3

18 10 0
                                    

Bugh!!!

.....

Disinilah Dania sekarang. Di ruangan yang didominasi oleh warna putih dan terbaring diatas blankar. Dania dibawa ke UKS karena kejadian tadi. Untung UKS tidak dikunci sehingga mereka dengan mudah membawa Dania kesana.

Perlahan Dania membuka mata nya. Bagian belakang kepala Dania terasa sakit dan berat mungkin karena kejadian tadi. Tapi tunggu, Dania tidak terlalu mengingat kejadian tadi, tiba-tiba saja dirinya sudah ada di UKS dan terbaring seperti ini.

Hana yang sedari tadi ada disamping Dania langsung bernafas lega ketika Dania sudah kembali membuka matanya. Saat Dania akan bangun, Hana menahan Dania. Hana tahu, kepala Dania pasti terasa berat jika harus bangun maka dari itu Hana membiarkan Dania berbaring dulu untuk sekedar menghilangkan rasa sakit dibagian kepala nya.

"Jangan dulu bangun, kepala lo pasti sakit dan berat kan? Udah istirahat dulu jangan banyak tingkah!" Peringat Hana.

"Ish apaan sih! Gue cuman mau bangun terus nyenderin badan gue, gak ningkah kok suer deh," kata Dania ngeyel sambil menunjukkan 2 jari nya membetuk huruf V.

Dania lantas bangun dan meringis merasakan sakit dikepala nya. Ternyata benar apa yang dikatakan Hana, kepala nya sakit.

Pintu UKS terbuka menampilkan tiga sosok lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah Reynand, Ken, dan Roy. Reynand langsung berjalan cepat menghampiri Dania dan langsung duduk disamping Dania.

Reynand menatap Dania khawatir. Bisa-bisanya Rega salah target pukulan. Lihat saja nanti, Reynand akan membalas semua perbuatan Rega pada Dania.

"Kenapa bangun? Bukannya masih sakit ya? Udah lo tiduran lagi aja sampe kepala lo mendingan." Kata Reynand lembut.

Dania menggeleng dan tetap kekeh ingin bersandar di sandaran blankar. Reynand juga merasa percuma jika harus melarang Dania, perempuan satu ini memang keras kepala dan ngeyel.

Reynand membantu Dania untuk bersandar. Tadi Reynand pergi ke kantin untuk membeli teh hangat, sementara Roy, dan Ken berjaga diluar takut-takut terjadi apa-apa pada Dania sehingga Hana bisa langsung berteriak memanggil mereka.

"Nih minum dulu teh anget nya!" Kata Reynand sambil menyodorkan teh hangat kepada Dania.

Dania langsung menerima dan meninum nya. Tapi kemudia dia meringis karena ini bukan teh hangat, tapi teh panas.

"Awsshh... panas tau Rey! Lidah gue mati rasa ini jadinya!" Kesal Dania.

"Masih mending lidah yang mati rasa, daripada hati!" Jawab Roy.

Reynand menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sambil tersenyum kikuk. Dirinya tidak tahu bahwa teh itu masih panas, yang jelas dia memesan 'teh hangat' dan bukan 'teh panas'.

"Kejadiannya kayak gimana sih? Gue penasaran karena setelah kepala belakang gue kepukul sama kak Rega, semuanya berubah jadi gelap."

Hana berdehem dan mulai bercerita.

"Jadi ceritanya...."

"GUE UDAH BILANG JAUHIN DIA!" Teriak Reynand.

Rega tersenyum miring. Reynand pikir dengan begini Rega akan takut? Tentu tidak. Ini adalah permainan yang akan segera dimulai.

Rega dengan tiba-tiba menendang perut Reynand dan membuat Reynand tersungkur didepan teman-temannya. Serangan tiba-tiba yang mematikan itu tidak membuat Reynand menyerah.

Mereka kembali bertengkar. Dania tidak tinggal diam, ini karenanya yang tidak bisa berbicara tadi. Dania melepaskan genggaman tangan Hana dan menghampiri dua orang itu.

R & D [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang