"Reynand ayo dong temenin aku ya, ya, ya aku mau beli buku," kekeh Siska yang sedari tadi mengikuti Reynand yang berjalan menuju kelas.
Reynand tidak menggubris apapun yang dilakukan oleh Siska. Dari mulai rengekan, cekalan tangan Siska, bahkan tatapan puppy eyes nya yang se akan-akan membuat Reynand jijik melihat itu.
Reynand merutuki dirinya yang tadi pagi terlambat bangun. Padahal hari ini dia akan menjemput Dania seperti biasa, tapi sayangnya dia malah terlambat bangun dan Dania? Dia sudah berangkat lebih dulu daripada dirinya.
Apes bener pagi ini. Udah bangun kesiangan, ini mak lampir mulut kaleng rombeng pake ngikutin segala lagi, untung gak punya mental psikopat gue, kalo punya hadeuh udah gue mutilasi deh ini mak lampir!" Batin Reynand.
"Lepasin gue lampir! Gue mau ke kelas lo dari tadi ngikutin mulu," kesal Reynand melepaskan tangannya dari genggaman Siska yang tadi bergelayut manja seperti arwah penasaran.
Siska tersentak kaget. Dia malu bahkan sangat malu. Semua perhatian siswa di koridor sekolah langsung tertuju ke arah nya. Apalagi sekarang Siska hanya sendiri dan tidak ditemani kedua temannya yaitu Feby, dan Arum. Dalam ekspektasi nya, dia bisa meluluhkan hati Reynand. Tapi realita nya? Dia justru seperti makhluk halus tak dianggap oleh Reynand.
Reynand tampak biasa saja. Bahkan diam-diam dia tersenyum miring karena sekarang perhatian seluruh siswa terarah pada Siska. Lagipula untuk apa Siska mengikuti dirinya? Dia dan Siska jelas-jelas berbeda kelas dan bahkan beda arah.
Reynand menatap lurus kedepan ke arah kelasnya, tinggal beberapa langkah lagi dia sampai disana. Reynand melihat Dania keluar kelas. Sepertinya Dania hendak membuang sampah kemasan roti.
"Dania!" Panggil Reynand dan langsung melesat menghampiri Dania yang menoleh ke arah sumber suara.
Sampai didepan Dania, Reynand mengatur nafasnya terlebih dahulu dengan peluh yang bercucuran. Padahal ini masih pagi, dan juga jarak dari lari Reynand ke Dania tidak jauh.
Dania reflek melihat ke belakang dengan sedikit menggeser kepala nya karena terhalang oleh badan Reynand yang lebih tinggi dan lebar darinya. Melihat kesana, Dania akhirnya paham kenapa Reynand seperti ini, nyatanya bukan fisik nya yang lelah tapi jantung nya. Mungkin efek dikerjar dan diikuti oleh mak lampir tadi.
Dania terkekeh memikirkan apa yang tadi terjadi antara Reynand dan juga Siska. Siska menekuk wajahnya tak suka dan berfikir bahwa Dania lah penyebab penghambat hubungannya dengan Reynand.
"Liat aja apa yang bakal gue lakuin sama lo. Permainan dimulai sayang," seringainya sambil tersenyum miring.
.....
Rega datang memasuki kelas Dania dengan membawa setangkai mawar merah dan juga satu bungkus coklat berukuran sedang. Dia bermaksud untuk meminta maaf pada Dania atas kejadian tempo lalu. Dirinya cukup merasa bersalah karena dirinya Dania terkena pukulan yang seharusnya mengarah pada Reynand.
Pada jam istirahat ini, Rega sengaja datang ke kelas Dania untuk meminta maaf, tapi selain itu ada tujuan lain juga yang ingin Rega sampaikan pada Dania yaitu berbicara banyak dengannya. Rega berfikir, mungkin ini satu-satunya cara yang bisa ia tempuh untuk mendekati Dania. Dalam hati Rega berdo'a semoga saja kenyataan pahit tidak menghampiri dirinya saat ini.
"Ekhem!" Dehem Rega ketika sampai disamping bangku Dania dan Hana.
Dania dan Hana menoleh. Rega memberikan Hana kode supaya meninggalkan dirinya dan Dania disini. Tidak ingin mengambil resiko besar, Hana langsung pergi dari sana meninggalkan Dania dan juga Rega. Dia menarik tangan Reynand yang sudah memberikan tatapan tajam pada Rega, dan juga menarik tangan Ken dan Roy.
"Kita duluan ke kantin nanti gue kasih tau lewat chat!" Teriak Hana sebelum keluar dari kelas.
Sepeninggal mereka, Rega duduk dipinggir Dania, tepatnya dibangku Hana. Dania hanya diam memperhatikan apa yang selanjutnya yang akan Rega lakukan. Dania belum sadar jika Rega membawa setangkai mawar merah yang masih segar dan juga satu bungkus coklat.
"Aku minta maaf ya soal kejadian kemarin. Aku gak bermaksud untuk nyakitin kamu," ucap Rega sambil menunduk lesu disertai bahu yang merosot.
Dania kaget. Apakah semudah ini seorang Rega Argantara mengucapkan kata maaf pada dirinya? Apakah ini khusus untuk dirinya atau bahkan dia bersikap sama juga pada orang lain?
"Gak perlu dipikirin kak, lagian juga itu kan cuman suatu kebetulan aja dan kakak juga gak sengaja kan? Udah gak usah terlalu dipikirin, Dania udah lupa sama semuanya," jawab Dania dengan senyuman tulusnya.
Rega terpana dengan senyuman itu. Jantung nya berdegup dua kali lipat lebih kencang dari biasanya. Ternyata tidak salah dirinya memilih Dania sebagai orang yang disukainya.
"Maaf juga, kemarin aku pergi gitu aja tanpa nolong kamu. Aku cuma takut kamu benci sama aku setelah apa yang aku perbuat sama kamu kemarin walaupun itu ada unsur ketidak sengajaan tapi itu juga bahaya buat kamu. Dan sebagai permintaan maaf aku, aku bawa ini." Ucap Rega sambil menyodorkan bunga mawar merah dan coklat tadi pada Dania.
Dengan sedikit terpaksa Dania menerima pemberian Rega untuk menghargainya. Gampang saja, bunga nya tinggal ia berikan pada Rafael untuk Mely, dan coklatnya? Tinggal dia beri pada Hana atau mungkin untuk anak tetangganya yang masih kecil bernama Rizky yang sering bermain ke rumahnya.
Setelah Dania menerima pemberian Rega, dia langsung pamit pergi dengan alasan akan bertemu dengan teman-temannya. Padahal nyatanya? Dia gugup setengah mampus ketika berhadapan dengan Dania saat ini. Niat awalnya dia urungkan setelah merasakan debaran jantung nya yang tidak normal seperti biasanya.
"Kalau gitu aku permisi dulu ya." Pamit Rega dan diangguki oleh Dania.
Didalam plastik bunga mawar dan coklat itu terdapat sebuah stiky notes yang terisi oleh tulisan Rega yang rapih.
Ini bunga mawar yang cantik sama kayak kamu. Semoga kamu suka sama bunga mawar ini ya cantik...
-Rega Argantara
Dania melihat stiky notes satunya yang ditempel diluar kemasan coklat.
Kalau kamu lagi gak mood, kamu makan coklat ini ya. Katanya coklat bisa balikin mood seseorang, kalau kurang kamu tinggal minta ke aku nanti aku beliin sama pabrik-pabriknya><
-Rega Argantara
Dania memasukkan bunga mawar dan coklat tadi kedalam tasnya dan langsung menuju kantin karena Hana sudah memberitahu dimana dirinya sekarang.
Dania berjalan keluar kelas dengan pandangan yang terfokud pada handphone nya yang menampilkan room chat dirinya dengan Hana.
Ketika beberapa langkah keluar kelas, tangannya dicekal oleh dua orang perempuan. Sialnya keadaan koridor tengah sepi karena semuanya berada dikantin.
Tangannya dicekal, mulut nya dibekap dengan menggunakan sapu tangan yang telah diberi obat bius. Tubuhnya diseret oleh dua orang perempuan tadi. Sekuat tenaga Dania berusaha memberontak tapi sayangnya dia tak berhasil. Tubuhnya lunglai akibat obat bius tadi dan seketika semuanya menjadi gelap.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
R & D [On Going]
Teen FictionBersahabat karena cinta atau cinta karena bersahabat? Oke, sulit untuk menjelaskan semuanya. Perasaan ini muncul begitu saja. Tanpa kita berdua sadari, aku dan kamu mempunyai keinginan untuk menjadi KITA- R & D Awalnya, kukira ketika engkau pergi ja...