"Bang, kamu mau ke rumah sakit?" Tanya Dela yang berjalan menuruni tangga.
Rafael yang sedang berada di meja makan dan mengoleskan selai ke atas roti nya menoleh ke arah Dela.
"Iya bund, Rafa mau ke rumah sakit."
"Bunda ikut ya Raf!" Seru Dela.
"Bunda gak boleh ikut. Kemarin kan bunda baru sembuh. Nanti aja ya," ucap Wijaya memohon sambil menyentuh pundak istrinya.
"Iya bund. Lagian Dania pasti sebentar lagi pulang. Udah ya bund, yah, Rafa mau ke rumah sakit dulu kasian Reynand sama temen-temennya, kan sekarang mereka sekolah."
"Iya, hati-hati!"
"Iya bund. Assalamu'alaikum!"
"Waalaikumsalam."
.....
Pagi ini, suasana terasa lebih ramai di dalam kamar Dania. Setelah semalam mereka bernyanyi dan menebar ke uwu-an, saat in mereka tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Untungnya, mereka membawa seragam jadi tidak perlu repot-repot ke rumah untuk mengambil seragam itu. Hana, Ken, Roy, Rega, dan juga Reynand mundar-mandir kesana kemari untuk mengecek apa ada barang yang ketinggalan atau tidak.
Dania yang melihat itu pusing sendiri. Pasalnya, mata Dania tak henti-hentinya mengikuti pergerakan mereka yang berjalan tak tentu arah.
"Kalian nyari apa sih?! Daritadi mundar-mandir mulu." Ucap Dania akhirnya.
"Ini lagi nyari buku nya si Ken. Dia bilang lupa nyimpen," jawab Roy.
"Buku warna pink motif barbie itu?" Tanya Dania ragu-ragu.
"Astaghfirullah Dania Rismawati please deh jangan bikin aa Ken ini malu dengan lo nyebutin sampul buku gue."
"Gak papa Dan, terus aja malu-maluin dia. Puas gue bener deh kalau si Ken di nistain begitu," timpal Hana.
Ditengah perdebatan mereka, pintu ruangan terbuka menampilkan seorang perawat yang membawa makan pagi ke kamar Dania.
Sang perawat tersenyum ramah ke arah mereka semua dan menyimpan makanan tersebut diatas nakas disamping Dania.
Perawat itu hendak berjalan keluar, tapi langkahnya terhenti kala suara Ken terdengar.
"Eh mbak tunggu!" Cegah Ken.
Sang perawat berbalik dan bertanya, "iya mas ada yang bisa saya bantu?" Tanya nya dengan sebuah senyuman.
"Ya Allah manis banget senyumnya. Kalau diliat-liat sih ini jodoh gue, I love you mbak!"
Suster yang menjadi mangsa Ken pun tersenyum malu dan bergegas keluar untuk menyembunyikan rona merah di pipi nya.
Semua yang ada di ruangan itu menggelengkan kepala nya tak percaya dengan apa yang dilakukan Ken.
Bisa dibilang, Ken adalah sosok laki-laki pemberani yang berani menggoda wanita lain dihadapan pacar nya sendiri. Padahal Ken tahu, Hana itu adalah tipe orang yang sering mengomel dan cerewet, tapi itu semua justru membuat Ken semakin gencar membuat Hana kesal.
Setiap kali Hana kesal, pipi nya selalu menggembung disertai dengan bibir yang memgerucut. Hal itu membuat Ken semakin gemas pada Hana.
"Astaghfirullah Keenan itu baju lo belum di kancingin tahu! Iya kalau six pack, ini mah one pack alias gak ada kotak-kotak nya, menggelikan!" Damprat Roy sambil melempar bantal yang ada di sofa dan tepat mengenai wajah Ken.
"Yaudah sih. Beb!" Panggil Ken pada Hana.
Hana yang sedang mengecek apakah ada yang tertinggal atau tidak pun menoleh ke sumber suara dengan tatapan bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R & D [On Going]
Teen FictionBersahabat karena cinta atau cinta karena bersahabat? Oke, sulit untuk menjelaskan semuanya. Perasaan ini muncul begitu saja. Tanpa kita berdua sadari, aku dan kamu mempunyai keinginan untuk menjadi KITA- R & D Awalnya, kukira ketika engkau pergi ja...