Sepasang sosok, perempuan dan lelaki yang mengenakan setelan jas dipadupadankan dengan kacamata hitam itu menatap ke arah 1 foto yang terpajang, diantara 2 makam yang bersebelahan.
"Sudah selesai,"
"Ceritanya. Cerita mereka." ucap Jungha.Sementara Sang Lelaki menatap ke arah dua orang anak kecil yang sedang duduk berdua tak jauh dari taman pemakaman itu. "Bukan, bukan cerita mereka. Tapi peran kamu di cerita mereka." jawab Jungwoo.
Jungha menghela nafasnya, mengeratkan pelukannya pada lengan Jungwoo, lalu menyandarkan kepalanya pada pundak Jungwoo. Penampilan mereka berdua nampak agak berbeda. Beberapa tanda penuaan di wajah mereka mulai muncul, dan beberapa helai rambut berwarna putih mulai muncul pada rambut mereka.
"Kalau mereka berdua akan selalu hidup,"
"Apa kita juga, Jungwoo?" tanya Jungha.Jungwoo menyandarkan kepalanya pada kepala Jungha, menatap ke arah dua makam yang ada dihadapan mereka. "Nggak, Jungha. Kita gak akan lahir lagi. Kita berdua harus bertanggung jawab atas segala hal yang sudah kita lalui selama ini di dunia berikutnya." jawab Jungwoo.
Sebuah senyuman terukir pada wajah Jungha. Ia menatap ke arah Jungwoo, lalu membuka kacamata hitam yang ia kenakan. Mereka berdua menatap ke arah dua anak kecil yang sedang duduk di kursi taman tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Sungchan! Winter!" seru Jungha, memanggil dua bocah yang sedang asyik berbincang di kursi taman.
Keduanya langsung turun dan berlari ke arah Jungha dan Jungwoo. "Kasih sayang kamu kepada ruh Pangeran Jung Hyun pada akhirnya dapat kamu salurkan sepanjang masa sebagai seorang Ibu yang melahirkan Sungchan." ucap Jungwoo dengan senyuman, merangkul erat Jungha.
"Mama! Mama! Katanya Winter, besok dia sudah balik lagi ke Amerika! Sungchan sedih banget huhuuuuu" rengek sang bocah bernama Sungchan, putra dari Jungha dan Jungwoo.
"Tapi kan dari kemarin Sungchan mainnya sama Winter terus? Main sama Mama Ayah kapan?" tanya Jungwoo kepada putranya yang memeluk erat kedua kaki Sang Ibu.
Tangisan kini pecah pada wajah Sungchan, "Sungchan bosen, Ayah! Mama sama Ayah kan di rumah terus sama Sungchan! Kalo Winter kan sama Mommy Daddy-nya terus di Amerika!" rengeknya.
"Sungchan berisik deh, nangis terus. Kuping aku gatel jadinya." komentar sang bocah bernama Winter itu. Jungwoo terkekeh mendengar ucapan Winter, membuatnya menoleh ke arah Jungha yang kini menggendong putra mereka itu.
"Mirip, ya?" tanya Jungwoo.
Jungha tertawa pelan, mengangguk. "Mirip. Mirip banget kayak sifat Putri Baek Xu dan Roseanne. Gak ada bedanya." jawab Jungha.
"Astaga, maaf banget ya, Jungwoo! Jungha! Ini barusan tasnya Winter ketinggalan di kamar mandi!" seru seorang perempuan yang berjalan sambil membawa tas berbentuk hati berwarna merah.
Jungwoo tertawa pelan, "Haha! Gak apa, Kak Krystal. Lagi pula dia daritadi main sama Sungchan juga." jawabnya.
Winter terkejut ketika melihat sosok lain yang ada di belakang Ibunya, yang sedang mendengus kesal hendak mengejarnya. "WINTER!!! KATA DADDY JUGA APA!!!! KALO BARANG ITU DIJAGA BAIK-BAIK!!!" omel Sang Ayah.
"HUAAAA DADDY KALO DI KUBURAN JANGAN MARAH-MARAH, DADDY! NANTI OM JAEHYUN SAMA TANTE ROSEANNE MARAH!!!" rengek Winter yang langsung memeluk Krystal, Ibunya.
Sejujurnya, Jae tidak bisa marah kepada putrinya. Winter, putrinya itu sangat mengingatkannya terhadap adik kandungnya, Roseanne. "Kamu jangan berisik apa. Gak sopan teriak-teriak di kuburan." omel Krystal kepada Jae, sambil menggendong Winter.
Sebelum Winter dan Sungchan lahir, Roseanne dan Jaehyun sudah terlebih dahulu meninggalkan dunia. Tanpa sepengetahuan dan dugaan Jungwoo, nyatanya Jaehyun terlahir kembali sebagai putra dari Jungwoo dan Jungha, Sungchan, dan Roseanne terlahir kembali sebagai putri dari Jae dan Krystal, Winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD RING
FanfictionMetamorphobics, 2020 - 2024. Dalam tradisi Tiongkok, pernikahan hantu adalah pernikahan di mana salah satu atau kedua belah pihak meninggal. Bentuk lain dari pernikahan hantu dipraktekkan di seluruh dunia, terutama di Prancis sejak tahun 1959. Asal...