No Longer A Prisonner

702 60 0
                                    

"Benedict!"

Sipir penjara itu berulang kali mengetukkan tongkat jaganya ke jeruji penjara, sembari matanya tidak berhenti mengedar, menatap satu per satu narapidana yang sedang berada di lapangan penjara Blackford.

"Benedict Cerg!" ulangnya. "Pengacaramu datang," lanjutnya, saat seorang pria dengan jenggot tak terurus mendekat padanya.

"Aku tidak ada jadwal bertemu dengannya."

"Bukan urusanku. Tapi pengacaramu ada di ruang tunggu."

Benedict menghela napas sebelum akhirnya mengikuti langkah sipir penjara. Di sana, di tengah ruang tunggu, Nyonya Cassie Frost, pengacaranya yang berumur lebih dari setengah abad, tersenyum menyambutnya.

"Aku ada kabar baik untukmu. Duduklah!"

Nyonya Cassie membuka tas kerjanya, kemudian mengeluarkan sebuah map dan mendorongnya ke depan tubuh Ben.

"Itu adalah keputusan pengadilan yang memberimu remisi 15 tahun, karena sikap baikmu selama di sini. Kau tahu artinya?"

"Besok aku akan keluar dari penjara ini," lirih Ben dengan tatapan yang masih fokus pada map di hadapannya.

"Benar. Tapi sepertinya kau tidak senang mendengarnya?"

"Apa selama menjadi pengacaraku, dirimu tidak sedikit pun memahamiku?" tanya Ben dengan senyum kecilnya.

"Jangan bertindak bodoh, Ben. Jangan sampai kau kembali ke penjara lagi. Setelah keluar dari sini, carilah pekerjaan dan hiduplah dengan baik."

"Statusku sebagai mantan narapidana tidak akan mengizinkan itu."

Nyonya Cassie mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan kiri Ben. Menepuknya pelan di sana, mencoba menyakinkan bahwa dirinya akan baik-baik saja setelah keluar dari penjara.

"Aku akan membantumu mencari pekerjaan yang cocok."

"Tidak perlu—"

"Aku memaksa," potong Nyonya Cassie. "Baiklah, aku harus pergi, masih banyak kasus yang harus aku urus. Ini, hubungi aku kapan saja." ujarnya lagi seraya memberikan kartu namanya.

"Anda baik sekali padaku."

"Ben, aku tahu kau adalah pemuda yang baik."

***

"Jangan kembali ke sini, dirimu terlalu baik untuk tinggal di tempat seperti Blackford ini."

Ben tersenyum pada sipir yang mengantarnya hingga ke pintu keluar penjara. "Aku tidak janji," sahut Ben, kemudian melangkah pergi meninggalkan penjara Blackford yang sudah memerangkapnya selama 15 tahun.

15 tahun adalah waktu yang lama untuk Ben menghabiskan masa mudanya di sana, untuk satu kesalahan yang dilakukannya demi membela sang Ayah. Ben tidak akan pernah menyesali apa yang telah dilakukannya pada para bajingan itu. Bajingan yang datang ke rumahnya di saat dirinya terlelap, kemudian menyeret ayahnya keluar rumah dan beberapa hari kemudian, Ben menemui ayahnya di penjara. Seolah kenyataan itu belum cukup buruk, dua minggu kemudian, Ben mendapat kabar bahwa sang Ayah meninggal bunuh diri.

Langkah Ben berakhir di depan sebuah rumah sederhana yang sudah lama tidak terurus. Rumput liar sudah hampir setengah tinggi tubuh Ben, juga tanaman liar yang merambat di tembok dan pagar. Ben sedikit mendorong paksa pagar itu, kemudian melangkah menuju bagian samping rumahnya dan menemukan sebuah kotak kayu yang sudah lapuk. Dibukanya kotak itu dan Ben mengambil sebuah anak kunci pintu untuk masuk ke rumah.

Masih seperti dulu, seperti saat terakhir dia melihatnya.

Ben menarik kain-kain putih yang menutupi perabot rumahnya dan langsung duduk di salah satu sofa. Pandangannya jatuh pada sebuah bingkai foto berdebu yang kain penutupnya terjatuh. Di foto itu, Ben tersenyum di samping sang Ayah dan memamerkan ikan hasil pancingannya dari danau—itu adalah foto terakhirnya bersama Ayah. Betapa kerasnya Ben berusaha mengenyahkan semua kenangan bersama sang Ayah, kenangan itu justru semakin menyeruak masuk ke dalam alam pikirannya. Betapa keras pun Ben menuruti nasihat Nyonya Cassie, tapi hatinya masih menyimpan dendam pada semua orang yang menyebabkan hidupnya berakhir seperti sekarang.

Pengawal Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang