5

13 7 0
                                    

Reynand, Hana, Ken, dan Roy sudah ada didepan rumah Dania sekarang. Mereka menunggu Dania yang sedari tadi belum juga keluar rumah.

Entah apa yang dilakukan Dania sampai selama ini, tadi ketika di chat, Dania bilang 'sebentar lagi' tapi ini? Batang hidung nya pun belum kelihatan sama sekali.

"Dania mana sih lama amat perasaan," gerutu Hana yang sudah mulai kesal karena menunggu Dania seperti Princess itu.

Ken dan Roy sibuk menghitung jumlah daun yang ada di pepohonan depan mereka untuk mengusir rasa jenuh, sedangkan Reynand? Dia duduk anteng menunggu Dania tanpa mengoceh sedikitpun. Sungguh sabar bapak Reynand Aditama yang terhormat ini.

"Kalian berdua. Ngapain kalian ngitungin jumlah daun? Kayak gak ada kerjaan aja." Kata Hana menghampiri Ken dan Roy.

"Justru karena kita gak ada kerjaan makannya kita ngitungin daun biar ada kerjaan," jawab Roy.

"Kan bisa main hp kek atau apa gitu."

"Males. Liat hp cuman scrolling media sosial doang mah sama aja boong sama-sama boring."

"Hai guys!!! I'm coming!" Teriak Dania lantang dari dalam rumah.

"Nah tuh tuan putri nya udah siap. Lama amat aslian!" Sebal Hana yang sudah mati karena kebosanan.

Reynand berdiri dan langsung lari duluan meninggalkan ke empat temannya yang masih menggerutu karena menunggu Dania.

Melihat Reynand sudah pergi, akhirnya mereka juga ikut pergi menyusul Reynand.

Ditengah perjalanan, Hana ngos-ngosan karena dia tidak pernah olahraga seperti ini. Dania menunggu Hana mengatur nafas nya sebentar.

"Han ayolah ngatur nafas nya, lelet banget sih," kesalnya.

"Ya sabar. Lo kira gue gak engap begini?! Gue tuh ngejar kalian tau kalian lari nya cepet banget kan gue gak bisa nyusul."

"Bukan lari kita yang ke cepetan, lo nya aja yang lelet!" Ketus Roy yang menghampiri Dania dan Hana.

Roy sempat berhenti sejenak untuk membetulkan tali sepatu nya yang lepas, melihat Reynand dan Ken yang sudah menjauh, Roy hendak menyusul mereka. Tapi dari belakang Roy mendengar suara orang ribut. Dan ketika menengok, ternyata itu Dania dan Hana.

"Ck! Bukannya bantuin malah ngomel!" Kata Hana sinis.

Roy jongkok didepan Hana dengan posisi membelakangi Hana. Hana heran, apa yang akan Roy lakukan dengan posisi itu?

"Lama amat. Ayo cepetan naik gue gendong biar gak ngeluh capek ini itu."

Hana menurut. Tentu saja ia senang, tidak perlu capek-capek buang tenaga pagi ini. Hana mempunyai cita-cita bertubuh ideal, tapi kelakuannya?

Tiap hari ngemil, jarang olahraga, males-malesan. Tapi jujur, itu surga dunia yang setiap hari pasti dirasakan oleh setiap orang.

Hana naik ke punggung Roy, dan Dania langsung berlari meninggalkan mereka berdua. Terserah lah mereka mau ribut atau bahkan saling pukul pun Dania tak peduli.

Yang terpenting sekarang adalah Dania bisa menyusul Reynand dan Ken yang sudah sangat jauh bahkan mungkin hampir sampai di taman itu.

.....

Reynand dan Ken celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri untuk melihat apakah Dania, Hana, dan Roy sudah sampai atau belum.

Tapi nihil. Mereka tidak ada di mana-mana. Kemudian ada seseorang yang menepuk pundak Reynand keras, Reynand yang reflek langsung akan melayangkan pukulan pada sang pelaku.

R & D [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang