2

21 13 5
                                    

Waktu pulang sekolah telah tiba. Reynand, Dania, Hana, Roy, dan Ken berjalan di koridor sekolah sambil menggendong tas masing-masing.

Ketika hendak menuruni tangga, Dania menghentikan langkahnya yang membuat Reynand dkk ikut menghentikan langkah nya juga.

"Kenapa?" Tanya Reynand.

"Kayaknya ada yang kelupaan deh," jawab Dania dengan tatapan kosong yang berusaha mengingat sesuatu.

Reynand mengernyit, perasaan semua barang dikelas sudah dimasukkan semua kedalam tas. Kebiasaan Reynand adalah selalu mengecek barang teman-temannya barangkali ada yang tertinggal di kelas. Lumayan kan menambah pahala? Dan juga sebagai antisipasi kalau ada tuyul jadi-jadian yang mengambil pulpen atau alat tulis lainnya.

"Tadi gue udah cek barang lo dikelas. Gak ada yang ketinggalan tuh aman-aman aja. Perasaan lo doang kali," kata Reynand.

"Bukan barang. Kalau hal ini kelupaan dan kelewat gue bisa sakit Rey." Ucap Dania dengan ekspresi khawatir.

Reynand membelalakan matanya. Sepenting itukah hal itu sampai-sampai jika terlupakan akan membuat Dania sakit? Tidak-tidak ini tidak bisa dibiarkan.

Reynand yang tadinya memasukkan tangannya kedalam saku celana sontak memegang bahu Dania dan menatap Dania khawatir. Hana, Roy, dan Ken menunggu ucapan Dania selanjutnya.

"Apaan itu? Cepet ngomong biar gue cariin gue gak mau sampe lo sakit."

"I-it-itu gue lupa belum makan dan sekarang gue laper. Cacing-cacing diperut gue udah demo pengen dikasih makan hehe..." jawab Dania dengan cengiran kuda.

Hana, Roy, dan Ken menepuk jidat mereka masing-masing dengan kurun waktu bersamaan, sedangkan Reynand tangan nya sudah melayang seakan-akan ingin mengacak-ngacak muka Dania yang nyengir tanpa dosa itu.

Dania tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Tidak salah kan kalau lupa makan ujung-ujungnya akan sakit? Dania memang memiliki penyakit Maag yang bisa kambuh jika dia telat makan, apalagi tadi ketika istirahat dia makan seblak. Ya meskipun pedasnya sedang, tetap saja itu bisa berpengaruh pada lambung nya.

"Yaudah kita ke kantin dan kita makan disana. Kebetulan gue juga laper," putus Reynand.

"Oke lah. Itung-itung ganjel perut sebelum makan lagi di rumah." Ucap Roy.

"Ternyata lo rakus juga ya jadi orang gila sih patut diacungi senjata!" Balas Ken.

"Kalau gue meninggoy gimana?"

"Ya meninggoy tinggal meninggoy gak usah ngerepotin orang. Udah jadi beban keluarga jadi beban temen pula. Sial amat hidup lo Roy!" Sambung Hana.

"Dahlah males mendingan eyke langsung capcus ke kantin daripada dengerin omongan dari orang-orang sengklek kayak kalian."

"KITA DEPAK LO DARI GANG ODGS!!!" teriak semuanya serempak.

.....

Sampai dikantin, Dania memesan nasi goreng, Reynand bakso, Roy, Ken, dan Hana memesan mie ayam dengan minuman es teh tanpa es.

Mereka memakan dengan lahap. Kantin sudah sepi hanya ada beberapa orang yang hadir disini. Entah itu hanya sekedar nongkrong atau memang kelaparan seperti mereka.

"Kok jantung gue debaran nya lebih kenceng dari biasanya ya?" Monolog Roy dengan nada penuh tanya.

Atensi Reynand, Dania, Ken, dan Hana langsung teralih pada Roy. Mereka takut Roy mati muda, mana selama hidup dia gak ada akhlak.

"Lo lagi jatuh cinta kali!" Sahut Hana.

"Mana ada dia jatuh cinta? Deket sama cewek aja gak pernah. Sebenernya banyak yang deketin dia tapi kebanyakan nya tante-tante girang." Ejek Ken.

"Anjir lo pedes amat mulut nya. Pengen gue potong tuh mulut pake gergaji mesin!" Jawab Roy.

Tiba-tiba Reynand berkata, "kayaknya jantung lo lagi tertekan makannya debaran nya lebih cepet."

Dania menggeplak kepala Reynand dan menjawab, "bukan tertekan ogeb! Jantung dia lagi dugem. Tuh liat ada lampu disco nya. Lagu nya ayayay mang joni tukang bajay."

Seketika semuanya tertawa karena mendengar lirik dari Dania. Kalian ingat telpon mainan yang biasa dipakai anak kecil zaman dulu? Mungkin itu yang ada dalam pikiran Dania.

Setelah puas tertawa, mereka melanjutkan acara makan mereka yang sempat tertunda.

Seorang pria jangkung berjalan menghampiri meja mereka. Dia adalah Rega. Rega Argantara dari kelas 12 yang merupakan kakak kelas mereka.

"Hai!" Sapa Rega sambil tersenyum manis pada Dania.

Dania menoleh dan tersenyum ke arah Rega dan mempersilahkan Rega duduk. Keadaan mendadak hening karena kehadiran Rega. Jujur suasana menjadi lebih awkward ketika Rega datang.

Dania berdehem untuk memecah keheningan. Rega segera mengambil minuman yang ada didepan Dania dan menyodorkan minuman itu kepada Dania. Rega mengira Dania tersedak jadilah mengambilan minuman untuk Dania.

Padahal aslinya Dania hanya berusaha memecah keheningan dan mencairkan suasana yang ada disini. Tapi Dania tetap menerima minuman tersebut dan mengucapkan terimakasih.

Setelah minum Dania melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda. Rega memperhatikan Dania tanpa ada niatan mengalihkan pandangannya. Dania yang diperhatikan seperti itu tampak gugup, bagaimana tidak? Memangnya untuk apa sih memperhatikan orang makan?

"Kak Rega ngapain liatin aku kayak gitu?" Tanya Dania yang langsung membuat Rega kicep.

"Nggak kok gak papa. Suka aja liatin kamu makan. Tambah lucu, cantik lagi." Jujurnya.

Reynand menatap Rega tajam. Gara-gara dia suasana yang tadinya ramai kini terasa canggung. Dan ditambah apa tadi? Gombalan? Cih, cowok tidak modal!

"Gimana udah selesai makannya? Kita pulang yuk udah sore juga nih," seru Reynand.

Semuanya mengangguk begitupun dengan Dania. Setelah itu mereka semua pergi dari kantin. Ketika Dania hendak melangkah, tangannya dicekal oleh Rega.

"Pulang sama aku aja ya? Aku anterin." Tutur Rega lembut.

"Gak usah! Dia pulang bareng sama saya, dan kamu jauh-jauh dari Dania!" Ucap Reynand memperingati.

"Apa hak kamu melarang-larang saya? Siapa kamu? Cuma teman kan?" Pancing Rega.

"Saya pacar Dania. Puas? Oleh karena itu lebih baik kamu pergi dari sini dan jauhi Dania!" Peringatnya dengan nada dingin.

Akan tetapi hal itu tidak membuat Rega takut. Justru dia tetap memaksa Dania untuk ikut pulang bersamanya. Rega menarik tangan Dania sampai Dania meringis kesakitan karena ulah Rega. Akan tetapi itu tak dihiraukan oleh Rega. Hal itu membuat Reynand naik pitam, langsung saja Reynand melayangkan pukulan dan tepat mengenai ujung bibi Rega. Alhasil keluarlah darah segar dari sana.

Dania segera ditarik oleh Hana dan dilindungi oleh Roy dan Ken. Biarkan saja Reynand yang bertengkar, mereka tidak mau ikut campur.

"GUE UDAH BILANG JAUHIN DIA!" Teriak Reynand.

Rega tersenyum miring. Reynand pikir dengan begini Rega akan takut? Tentu tidak. Ini adalah permainan yang akan segera dimulai.

Rega dengan tiba-tiba menendang perut Reynand dan membuat Reynand tersungkur didepan teman-temannya. Serangan tiba-tiba yang mematikan itu tidak membuat Reynand menyerah.

Mereka kembali bertengkar. Dania tidak tinggal diam, ini karenanya yang tidak bisa berbicara tadi. Dania melepaskan genggaman tangan Hana dan menghampiri dua orang itu.

Saat Rega hendak memukul Reynand, dan Reynand hendak memukul Rega, Dania datang dan berdiri di tengah-tengah mereka dan...

Bugh!!!

***

Vote⭐
Komen📄

R & D [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang