4

16 9 0
                                    

Malam Minggu. Malam indah untuk orang-orang yang punya pasangan. Tapi tidak dengan yang jomblo alias single. Mereka akan berdiam diri dirumah dengan segala kesibukkan yang dia buat sendiri.

"Dek! Kesini sebentar!" Panggil Rafael Swatiguna-kakak Dania.

Dania yang dipanggil pun lantas menuruni tangga dengan malas. Malam ini seharusnya Dania bisa marathon menonton drakor atau mungkin menamatkan cerita novel yang belum sempat ia tamatkan karena waktu nya yang sedikit.

Dania berjalan ke salah satu sofa diruang tamu dan duduk tepat disamping Rafael dengan muka malas.

"Kenapa cemberut?" Tanya Rafael pada adik satu-satunya itu.

"Gak papa!" Ketusnya.

Ini adalah jawaban ter legend dari seorang wanita. Jawaban yang sampai sekarang belum pernah ditemukan oleh laki-laki manapun.

"Kalau ada apa-apa tuh bilang kek! Jangan bilang 'gak papa' kamu kira abang cenayang bisa nebak kamu maunya apa dan kenapa?"

"Ish abang bawel banget sih jadi cowok. Udah ah abang ngapain manggil aku adek abang yang tercantik ini?" Tanya Dania membanggakan diri.

"Kan kamu adek abang satu-satunya. Gini, ini kan malam Minggu nih. Kamu ada rencana mau kemana gitu?"

Dania menggeleng, "nggak tuh. Abang mau ngajak aku malam Mingguan?" Tanya nya antusias.

Rafael tersenyum manis dan mengusap kepala Dania dengan sayang.

"Iya. Kamu inget kak Mely?"

Dania tampak berfikir sejenak mencoba mengingat-ingat siapa orang yang disebutkan oleh Rafael barusan. Rafael sengaja tidak memberitahu siapa Mely. Dania sudah kenal, tapi mungkin sekarang Dania lupa karena sudah lama juga mereka tidak bertemu.

Eksperesi wajah Dania yang tadinya serius sekarang sudah berubah cerah. Ya! Ia ingat siapa itu Mely.

"Iya bang aku inget. Kenapa sama kak Mely?"

"Dia malam ini pulang dari London karena udah beres study nya. Dan rencananya, abang bakal jemput dia di Bandara. Ikut gak?"

Dania mengangguk semangat. Sudah lama sekali Dania tidak bertemu dengan Mely yang merupakan tunangan dari Rafael itu.

Mereka sudah kenal dekat. Mely juga perempuan baik-baik. Dia ramah dan sangat sayang pada Dania.

"Yaudah kamu ke atas siap-siap pake hoodie dan celana panjang. Diluar dingin."

"Ayah sama bunda kemana?" Dania celingak-celinguk memperhatikan sekitar karena tidak ada Wijaya Swatiguna dan Dela dirumah ini.

"Ayah sama bunda lagi liburan berdua. Udah ah ayo nanya mulu dari tadi. Kasian kak Mely nungguin."

Dania bangkit dari sofa dan langsung pergi bergegas kedalam kamarnya yang ada dilantai dua. Sungguh, Dania sudah menantikan hal ini dari lama. Rasanya tak sabar ingin bertemu kembali dengan Mely. Ia sudah sangat rindu dengan Mely.

Seketika ide bagus muncul di otak nya. Ketika Mely pulang, ia ingin menghabiskan banyak waktu dengan Mely dari mulai nonton drakor, membahas novel, maskeran, jalan-jalan, dan masih banyak lagi.

Kini Dania sudah siap dengan celana jeans hitam dan hoodie putih yang melekat pas ditubuh Dania. Rambut nya ia kuncir kuda supaya tidak terbang kesana kemari mencari alamat palsu.

Dania menuruni anak tangga satu persatu. Disana sudah ada Rafael dengan kaos hitam polos dan celana jeans hitam dan dipadukan sepatu sneakers hitam. Sedangkan Dania? Dia hanya memakai sandal gunung favoritnya.

R & D [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang