4. ZorAldi

306 38 1
                                    

"pelajaran pertama free class. Gue harap pelajaran kedua free class juga deh,"Nasya berceloteh sambil ngaca di kaca bedak mahal yang ia bawa.

Zora terkekeh, menurutnya Nasya itu masih bochil yang nyasar jadi SMA. Kadang Zora mikir, apa cuma badan doang yang gede tapi otak masih kek bocah. Dasar Nasya Amanda.

"Ra,"panggil Nasya.

"Hmm,"jawab Zora dengan gumaman.

"Mantan gue nge DM gue lagi!"adunya girang.

"Hmm,"Zora hanya mengangguk.

"Kok cuma gitu doang sih responnya!"Nasya meletakkan bedaknya sambil menatap Zora kesal.

"Lah terus gue harus apa?"tanya Zora.

"Ya Lo ikutan heboh dong harusnya, ngomong apa kek gitu. Ini mantan gue loh! Mantan gue! Yang ganteng kayak oppa oppa Korea itu!"katanya.

"Oh,"sahut Zora.

"Ra, ih!"Nasya menabok bahu Zora. Zora menarik nafas panjangnya, lalu menampilkan raut tak percaya.

"Ah masa' sih dia hubungin Lo lagi. Cowok ganteng kek dia masa' iya belum bisa cari ganti. Masa sih dia galon. Ah gue gak nyangka dia masih ngarepin ELO!"Zora berkata heboh. Eh ralat, lebih tepatnya heboh yang dibuat-buat agar Nasya senang.

"Iya, Lo gak percaya? Ya tau sih gue itu emang cantik, jadi dia gak akan nemu cewek imut kayak gue. Iya kan Ra?"

"Hmm,"

"Iya kan, Ra?"

"Eh iya-iya. Yaiyalah Lo kan cantik, imut, lucu, ya pasti lah dia gak akan Nemu cewek yang  spesiesnya sama kayak Lo. Ehehehe....."kata Zora.

  "Panggilan untuk Aldino Bagas semesta, dan Azora Aldevaro untuk segera ke ruangan kepala sekolah sekarang  juga. Sekian terimakasih,"

suara panggilan dari speaker sekolah terdengar menggema ke setiap kelas. Zora yang namanya di panggil langsung terdiam di tempatnya duduk. Begitupula dengan Nasya, cewek itu langsung menatap Zora yang juga sedang menatapnya.

"Yang gue takutin beneran terjadi Sya,"kata Zora.

"Ra Lo kenapa di panggil, mau ikut lomba ya Lo?"tanya Vita, teman sekelasnya.

"Yaiyalah pasti, si Zora kan pinter."sahut Fera yang ada di sampingnya.

"Udah Dateng aja dulu, kali aja yang diomongin Vita bener,"Nasya mencoba menenangkan Zora.

"Nggak mungkin Sya, pasti gue dipanggil gara-gara masalah kemarin,"

"Positif thinking aja, udah sana. Mau gue anterin?"

"Gak usah, gue sendirian aja,"kata Zora lalu bangkit dari duduknya.

"Semangat!"Nasya memberi Zora semangat dengan kepalan tanganya yang cewek itu junjung  tinggi. Zora terkekeh, memangnya dia mau lomba lari?

***

Zora mengetuk pelan pintu ruang kepsek di depannya. Dan sahutan 'masuk' dari dalam membuatnya menghembuskan nafas pasrah dan membuka pintu itu perlahan.

"Permisi pak,"ucapnya, ternyata bukan cuma pak kepsek yang ada di dalamnya, melainkan guru BK juga.

"Duduk kamu!"titah pak Hermawan selaku kepala sekolah, Zora langsung mengangguk dan duduk di sebelah cowok yang sedang ingin sekali ia bunuh sekarang juga.

"Saya tidak suka basa-basi, jadi langsung saja ke intinya."ucapnya.
"Dari laporan salah satu siswi, kamu dan Aldi telah melakukan perbuatan tidak senonoh di tangga sekolah, apa benar itu Zora, Aldi?"tanyanya tegas, Zora menunduk. Dia harus menjawab apa Kalau memang jawabannya iya?

SEMESTA milik ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang