Softucker Mansion

67 8 10
                                    

Ben menikmati saat-saat seperti ini. Di mana seorang Radella terlihat gelisah, gusar, karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Hanya orang bodoh yang tidak bisa melihat perasaan Ella padanya. Meski Ben sendiri juga sebenarnya terlambat menyadari tanda-tanda itu. Tuhan benar-benar membantunya! Kini, Ben hanya perlu membuat Ella semakin menginginkannya, semakin bergantung padanya, dan tidak bisa tanpa dirinya. Kedengarannya terlalu berlebihan? Well, Ben tidak peduli dengan kenyataan itu.

"Kau pengawal baru?"

Seorang wanita paruh baya dengan rambut yang seluruhnya digelung, dan berpakaian sangat rapi yang menyambut Ella tadi, kini berbalik menatap Ben dengan ekspresi penuh selidik.

"Biasanya Dave dan Lucas yang mengantar nona kemari."

Ben mengatur ekspresinya agar tampak sedikit lebih ramah. "Ah, iya, aku pengawal baru. Max," ujar Ben memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya.

Wanita itu tersenyum dan menyambut jabat tangan Ben. "Aku Rosaline, kepala pelayan di sini," jelasnya, lalu berbalik hendak meninggalkan Ben. "Kau mau ke mana?" tanyanya pada Ben yang berjalan mengikutinya.

Ditanya seperti itu, tentu saja membuat Ben kebingungan. Apa terlihat aneh, bila seorang pengawal ingin berada di samping majikannya?

"Kau bisa menunggu nona di mobil, seperti yang biasa dilakukan Dave dan Lucas."

"Tapi—"

Satu tatapan sengit dan sikap tidak ramah langsung ditunjukan oleh Rosaline. Terlihat jelas bahwa wanita itu tidak suka dibantah. Namun, Ben tidak kehilangan akal, ia mengangguk patuh di depan Rosaline, tapi kenyataannya ia langsung menyelinap mencari jalan lain untuk mengetahui tentang siapa yang ditemui oleh Ella di rumah besar ini. Berbekal kenekatan—kalau tidak ingin disebut bodoh—Ben berjalan mengendap melewati celah di antara tanaman merambat, memanjat pagar di bagian samping, lalu merunduk hingga ia sampai di tempat yang cukup tersembunyi di balik rimbunnya tanaman, tapi masih dapat melihat nonanya.

Ella membelakanginya dan dari gestur tubuhnya sepertinya ia sedang menjelaskan sesuatu. Sesekali—meskipun samar—Ben bisa mendengar derai tawa Ella dan suaranya yang menceritakan tentang dirinya yang hampir tenggelam saat berkano. Ben sedikit bergeser, ia mencari tempat yang memberinya akses lebih jelas untuk melihat siapa lawan bicara Ella. Namun, sepertinya Ben sedang sial, karena sebuah pagar kayu yang tipis, tempat merambatnya tanaman tiba-tiba saja terjatuh karena tersenggol oleh tubuhnya. Membuatnya terlihat seperti seorang pencuri bodoh yang tertangkap basah di depan Ella, Rosaline, dan seorang wanita tua di kursi roda.

"Kau! Sedang apa di situ? Bukankah aku menyuruhmu untuk menunggu di mobil? Kau sungguh kurang ajar! Aku akan melaporkanmu pada Tuan James!" seru Rosaline kesal yang langsung mengambil ponsel di saku seragamnya. Namun, Ella menahan tangan Rosaline dan menggeleng sebagai isyarat bahwa itu semua tidak perlu.

Ben segera berdiri membenahi posisinya, lalu menghampiri Ella. Nonanya hanya tersenyum, lalu meminta Rosaline untuk membawa satu cangkir baru untuk Ben.

"Apa kau begitu tunduk perintah James? Sampai diam-diam menguntitku di sini?" cibir Ella. "Kupikir, kau sudah tidak lagi peduli padaku."

"Kau tidak memberitahuku di mana kita sekarang. Aku tidak mau ambil resiko, jika sesuatu terjadi padamu."

Ella menggeleng tidak percaya, lalu kembali duduk di sebelah wanita tua, yang Ben sama sekali tidak tahu siapa.

"Nana, James benar-benar tidak rugi menggajinya sebagai pengawalku. Dia benar-benar bisa diandalkan, termasuk merubuhkan tanaman kesayangan Nana."

Ben menatap Ella bingung, bergantian dengan wanita tua yang dipanggil Nana itu.

"Nana adalah nenekku, Max. Eden Softucker," lanjut Ella menjelaskan.

Pengawal Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang