21

9 3 0
                                    

"Kalian tau gak?" Ucap Ken dengan wajah serius.

"Kalimat 'kalian tau gak' adalah salah satu kalimat yang dimana akan dimulainya kegiatan mengghibah!" Mantap Roy seraya menjentikkan jari nya.

Mereka saat ini ada di kantin sekolah. Seperti kantin pada umumnya, disini banyak stand makanan dari mulai bakso, seblak, mie ayam, nasi goreng, minuman dingin, dan banyak lagi. Pengunjung kantin ini pun tidak pernah sepi.

Kantin di sekolah ini ada dua, akan tetapi kantin ini lah yang paling strategis dan mudah di jangkau, sementara kantin yang satunya itu adalah kantin paling strategis untuk kegiatan membolos di jam pelajaran.

"Apaan emang Ken?" Tanya Reynand setelah memasukkan nasi goreng kedalam mulutnya.

"Dania katanya besok pulang," jawab Ken santai.

BRAK!!!

Hana dengan hebohnya menggebrak meja kantin yang menimbulkan suara bising. Hampir seluruh atensi siswa dan pedagang disana terarah pada mereka, terutama Hana.

Ken yang statusnya adalah pacar Hana, hanya bisa menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya karena malu. Sementara Hana hanya bereksperesi datar seakan tidak mempunyai salah apapun.

Dengan keberanian yang tersisa, Ken akhirnya bersuara untuk memberikan penjelasan pada semuanya.

"Maaf ya semuanya, maklum si Hana lagi agak gila. Tenang, nanti gue suntikkin obat bius, abis itu gue kasih sianida. Tenang ya guys!"

Hana mendelik mendengar itu semua. Tidak habis pikir jika pacarnya ini mempunyai keinginan untuk membunuh dirinya.

"Lo kenapa dah?" Heran Reynand.

"PMS lo?" Timpal Roy.

"Nggak. Gue kaget aja tiba-tiba dapet kabar Dania mau pulang." Jawab Hana jujur.

"Ya terus ngapain pake ngegebrak meja segala markonah?! Kamu mah malu-maluin. Untung kamu punya pacar yang siap ngelindungin kamu."

"Ututututuuu pacar aku ngambek ya? Maaf ya, nanti aku kasih sesuatu biar gak ngambek lagi," hibur Hana pada Ken.

Mata Ken berbinar mendengar itu. Pasti ini hadiah spesial untuknya karena dirinya sudah melindungi Hana dari rasa malu.

"Apaan tuh beb?"

"Paku beton. Nanti aku kasih kamu paku beton biar tambah kuat yeeyy!" Girang Hana sambil bertepuk tangan layaknya anak kecil.

Ken tidak menampilkan ekspresi apapun dan berkata, "mau debus kali ah!"

.....

Rafael terus menerus di abaikan oleh Dania dan juga Mely. Dania dan Mely terus berbicara tentang berbagai hal, sementara Rafael? Nasibnya saat ini sungguh mengenaskan.

Duduk diatas sofa empuk sembari memainkan ponsel tidak membuat rasa jenuh Rafael menghilang. Selain untuk menemani Dania disini, ia juga bermaksud untuk memanas-manasi Dania dengan ke romantisan atara dirinya dan Mely. Tapi sayangnya semua itu gagal karena bahkan sampai saat ini fokus Mely hanya pada Dania.

Rafael mulai berdiri dan mondar-mandir di sekitar mereka untuk mencari perhatian terutama dari Mely.

Tapi usahanya gagal, Dania dan Mely masih tetap mengobrol bersama bahkan sepertinya obrolannya tersebut semakin asik.

"Kamu kenapa sih dari tadi mondar-mandir mulu. Kebelet?" Tanya Mely yang mulai jengah.

Rafael memandang Mely dan menjawab, "ya kalian asik sendiri lah aku? Dari tadi aku tuh gabut tuh di sofa. Mainin hp udah, main game udah 2x menang masih aja di cuekkin!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R & D [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang