Jam menunjukkan pukul 01.30 pagi. Masih di rumah sakit, sekarang Reynand, Hana, Ken, dan juga Roy bertugas menjaga Dania. Awalnya, Dela yang akan menjaga Dania tapi melihat kondisi Dela yang masih terpukul membuat hati mereka tidak tega. Dengan segala bujuk rayu akhirnya Dela mau mengalah dan membiarkan Dania dijaga oleh teman-temannya.
Reynand tertidur pulas di samping ranjang Dania dengan tangan yang dilipat dan kepala yang tertidur dilipatan tangannya. Ia tertidur dengan posisi duduk, tapi hal itu sama sekali tidak membuat tidurnya terganggu. Sementara Reynand tidur disamping Dania, teman-temannya tertidur pulas di sofa yang ada di ruangan itu.
Perlahan, mata Dania terbuka. Matanya menyipit guna mengatur cahaya yang masuk ke dalam matanya. Setelah cukup tersadar, Dania menoleh ke samping kiri dimana Reynand tertidur.
Tangannya terulur mengusap rambut Reynand dengan lembut. Merasa ada pergerakkan dikepala nya, Reynand terusik dan terbangun dari tidurnya. Ketika mendongakkan kepala dia melihat Dania tengah tersenyum ke arahnya dengan bibir yang pucat karena sakit.
"Loh udah bangun?" Tanya Reynand dengan suara khas bangun tidur.
Dania mengangguk dan masih dengan senyuman di wajahnya.
"Mau minum?"
"Mau, gue haus daritadi." Jawab Dania.
Reynand menggeser sedikit tempat duduknya supaya bisa lebih dekat dengan nakas. Mengambil segelas air disana, Reynand membantu Dania untuk bangun dan minum.
"Masih haus?"
"Nggak."
Reynand duduk kembali dan memandangi wajah Dania dengan tatapan penuh arti. Reynand tersenyum hangat dan merasakan kebahagiaan didalam hatinya. Akhirnya, dia bisa melihat kembali senyuman dari Dania.
Merasa terus diperhatikan oleh Reynand, Dania merasa salah tingkah. Dari tatapannya, Reynand menunjukkan sesuatu yang berbeda. Dia jadi teringat dengan ucapan Siska tadi. Teringat Siska, ia menjadi penasaran bagaimana keadaan wanita itu sekarang.
"Rey." Panggil Dania dan dibalas gumaman oleh Reynand.
"Siska gimana?"
Mendengar nama Siska disebut membuat mood Reynand menjadi turun. Kenapa disaat bahagia seperti ini Dania malah membahas perempuan jahat itu?
"Gak usah pikirin dia, lo fokus aja sama kesembuhan lo."
"Oh ya? Bukannya pas gue diculik lo mau jalan sama Siska ya? Bagus. Pas gue diculik lo datengin Siska terus modusin dia, sekarang pas gue udah balik lagi lo mau deketin gue? Dih sorry ya gue gak mau!"
Reynand terkekeh gemas melihat omelan Dania. Ini yang dia rindukan. Selain senyuman Dania, ia juga merindukan omelan dari Dania itu. Beberapa hari tanpa Dania jujur saja membuat hari-harinya terasa sepi dan seperti ada sesuatu yang hilang pada dirinya.
"Ibu negara ceritanya cemburu nih?" Goda Reynand sambil menaik turunkan alisnya didepan Dania.
Dania yang melihat itu ngeri sendiri. Tidak biasanya Reynand menggoda dirinya seperti ini. Apa mungkin dia ditempeli setan rumah sakit?
"Nggak! Siapa bilang gue cemburu? Gue kan cuman nanya doang lagian lo jadi cowok ke gatelan banget sih kayak ganteng aja lo!" Ketus Dania pada Reynand yang membuat Reynand terbahak sekaligus menambah kadar jahilnya.
"Ututututuuuu ibu negara nya Reynand cemburu." Goda nya kembali.
Dania bangun dan berniat untuk duduk, dia ingin menggeplak Reynand sekarang juga. Tapi itu semua terhalang karena rasa sakit yang ada di perutnya, Dania lupa ia punya luka jahitan di perutnya akibat tusukan pisau tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
R & D [On Going]
Teen FictionBersahabat karena cinta atau cinta karena bersahabat? Oke, sulit untuk menjelaskan semuanya. Perasaan ini muncul begitu saja. Tanpa kita berdua sadari, aku dan kamu mempunyai keinginan untuk menjadi KITA- R & D Awalnya, kukira ketika engkau pergi ja...