Hari ini Reynand akan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Rafael. Dia akan pergi ke ruang CCTV ketika istirahat tentunya dengan yang lainnya juga. Untung di setiap penjuru terdapat CCTV, jadi tentu saja itu menjadikan semuanya menjadi lebih mudah.
Reynand tidak sabar menunggu waktu istirahat. Tapi sayangnya sekarang masih pagi bahkan masuk kelas pun belum oke, dia harus bersabar sekarang.
"Rey, jadi kan?" Tanya Roy yang datang dan menepuk bahu Reynand.
Tentu saja Reynand kaget, dia sama sekali tidak menyadari kedatangan Roy dan yang lainnya. Dia sengaja datang lebih pagi supaya bisa berbicara dengan bu Mela terlebih dahulu.
"Jadi tapi gue mau nyamperin bu Mela dulu nanti istirahat baru kita ke ruang CCTV."
"Kenapa gak sekarang aja?" Tanya Ken yang otaknya lemot.
"Pacar gue emang bego ya. Beb kamu mikir lah jam segini pak Yanto belum dateng dia kan raja nya ngaret." Kesal Hana.
"Iya juga ya."
"Selain itu gue juga mau jalanin rencana dulu." Kata Reynand.
"Rencana? Rencana apa?" Tanya mereka bertiga serempak.
"Udah kalian diem terima beres aja oke?"
"Iya deh iya," jawab nya.
.....
Reynand bolos ketika jam pelajaran pertama. Biarlah dia masih bisa mencatat materi dari orang lain. Lagipula bolos satu jam pelajaran tidak masalah karena tidak memudarkan kepintaran otaknya, dan pasti guru-guru tidak akan memarahinya hanya karena membolos satu kali.
Reynand berjalan di koridor yang sepi karena semua siswa telah masuk ke kelas nya masing-masing. Tujuannya hanya satu saat ini. Ruangan bu Mela. Reynand berdoa dalam hati semoga saat ini bu Mela sedang tidak ada jadwal mengajar.
Ketika melewati toilet perempuan, sayup-sayup Reynand mendengar suara tiga orang yang sedang berbicara serius. Reynand mendengarkan pembicaraan mereka biarlah dia menguping.
"Sis lo serius ngegores pipi dia pake pisau? Terus-terus Dania gimana sekarang?" Tanya salah satu dari mereka yang Reynand yakini itu adalah suara Feby.
Reynand mengepalkan tangannya, dia bersumpah dalam hati jika sampai terjadi sesuatu pada Dania dia akan bertindak lebih jauh lagi pada tiga sekawan itu. Saat ini dia sudah menyalakan perekam suara yang ada di ponselnya. Ponselnya dapat menangkap suara dengan jarak yang cukup jauh bahkan sangat terdengar jelas.
Kali ini Reynand mencoba tenang. Dia mencoba menahan emosi yang mungkin sebentar lagi akan memuncak dan bisa ia lampiaskan pada siapa saja. Reynand menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan supaya bisa sedikit mendapatkan ketenangan.
"Iya bahkan hari ini gue bakal dateng lagi kesana dan gue mau bunuh dia." Jawab Siska santai di dalam toilet.
Ingin sekali rasanya Reynand datang dan menggebrak bilik toilet itu lalu membunuh tiga sekawan itu. Tapi sayangnya dia tidak ingin terkena masalah karena ujung-ujungnya akan merepotkan dirinya dan nanti yang terkena dampaknya adalah Dania. Untung otaknya dengan cepat mencari cara yang ampuh menjebak tiga sekawan itu. Sebenarnya ini bukan bagian dari rencana, tapi Tuhan sudah memberikannya jalan kemudahan saat ini.
Misi dimulai! Batin Reynand dengan seringaiannya dan berjalan menuju ruangan bu Mela.
.....
Ditengah perjalanan menuju ruangan bu Mela, Reynand bertemu dengan Rega. Sejak kejadian tadi malam dimana Reynand dan Rega hampir bertabrakan, kini mereka menjadi dekat. Tidak ada aura permusuhan lagi diantara mereka bahkan mereka sudah bertukar nomor ponsel guna berdiskusi langkag yang akan diambil untuk mencari Dania.
"Rey!" Panggil Rega.
Reynand menoleh dan berdiam di tempat ketika melihat Rega berjalan menghampiri dirinya.
"Lo mau kemana?" Tanya Rega.
"Gue mau ke ruangan bu Mela buat nyelidikin semuanya," jawab Reynand santai.
"Oke gue ikut. Tadi juga gue udah nyamperin pak Yanto dan nyogok dia supaya kita bisa liat rekaman CCTV, dan dia setuju."
"Good!" Puji Reynand menunjukkan dua ibu jari nya dan tersenyum.
Mereka akhirnya berjalan ke ruangan bu Mela. Sampai didepan ruangan bu Mela, mereka saling pandang dan saling menyuruh untuk mengetuk pintu ruangan bu Mela.
Akhirnya Reynand mengalah, daripada terlambat lebih baik dia yang mengetuk pintu tersebut. Reynand mengumpulkan semua keberaniannya dan mulai mengetuk pintu itu.
Tok tok tok
"MASUK!" Teriak bu Mela dari dalam.
Reynand dan Rega terkejut mendengar teriakan tersebut. Gurunya itu sepertinya tidak bisa selow. Mereka berdua memegang dada mereka sambil berkali-kali mengucap istighfar supaya rasa kagetnya berkurang.
"Anjir teriakannya menggelegar sekali bund," gumam Reynand.
"Bener banget gak kira-kira dia teriak begitu."
Akhirnya mereka berdua membuka pintu dan mengangguk ketika bu Mela menatap mereka berdua. Reynand dan Rega menghampiri bu Mela dan menyalami nya lalu duduk dihadapan bu Mela.
Reynand berusaha mengatur nafas saat ini. Dirinya masih kaget karena teriakan bu Mela tadi. Jangan sampai dirinya menjadi trauma hanya karena teriakan bu Mela. Sementara Rega? Dia saat ini sedang gugup setengah mati ketika berhadapan dengan bu Mela. Dia terbayang ketika lengannya dicubit dihadapan kelas karena tidak mengerjakan tugas. Bu Mela ini kalem-kalem killer.
"Ada apa kalian kesini? Bukannya belajar malah keluyuran. Kamu juga Reynand bukannya dikelas malah kesini." Kata bu Mela.
"Maaf bu, tapi saya kesini ada hal yang mau dibicarakan sama ibu."
"Mau bicara apa?"
"Kemarin kan ibu bilang bahwa Dania izin pulang duluan karena orang tuanya sakit, nah saya mau tanya itu yang izin nya Dania langsung atau orang lain?" Tanya Reynand mulai serius.
Bu Mela diam. Dia berusaha mengingat siapa anak kemarin yang menyebutkan bahwa Dania izin pulang terlebih dahulu.
"Kalau gak salah namanya itu Siska Arabella, ya Siska!"
Emosi Reynand memuncak. Dia mengepalkan tangannya dibawah meja. Rahangnya mengetat, matanya menajam dan hatinya menjadi panas ketika mendengar nama Siska disebut.
Ternyata benar apa dugaannya selama ini. Setelah kejadian ini, dia akan melindungi Dania lebih dari biasanya. Lihat saja, berani bermain-main dengannya maka tanggung akibatnya.
"Baik bu terimakasih kami permisi," pamit Reynand dan Rega.
Mereka memilih untuk pergi ke taman belakang sekolah untuk membicarakan hal ini. Mereka duduk disebuah gazebo yang ada ditaman itu dengan ekpresi serius.
Reynand masih terlihat emosi dengan kejadian tadi dimana dia mengetahui siapa yang menculik Dania. Bahkan dia sudah tahu apa yang akan Siska lakukan saat ini ketika pulang sekolah nanti.
Daripada kembali ke kelas dengan keadaan emosi, lebih baik dia membolos saat ini. Reynand sebetulnya tidak pernah membolos bahkan tidak pernah ada catatan merah di guru BK. Tapi untuk kali ini sepertinya dia terpaksa sepertu ini.
"Rey lo gak mau balik ke kelas?" Tanya Rega.
"Nggak. Gue mau bolos sampe jam istirahat kalau lo mau balik ke kelas balik aja gak papa," jawab Reynand.
"No! Sekarang bagian pelajaran bapa botak. Gue gak mau balik ke kelas," melasnya.
"Terserah lo!"
Reynand mengambil ponsel nya dan membuka grup ODGS lalu mengetikkan sesuatu disana.
ODGS
Reynand
Gue ditaman belakang kalian istirahat kesini!***
Hai-hai balik lagi sama R&D
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen😉❤
KAMU SEDANG MEMBACA
R & D [On Going]
Teen FictionBersahabat karena cinta atau cinta karena bersahabat? Oke, sulit untuk menjelaskan semuanya. Perasaan ini muncul begitu saja. Tanpa kita berdua sadari, aku dan kamu mempunyai keinginan untuk menjadi KITA- R & D Awalnya, kukira ketika engkau pergi ja...