19. Fiko genandra?

191 22 2
                                    

"pelajaran paling ngebosenin buat gue adalah sejarah,"kata Gilang pelan pada Kaisel yang ada di sampingnya.

Cowok yang diajaknya bicara itu hanya menoleh sebentar lalu kembali memfokuskan pandangannya pada guru yang sedang menjelaskan di depan kelas.

"Gue udah susah-susah nglupain masa lalu malah di suruh mengingat kembali. Kayak rasanya udah mau muntah tapi ketelen lagi,"cerocos Gilang yang sama sekali tidak Kaisel gubris.

"Kadang tuh gue suka mikir, kenapa harus ada pelajaran sejarah kalo tugas kita sebenernya tuh buat berjalan menuju masa depan. Bukan kembali ke masa lalu,"kata Gilang lagi. Kaisel menghembuskan nafas panjangnya. Dia sudah mulai kesal dengan temannya yang satu ini. Kesalahan awal yang paling ia sesali adalah, kenapa dulu dia tidak memilih duduk dengan Aldi?

"Mending Lo dengerin dari pada Lo ngoceh,"sahut Revan yang menyempatkan diri untuk menoleh ke arah Gilang.

"Kok nyaut sih Lo?"tanya Gilang.

"Karna gue denger. Dan Lo ganggu konsentrasi gue monyet!"kata Revan.

"Emang Lo paham? Dari tadi tuh guru ngejelasin emang udah ada yang masuk di kepala Lo?"tanya Gilang sambil menaruh dagunya di atas meja. Sedangkan tangannya sibuk melepas kaos kaki dan sepatunya. Kakinya gerah tiba-tiba.

"Enggak juga sih,"jawab Revan sambil mengusap pelipisnya.

"Gitu aja sok!"ucap Gilang.

"Mending dengerin dari pada ngoceh,"sahut Aldi tanpa menoleh ke belakang.

"Capek banget ya Allah, pengen rebahan,"celetuk Noval yang entah sadar atau tidak. Cowok itu merentangkan tangannya sambil merenggangkan otot-otot nya. Membuat guru yang sedang fokus menjelaskan materi yang ia ajarkan menoleh dan menatap Noval dengan tajam. Noval yang seolah sadar sesuatu langsung membenarkan posisi duduknya sambil cengar-cengir. Berharap ibu guru sejarah yang galak itu tidak mengamuk sekarang. Dirinya yang sudah ingin tidur di kasur ini belum siap di bentak.

"NOVAL!"bentak Bu Aya membuat Noval tersentak. Tuh kan dibentak...

Guru bernama Raya sari ini memang tidak suka dengan murid pemalas plus pembangkang. Siapa yang berani tidur pada jam pelajarannya saja akan ia seret ke lapangan dan ia suruh hormat di depan tiang bendera sampai bel pulang berbunyi. Apalagi yang sampai tidak mengerjakan tugas darinya. Sudah pasti akan kena hukum membersihkan WC siswa plus siswi sekalian. Dia bukan guru BK, tapi galaknya lebih dari guru BK. Dan keberuntungan yang didapatkan siswa siswi yang dia ajar adalah karena telinganya sedikit eror. Jadi selagi muridnya tak bicara keras, dia tidak akan dengar. Hanya saja tadi Noval lupa untuk mengecilkan suaranya, jadi ketahuan deh sama Bu Aya.

"Enggak Bu, tadi tuh Noval liat jam, terus sadar kalo jam pelajaran ibu mau habis mangkanya Noval bilang, cepet banget ya Allah, gitu,"kata Noval.

"ENGGAK, TADI IBU DENGERNYA ENGGAK GITU,"omelnya lagi.

"Alah mana tau sih Bu, telinga ibu kan congek,"sahut Gilang.

"Heh, mulut Lo minta di tampol?"tegur Revan.

"Lah emang bener Van,"kata Gilang sambil cekikikan. Revan menoleh lagi sambil terkekeh.

"Ya emang bener sih, banyak fosilnya,"tambah Revan.

"Jangan gitu ngomongnya. Coba dibenerin lagi jadi 'telinganya sedikit bermasalah'. Kan lebih sopan,"sahut Aldi.

"Sama aja ngeledek,"kata Revan.

"Emang yang paling bener tuh diem aja kek samping gue nih,"kata Gilang sambil menyenggol lengan Kaisel.

"IBU SALAH DENGER KALI. TELINGA IBU KAN, E..... GIMANA YA SAYA NGOMONGNYA, JADI NGGAK ENAK. POKOKNYA SAYA NGGAK NGOMONG GITU BU!"Noval membela diri, sedangkan Ardi yang di sampingnya menahan tawa yang serasa ingin ia lepaskan sekarang juga.

SEMESTA milik ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang