasukkan kembali pedang felix kedalam tubuhnya. Setelah memasukkan pedang felix kedalam tubuhnya Raden Kian Santang membalikkan badannya menghadapa ayahandanya yang masih terkejut sama seperti yang lainnya.

"Mari ayahanda kita masuk kedalam portal itu." Ucap Raden Kian Santang sambil menunjuk portal yang telah ia buat.

"Portal apa itu rayi?" tanya Raden Gagak Ngampar yang diangguki yang lainnya.

"Portal itu akan mengantarkan kita menuju istana Majapahit, kalau begitu aku mohon pamit. Assalamualaikum.. Sampurasun.." ucap Raden Kian Santang sambil berjalan masuk kedalam portal.

"Waalaikumsalam.." ucap Ratu Ambet Kasih, Subang Larang, Raden Gagak Ngampar, Walangsungsang, dan Syekh Nurjati.

"Rampes.." Ucap semua orang

"Putraku jaga istana Pajajaran, ayahanda percayakan keamanan istana pajajajaran kepada kalian semua, aku mohon pamit, sampurasun.." ucap prabu Siliwangi sambil berjalan menuju portal, dan masuk kedalam portal, seketika portal menghilang dari hadapan semua orang.

"Rampes.." ucap semua orang.

***

KISAH CINTA RADEN KIAN SANTANG DAN NYIMAS DEWI RENGGANISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang