"Rey bangun sholat sana," ucap Rafael sambil menepuk-nepuk pipi Reynand.
Reynand yang merasa tidurnya tergangu langsung membuka matanya dan melihat Rafael disana.
Reynand bangun perlahan-lahan supaya tidak membangunkan Dania yang ada disebelahnya. Dania masih tertidur pulas saat ini bahkan kelihatannya dia tidak terganggu sama sekali dengan pergerakan disampingnya.
"Bang jangan mikir macem-macem ya gue gak-"
"Udah gak usah dijelasin. Gue tau lo gak mungkin macem-macem sama Dania. Udah sana ke mushola sholat Subuh mumpung masih ada waktu," suruh Rafael.
Reynand segera berjalan keluar dari ruangan Dania dan menuju mushola.
.....
Setelah selesai melaksanakan Sholat Subuh, Reynand segera kembali ke ruangan Dania.
Saat membuka pintu, Reynand melihat ada Dela dan juga Wijaya ada disana. Tapi tunggu, tidak hanya mereka yang ada disana.
"Kalian udah pulang?" Tanya Reynand tidak percaya.
"Menurut kamu? Kamu gak seneng mama sama papa pulang? Yaudah kalau gitu mending kita ke luar negeri aja yuk pa biar Reynand sendiri disini!" Rajuk Sania-ibu Reynand.
"Bukan gitu maksud aku ma, kan mama sama papa bilang pulangnya masih lama lah sekarang kok tiba-tiba ngejogrog disitu sepagi ini pula."
"Udah-udah jangan berantem. Rey, harap di maklum ya mama kamu lagi 'itu'," timpal Bara Aditama-ayah Reynand.
"Itu?" Tanya Dania dan Reynand bersamaan.
"Maksud papa... Reynand mau punyak adek gitu?" Tanya Reynand hati-hati.
Sania melotot tidak terima. Rupanya Reynand tidak mengerti apa yang Bara ucapkan tadi. Huh dasar tidak peka!
Rafael, Dela, dan juga Wijaya tertawa bersama-sama. Berbeda dengan Dania yang masih diam menunggu kejadian selanjutnya. Jujur, saat ini otaknya tidak bisa mencerna apapun.
"Oke gak usah dijawab, Reynand tau Reynand gak bakal punya adek. Gak usah dijelasin karena dengan mama melotot Reynand tau mama lagi kesel."
"Mama kamu lagi PMS. Biasa lah sensian dia." Timpal Bara.
Reynand berjalan ke arah sofa dan mendudukan dirinya disana. Mengambil ponsel nya yang ada didalam saku, dan memainkannya dengan tenang.
Sania menghampiri Reynand dan langsung menjewer telinga Reynand keras. Reynand yang dijewer oleh Sania hanya bisa mengaduh kesakitan, pasalnya, jeweran Sania tidak pernah main-main. Rasa panas, perih, dan juga sakit akan langsung menjalar ketika jeweran itu terlepas.
Dania yang melihat itu tertawa ngakak, baru kali ini Dania melihat Reynand begitu menderita.
"Aduh aduh aaaa mama sakit ma..." rengek Reynand.
"Kamu tuh ya! Bukannya jagain Dania malah ngebiarin Dania diculik. Terus sekarang?! Dia masuk rumah sakit gara-gara ke tusuk pisau!" Amuk Sania.
"Sshhh... Reynand gak tau kalau Dania diculik. Lagian penculik nya juga udah Reynand jeblosin ke penjara mama tenang aja."
"HAH?!!!" kaget Dania.
"Lo masukkin Siska ke penjara?!" Tanya Dania tidak percaya.
"Iya," jawab Reynand santai.
"Lo apa-apaan sih Rey sampe masukkin Siska ke penjara? Lo gak mikirin dia disana gimana?"
Reynand bangun dan berjalan menghampiri Dania. Sampai didepan Dania, Reynand menatap Dania secara intens dan tepat dimatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R & D [On Going]
Teen FictionBersahabat karena cinta atau cinta karena bersahabat? Oke, sulit untuk menjelaskan semuanya. Perasaan ini muncul begitu saja. Tanpa kita berdua sadari, aku dan kamu mempunyai keinginan untuk menjadi KITA- R & D Awalnya, kukira ketika engkau pergi ja...