Ella pikir, hari-harinya akan kembali tenang setelah berhasil menyingkirkan Max dari kehidupannya. Namun, kenyataannya adalah sebaliknya. Hampir setiap malam pikiran Ella dipenuhi oleh Max. Ella tidak pernah menyangka, bahwa peristiwa satu malam di pondok musim panas Softucker, begitu menghantuinya. Berulang kali Ella berusaha mengenyahkan bayangan tubuh serta sentuhan Max, tapi yang terjadi adalah Ella malah merindukannya, menginginkan pria itu untuk kembali menyentuhnya. Hampir setiap malam pula, Ella bertanya-tanya, apakah Max juga merasakan hal sama? Belum lagi dengan tingkah Grace yang setiap hari seperti kaset rusak, merengek untuk bisa datang ke rumah—sekedar untuk bertemu Max.
Hari-hari berlalu dan Ella menyadari, bahwa tidak hanya Grace yang ingin bertemu dengan Max, tapi juga dirinya sendiri. Seperti saat ini, Ella belum juga beranjak dari balik jendela kamarnya, karena hanya dari sanalah Ella bisa melihat Max yang sedang berada di pos jaga gerbang depan. Dari tempatnya itu, Ella bisa dengan sepuas hatinya memandangi Max, tanpa perlu beradu mulut dengannya.
"Berengsek!" maki Ella, ketika melihat Lupita menghampiri Max dengan sebuah kotak. "Dasar gadis murahan!" umpat Ella lagi.
Di bawah sana, pemdangan Lupita dan Max sedang bercengkerama, berhasil membuat emosi Ella tersulut. Sungguh kontras sekali sikap Max saat bersama Lupita, pria itu bersikap sangat ramah dan selalu menanggapi setiap omong kosong Lupita dengan senyuman. Sedangkan saat berhadapan dengan Ella, Max selalu memasang wajah menyebalkan, ditambah lagi dengan tatapan dan senyum meremehkan. Seolah-olah mengatakan bahwa Ella bukanlah siapa-siapa, selain gadis kaya yang manja.
"Kau belum bersiap-siap?"
Ella terkejut mendengar suara James yang tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu kamarnya.
"Satu jam lagi kita berangkat."
"Sudah kubilang, aku tidak berminat datang ke acara yang diadakan oleh keluarga Loshen. Lagipula, aku memang tidak dibutuhkan di sana, 'kan?"
"Jangan pura-pura bodoh, El. Kau tahu benar ada acara apa malam ini di rumah keluarga Loshen."
"Sudah berapa kali kubilang! Aku tidak berminat dengan urusanmu. Aku tidak akan membantumu mendapatkan muka di depan nenek atau keluarga Loshen. Kau sungguh licik, James. Kau menjualku, demi warisan dari nenek, 'kan?"
James tersenyum simpul dan menghela napas mendengar tuduhan Ella. Pria itu langsung berbalik meninggalkan kamar Ella setelah memberikan ultimatum, bahwa Ella harus sudah siap dalam waktu tiga puluh menit atau dirinya akan hidup tanpa uang sepeser pun selama dua bulan. Ella tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah James. Tentu saja setelah berteriak menyumpahinya.
Tidak berapa lama kemudian, Ella terlihat begitu memesona dengan gaun satin hitam yang membalut pas setiap lekuk tubuhnya. Lipstik merah di bibir penuh Ella dan sapuan make up tipis, semakin menegaskan wajah cantik putri dari keluarga Softucker itu. Langkahnya yang semula pelan, kini makin melambat saat tatapnya bertemu dengan milik Max yang sedang berdiri di depannya. Pria itu tersenyum, lalu dengan satu gestur mempersilakan Ella untuk masuk ke mobil dan duduk di sebelah James.
"Cantik."
Bulu kuduk Ella seketika meremang, ketika mendengar bisikan Max, sesaat sebelum Ella masuk ke mobil dan Max menutup pintu untuknya. Sungguh menggelikan, hanya dengan satu kata dan embusan napas hangat pria itu, mampu membuat Ella kelimpungan seperti sekarang ini. Gadis itu mati-matian menyembunyikan gemuruh bahagia yang seketika hadir memenuhi dadanya.
Cantik? Benarkah? Berkali-kali Ella menanyakan pada dirinya sendiri, bahwa dia tidak salah mendengar akan apa yang diucapkan Max beberapa saat lalu.
Dan sepertinya usaha dalam meredam gejolak di dadanya Ella harus runtuh, bahkan sebelum dia memulai, karena Max terus mencuri pandang padanya dari spion mobil. Kalau sudah begini, bagaimana mungkin Ella dapat meredam degup jantungnya yang menggila. Belum lagi ditambah pikirannya yang terus mengembara ke kejadian di pondok dan setiap senti bagian tubuhnya, masih mendambakan sentuhan Max!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengawal Nona Muda
RomansaBenedict baru saja memulai hidup barunya setelah keluar dari penjara. Mencoba hidup seperti orang-orang pada umumnya, tapi takdir membawanya bertemu dengan seorang gadis dari keluarga kaya yang memaksanya untuk menjadi bodyguard. ...