Keesokan harinya, Rose kembali ke sekolah setelah merasa membaik. Seperti hari-hari biasanya, Jaehyun dan Rose tetap berusaha tidak menunjukkan bahwa mereka berdua telah menikah di sekolah.
Seakan-akan disadari oleh seisi sekolah, kini Jaehyun dan Rose sudah jarang berulah ataupun bertengkar lagi. Sekolah jauh lebih tenang, tapi mereka berdua jarang terlihat bersama pula. Rose menghela nafasnya sambil meregangkan tubuhnya yang pegal karena beberapa jam pelajaran terus menerus duduk di dalam kelas.
Jungwoo yang berada di kelas yang sama dengan Rose itu menatap sang puan dari kejauhan. Kemarin kalau tidak salah, Rose tidak masuk karena sakit. Apakah waktunya sudah dekat? Hanya Jungwoo dan Tuhan yang mengetahuinya.
Rose bangkit dari kursinya lalu berjalan menuju pintu belakang, hendak keluar dari kelas untuk pergi menuju kantin. "Rose." panggil Jungwoo, membuat Rose berhenti tepat di belakang kursi Jungwoo yang berada di sebelah pintu belakang.
"Hm? Kenapa Woo? Lo gak istirahat ke kantin?" tanya Rose.
Jungwoo menoleh ke arah Rose, tersenyum. "Oh, enggak."
"Lo kemarin sakit, ya?" tanyanya.Rose mengangguk dengan ekspresi manisnya itu. "Iya, Woo. Cuma udah gak papa, kok. Udah mendingan. Kayaknya kecapean dan butuh istirahat aja." jawabnya.
"Oh, syukurlah."
"Sebenernya gue ada yang mau diomongin sama lo, tapi kayaknya bakal panjang banget." ungkap Jungwoo."Hm? Omongin sekarang aja, gak papa!" seru Rose yang tidak suka menunda-nunda suatu hal itu.
Jungwoo menggeleng sambil menghela nafasnya, lalu memutar tubuhnya, menulis sesuatu pada kertas yang baru saja ia robek dari buku catatan miliknya, lalu memberikannya kepada Rose. "Mending lo istirahat dulu, makan yang banyak."
"Untuk sekarang, gue ngasih ini dulu aja ke lo, oke? Sisanya kita omongin nanti kalau ada waktu yang lebih tepat." jawab Jungwoo."O-Oh...Oke..." gumam Rose, menerima kertas dari Jungwoo.
Melanjutkan perjalanannya menuju kantin, Rose diam-diam membuka kertas robekan yang ada ditangannya, di tengah-tengah gerombolan murid yang hendak pergi ke arah yang sama dengannya.
'18 months, for an infinity, and to be reborn again.'
Itu yang tertera di dalam robekan kertas tersebut. Rose hanya menunjukkan ekspresi bingung dan penasaran apa yang dimaksud oleh Jungwoo. "ROSIEEE AYO CEPETAN!!! KEBURU ANTRI!!" seru Jennie yang berlari ke arahnya, lalu menariknya menuju kantin.
Delapan belas bulan, untuk waktu yang tidak terbatas, dan untuk dilahirkan kembali.
Sesampainya di kantin, kebetulan sekali. Rose mengantri di sebelah Jaehyun. Setelah hampir sekitar 5 jam tidak berinteraksi, akhirnya mereka dipertemukan kembali. Tapi hanya ada keheningan di antara keduanya. Sementara Jennie, Lisa, dan Jisoo yang mengantri di sebelah Rose hanya bisa menahan tawa mereka sambil senyum-senyum.
"Tumben sepi, ya. Biasanya ada lagu kalo istirahat." ucap Jennie, tiba-tiba.
"Oh, harusnya si Namjoon yang hari ini siaran di radio sekolah, cuma dia gak masuk." jawab Jisoo.
"Yahhh, sayang banget. Padahal biasanya Namjoon suka nyetel lagu-lagu romance gitu." celetuk Lisa.
Jaehyun yang berdiri di sebelah Rose itu merundukkan kepalanya sedikit ke arah Rose, berbisik. "Apa gak cape temenan sama mereka?" tanyanya.
"Kalo orang bisa di loakin sih udah gue loakin dari dulu." bisik Rose. Untuk yang tidak tahu apa maksud Rose, loak atau 'loakin' artinya menjual barang yang sudah dipakai atau menjual barang bekas di pasar atau cuci gudang. Ya, kalau bisa dijual di tempat barang bekas, Rose sudah menjual 3 orang sahabatnya itu dari dulu.
"Hari ini lo ada basket?" tanya Rose.
"Ada. Nanti pulang sekolah latihan basket dulu." jawab Jaehyun.
"Oh." respon Rose.
Tanpa disadari beberapa orang yang ada di sekitarnya ikut mendengar percakapan diantara mereka yang kelewat santai itu. Biasanya jika mereka berdua berinteraksi, yang muncul hanyalah pertikaian dan pertengkaran.
"Lo berdua udah akur apa gimana? Jadi gue bisa hidup dengan tenang atau ternyata pertanda kiamat, nih?" celetuk Johnny yang berdiri di sebelah Jaehyun.
Yuta menyikut Johnny yang ada di sebelahnya. "John kemarin gue lupa ikut berdoa sama Ibu gue, lagi. Kalo Tuan Jung Jaehyun sama Nona Roseanne Park sudah berdamai begini apakah matahari akan terbit dari barat?" ucap Yuta.
"Katanya siang jadi gelap malam jadi terang sih, Bang. Siap-siap aja minta maap dulu sama mantan-mantan lo mulai dari sekarang." kata Mark yang berdiri di sebelah Yuta.
Rose menghela nafasnya, menepuk pundak Jaehyun. "Temen lo jauh lebih aneh." komentarnya.
Selesai mengantri untuk mendapatkan makan siang masing-masing, Jaehyun dan Rose tentu saja berpisah untuk bergabung dengan kelompok pertemanannya sendiri. Namun dari kejauhan, Rose melihat Jungha yang bergabung dengan teman-teman Jaehyun.
Baru saja hendak duduk, karena hal itu Rose langsung membawa nampan makanannya menuju kursi tempat Jaehyun dan teman-temannya berada, lalu menyelak di tengah antara Jaehyun dan Byun Jungha. Jaehyun sontak langsung menoleh, begitu pula Jungha.
"R-RO-SE!" panggil Lisa dari kejauhan dengan suara lantangnya, membuat semua perhatian kini tertuju ke arah Lisa dan juga Rose yang dengan tenangnya duduk di samping Jaehyun, dengan sisi tubuhnya yang menempel dengan sisi tubuh Jaehyun.
Rose menoleh ke arah Jungha yang menatapnya dengan tatapan penuh kekesalan. "Kenapa? Kalo mau duduk mah, duduk aja. Ni kursinya yang beli bukan bapak lo ini, kan? Emang gue gak boleh duduk di sini? Boleh, kan?" celetuk Rose.
"Lo daritadi kenapa deh, Rose? Lo aneh."
"Biasanya lo gak mau nempel sama Jaehyun, ya. Kenapa tiba-tiba begini, dah?" komentar Johnny yang duduk di sebrang Rose."Lah gue sama Jaehyun udah kenal dari kecil, kok! Emang masalah, gitu? Kan dia temen main gue waktu kecil juga. Gue sama dia kenal lebih lama daripada lo kenal sama dia, daripada Jungha kenal sama dia juga." jawab Rose sambil mengunyah makanannya.
Jaehyun menghela nafasnya, "Yaudah makan aja, makan. Terserah dia mau duduk di mana." ucap Jaehyun, lalu menoleh ke arah Jungha. "Kalo lo mau tetep di sini, yaudah. Kalo lo mau ke tempat lain juga gak masalah. Kursi gak cuma satu." lanjutnya.
"Iyah, Jungha. Kursi gak cuma satu. Lo berdua juga udah putus, kan. Kenapa makannya sebelahan? Emang kalian berdua bestie?" ejek Rose yang pura-pura polos itu, menatap Jungha dengan tatapan tajam.
Tanpa diduga, tanpa adanya hal aneh yang terjadi, Jungwoo berjalan dan berhenti di lorong penghubung antara wilayah kelas dan kantin. Melihat Jungha yang berdiri terdiam menatap ke arah Rose, Jungwoo menghela nafasnya.
Perempuan itu. Bahkan setelah beberapa kehidupan, dia tetap menginginkan hal yang sama dan tidak bisa menyadari hal yang sudah ditakdirkan untuknya. Dengan pasti, Jungwoo melanjutkan langkahnya, mendekat ke arah pusat perhatian itu.
"Eh, kenapa ni?" tanya Jungwoo sebagai pembuka.
Semuanya menoleh ke arahnya. "Oi Woo! Dari mana aja lo? Lo gak makan?" tanya Yuta dengan pipi gembulnya karena mengunyah makan siang.
Jungwoo menggeleng sambil tersenyum dengan wajah tampan titisan Tuhan miliknya itu. "Nggak. Gue nyari-nyari Jungha. Ternyata di sini."
"Ada yang nyariin lo, katanya ada urusan sama lo. Udah ditungguin daritadi di perpustakaan." ucap Jungwoo."Bilangin gue mau makan dulu." jawab Jungha.
"Sekarang."
"Dia maunya sekarang." respon Jungwoo dengan tatapan yang menusuk Jungha, mengisyaratkan bahwa Jungha tidak memiliki kesempatan untuk menolaknya. Jungha harus pergi dengan Jungwoo sekarang.Jungha menghela nafasnya, "Bawa aja makanan lo." ucap Jungwoo yang berjalan terlebih dahulu, lalu diikuti Jungha di belakangnya.
Sementara itu Jaehyun kini menatap dengan tatapan aneh ke arah Rose, seakan-akan tatapannya itu berkata, 'Lo hari ini kenapa, deh?'
Rose tersenyum sambil terkekeh ke arah suami gelapnya itu, menepuk-nepuk punggung sang tuan yang terheran. "Makan yang banyak ya, bestie. Kalo kurang ambil aja punya gue." ucapnya dengan gembira.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD RING
FanfictionMetamorphobics, 2020 - 2024. Dalam tradisi Tiongkok, pernikahan hantu adalah pernikahan di mana salah satu atau kedua belah pihak meninggal. Bentuk lain dari pernikahan hantu dipraktekkan di seluruh dunia, terutama di Prancis sejak tahun 1959. Asal...