"gue harus gimana sekarang Sya?"tanya Zora pada Nasya. Cewek itu membantu Zora berpikir. Namun tidak ada satu pun ide yang muncul di otaknya.
"Gue bingung Ra. Masalahnya kita juga pasti gak akan bisa ngehapus rekaman itu dari cctv,"kata Nasya.
"Udah gue pusing. Gue pasrah, kalaupun besok gue di panggil. Gue ikhlas. Tapi masalahnya gue gak terima. Gue gak begitu kenal sama itu cowok, dan seenak jidat aja dia cium gue. Gue gak terima ya Sya, enak aja!"kata Zora kesal setengah mati. Siapa Aldi? Ia bahkan tidak tahu menahu tentang cowok itu. Dan dengan seenaknya dia mencium bibirnya tanpa izin.
"Udah lah Ra. Lupain aja. Anggap aja itu tadi kecelakaan yang nggak sakit tapi kenyal,"kata Nasya. Zora menjitak kepala gadis itu. Dasar otaknya Nasya isinya cuma benda-benda kenyal doang.
"Gue pengen kasih pelajaran ke cowok itu pokoknya. Kasih tau gue dia kelas apa. Biar gue labrak besok ke kelasnya!"kata Zora.
"Gak usah cari mati Ra. Mending cari jodoh bareng gue."tuh kan, Nasya kumat.
Zora menghembuskan nafas panjang. Bicara dengan Nasya akan semakin membuatnya emosi. Mending sekarang dia pulang lalu tidur. Dari pada meminta ide ke Nasya, tapi idenya gak ada yang benar sama sekali.
"Huft.... Yaudah deh gue pulang aja. Bel pulang kan juga udah bunyi sejak tadi. Tapi kita malah nyangkut di sini,"kata Zora sambil membuka pintu mobilnya. Keadaan parkiran juga sudah sepi saat ini.
"Oke deh, gue juga ngantuk, mau bocan di rumah."kata Nasya sambil berjalan menuju tempat motornya berada.
"Ati-ati Sya, awas nabrak. Jangan ngehayal kalo bawa motor. Ntar terbang di bawa ambulan Lo,"kata Zora sambil tertawa.
"Eh sejak kapan ambulan bisa terbang?"tanya Nasya dengan polosnya.
"Sejak impian Lo nikah sama oppa-oppa Korea nggak kesampaian,"ledek Zora lalu masuk ke dalam mobilnya.
"Tega Lo Ra Ama temen sendiri."kata Nasya yang sudah memakai helmnya.
"Duluan Sya, bye..."ucap Zora yang perlahan melajukan mobilnya menjauh dari Nasya.
***
Sesampainya di rumah, Zora langsung masuk ke kamarnya untuk mandi dan ganti baju. Setelah itu dia berniat untuk tidur. Dia sangat lelah hari ini, dan dia hanya ingin beristirahat sebentar saja. Namun ketukan di pintu kamarnya membuatnya harus bangun dari posisi tidurnya.
"Masuk!"ucap Zora, seseorang itu membuka pintu. Zora menautkan alisnya, ternyata bik Asih.
"Kenapa bik?"tanya Zora.
"E... Itu non. Enon di panggil sama den Devan. Suruh ke halaman belakang katanya."kata bik Asih.
"Ngapain siang-siang gini ke belakang?"tanya Zora kepada bik Asih yang ditanggapi dengan gelengan kepala oleh wanita itu.
"Yaudah deh, makasih ya bik,"kata Zora lalu turun dari ranjangnya.
Zora berjalan menuju halaman belakang rumahnya. Ia mencari Devan di sekitar sana tapi cowok itu tidak ada. Zora menghembuskan nafas panjangnya. Pasti Devan menyuruh bik Asih untuk mengerjainya. Huh, menyebalkan.
Zora berniat untuk kembali lagi ke kamar. Ketika dia berbalik tiba-tiba,"WHAAAAAA!!!"
"Aaaaaa!"teriak Zora kaget, ia buru-buru menutup kedua matanya dengan tangannya. Apa itu yang ia lihat barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA milik ZORA
Fiksi Remaja"kenapa Lo nglakuin itu?"tanya Zora marah. "Dare, ToD."dengan enteng Aldi menjawab, membuat Zora geram setengah mati. "Lo bisa beli boneka di pasar buat objek permainan bodoh Lo itu. Asal jangan gue! karna gue bukan boneka yang seenak jidad Lo perla...