19 : New Agreement

2.3K 283 27
                                    

Kini Jaehyun sedang menghela nafasnya sambil bersandar ke ujung pintu kamarnya, melihat Rose yang membawa satu box besar berisi barang-barangnya ke dalam kamar Jaehyun yang lebih besar daripada kamar Rose.

"Ini namanya pindah kamar, Rose. Bukan tidur sama gue." tegur Jaehyun.

Rose terkekeh iseng, "Sama aja. Soalnya kamar utamanya kamar lo, kan. Kamar gue kamar tamu. Huek. Gak adil." jawabnya.

"Kenapa lo tiba-tiba mau sekamar sama gue, deh? Nanti kalo Abang lo tau gimana? Gue harus ngasih pembelaan kah?" ucap Jaehyun yang sangat tahu bahwa Jae, Kakak laki-laki dari Rose itu sangat protektif terhadap adiknya. Bahkan menitipkan Rose kepada Jaehyun pun dia tidak sepenuhnya percaya dan sering menelpon Rose setiap harinya.

Rose terdiam berpikir, "Lo bisa berantem, gak?" tanyanya.

"Ya...gak tau...gak pernah di coba kalo berantem beneran...selain Judo?" jawab Jaehyun.

Seketika wajah Rose langsung merekah, "Nah! Aman udah tenang aja, Abang gue gak bisa berantem, bisanya ngegenjreng gitar sama ngebacot aja. Lo menang, pasti. Paling nanti luka-luka dikit lah, dilempar sendal." kata Rose dengan santainya.

"Pala lo menang,"
"YA SAMA AJA GUE DIJADIIN BENTENG SAMA LO?!" omel Jaehyun.

"Loh, itu namanya teamwork. Kan kita suami istri, ya. Serumah juga, membangun rumah tangga bersama. Jadi kalo ada masalah ya lu maju, gua tim hore." jelas Rose dengan penuh percaya diri, sambil merapihkan barang-barangnya yang kini hendak menyatu dengan barang-barang Jaehyun yang lainnya.

Jaehyun hanya menghela nafasnya, menatap punggung Rose yang sedang sibuk sendiri. Rose menoleh, merasakan sebuah tatapan tajam mendarat ke arahnya. "Apa lo? Gak suka?"
"Keluar sono kalo gak suka." ucapnya, nyolot.

"Yang ada lo yang keluar, ni kamar gue kenapa lo tiba-tiba nomaden habitatnya ke sini-sini?" jawab Jaehyun.

"Kalo tiba-tiba gue mati di dalam tidur sendirian di kamar, gimana? Terus lo gak tau, tiba-tiba ada bangkai gue di rumah ini dan gentayangan?!" omel Rose.

"Gak bakal terjadi, ya. Lo berisik soalnya. Nafas lo aja kedengeran dari radius dua meter." ucap Jaehyun, menghela nafasnya.

Rose berdecak kesal, "Gak sedih gitu, nanti gak punya istri?" tanyanya.

"Gapapa, jadi duda. Ntar nyari adek kelas." jawab Jaehyun tanpa berpikir.

PLAK!

Sebuah buku catatan mendarat tepat pada wajah tampan Jaehyun. "Kalo bisa gue ulek jadi sambel, pala lo udah gue ulek jadi sambel, Jaehyun." grutu Rose.

"Iya deh, lo makan pake ayam sama nasi anget." ucap Jaehyun, keluar dari kamar dan berjalan turun ke lantai dasar menuju ruang tengah.

Rose langsung lari keluar hendak menghampiri. Namun pada akhirnya dia berhenti di balkon dekat tangga, "LO MAU KE MANA?! MAU PARTY NYARI ISTRI BARU, HAH?!" teriaknya.

"BERISIK BANGET!"
"MAU NGAMBIL PESENAN MAKANAN, LO MAU MAKAN GAK?!" omel Jaehyun yang tidak terima dituduh oleh Rose.

"AWAS AJA LO KALO GODAIN TUKANG DELIVERYNYA!"

"YA LO MIKIR AJA GUE GODAIN ABANG-ABANG DELIVERY?!" teriak Jaehyun kesal yang kini berjalan menuju pintu utama. Ketika ia membuka pintunya, sudah ada sosok lelaki yang bekerja sebagai pengantar makanan itu.

Abang delivery hanya bisa tersenyum, "Agak rame ya Mas, rumahnya. Tadi kedengeran sampe luar soalnya, hehe." komentarnya.

"Haha, iya. Peliharaan saya emang suka rewel kalo ada orang asing masuk pekarangan rumah." jawab Jaehyun yang mengambil tas belanjaan berisikan makanan yang ia dan Rose pesan beberapa waktu lalu.

BLOOD RINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang