Part 1💚

5K 351 4
                                    

Pagi ini, anggota Jevanello sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan, kecuali si bungsu yang masih bergelut dengan selimut nya.

"Mommy adek belum bangun?" tanya Kian, si sulung.

Suzy yang tengah mengambilkan makanan untuk suaminya pun melihat ke arah Kian, "Belum kak, nanti aja mommy banguninnya kak."

Kian hanya mengangguk lalu ia melahap sarapannya.
Sedang kan Kenzo dan Nello sudah melahap sarapannya sedari tadi.

Suzy berjalan ke lantai dua menuju kamar si bungsu.

'Ceklek'

Suzy membuka pintu kamar Langit, lalu ia berjalan masuk dan menghampiri Langit. Suzy tersenyum melihat putranya yang tidur dengan tenang wajah nya begitu menggemaskan ingin sekali ia mengunyel-ngunyel putranya itu.

"Adek bangun yuk kita sarapan," sembari menepuk nepuk pipi mochi langit dengan lembut.

"Eunght," Lenguh Langit. Langit bukanlah tipe anak yang susah dibangunkan.

"Bangun yuk sayang."

"Mommy kepala adek pusing," lirih Langit. Saat baru membuka matanya, Langit merasakan kepalanya terasa sangat pusing dan berat.

"Adek pusing? yaudah adek sarapan ya, terus nanti minum obat ya dek." Ujar Suzy yang harus tetap terlihat tenang dan terbiasa dengan keadaan ini. Walaupun sebenarnya rasa panik serta khawatir menggerogoti hatinya.

Flashback on

Waktu Langit berusia dua tahun, Langit sedang bermain kejar kejaran dengan Kiandra, Kenzo, dan Nello ditaman belakang mansion.

"Adek ayo kejar kakak," ujar Kenzo.

"Kejar kakak juga dek," ujar Nello.

Mereka bermain kejar kejaran dengan penuh tawa. Disisi lain, Kiandra duduk di kursi yang ada di taman sembari tersenyum melihat adek adek nya bermain riang.
Lalu pandangan Kiandra melihat ke arah Langit yang tiba-tiba berhenti, Kiandra memperhatikan adek bungsunya itu.

"Brukkk!!"

"Adekkk!!!" Teriak Kiandra saat melihat Langit adek bungsunya itu pingsan serta darah yang mengucur dari hidung Langit. Kiandra berlari menghampiri Langit.

"Adekkk!!" Ucap Kenzo dan Nello bersamaan yang tak kalah terkejut nya, saat melihat adeknya pingsan dan juga mimisan.

"Ya ampun tuan muda Langit kenapa?," tanya salah satu maid yang khawatir. Lalu maid itu berlari dan beranjak ke kamar nyonya dan tuannya.

Tok

Tok

"Permisi tuan..nyonya..." suaranya bergetar karna takut.

Suzy dan Jevanello membuka pintu kamar nya, "iya bik ada apa?, kenapa terlihat khawatir seperti itu?," tanya Suzy dengan perasaan yang tidak enak. Jevanello yang mendengar seperti ada sesuatu beranjak dari ranjang dan melangkahkan kakinya menghampiri Suzy, istrinya.

"Tuan...nyonya..tuan muda Langit pingsan dan mimisan di taman belakang."

Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Jevanello dan Suzy berlari menuju taman belakang mansion dengan perasaan khawatir dan kalut. Sesampai ditaman, Jevan dan Suzy menghampiri anak anak nya. Terutama Langit, yang tidak sadarkan diri berada di pangkuan Kiandra, putra sulungnya.

"Kenapa adek bisa gini sayang?" Tanya Suzy kepada anak anak nya dengan suara bergetar ketakutan.

"Nggak tau mom tiba tiba adek pingsan," jawab Kiandra.

"Bimo siapkan mobil cepat!!" Teriak Jevan. Sungguh ia sangat khawatir terhadap putra bungsunya.

"Iya tuan." Bimo segera pergi ke garansi dan menyiapkan mobil secepatnya.

"Kalian jangan takut ya doain adek, mommy sama daddy ke rumah sakit dulu kalian dirumah jaga diri ya." ujar Suzy kepada ke tiga putranya.

"Iya mom." Jevanello menggendong Langit ala bridal style lalu berlari ke arah mobil yang sudah disiapkan. Begitu juga dengan Suzy yang mengikuti sang suami dari belakang.

Sesampai dirumah sakit, Langit langsung ditangani oleh dokter.

"Mommy takut dad."

"Adek pasti kuat."

Jevan mendekap istrinya berusaha menguatkan sang istri, padahal ia sendiri kini perasaannya tidak karuan.

Tiga puluh menit lamanya Langit ditangani oleh dokter di dalam, akhirnya dokter yang menanganinya pun keluar.

"Gimana keadaan putra saya dok?." Tanya Suzy penuh dengan kekhawatiran.

"Ada yang tidak beres dengan tubuh putra kalian, untuk memastikan nya lebih jelas, saya sarankan untuk melakukan serangkaian tes," jelas sang dokter yang menangani Langit.

"Lakukan dok. Apapun lakukan untuk kesembuhan putra saya," jawab Jevanello.

"Kalau begitu saya akan segera melakukan serangkaian tes untuk pasien. Hasilnya akan keluar dua jam lagi." Jevanello dan Suzy mengangguk mengerti. Lalu sang dokter beranjak pergi.

Saat ini Jevan dan Suzy berada di ruangan dokter Arsat, dokter yang menangani Langit. Sedari tadi Suzy khawatir jika terjadi sesuatu pada putra bungsunya. Keadaan hening hingga akhirnya Jevan membuka suara.

"Jadi gimana dok?."

Dokter memberikan angklop putih berlogo rumah sakit berisi kan surat hasil tes Langit.
Jevan menerima nya lalu membuka dan membacanya bersama sang istri. Suzy tak dapat menahan tangisnya saat mengetahui isi surat itu begitu juga dengan Jevan yang terkejut.

"Apa ini benar hasil pemeriksaan anak saya dok?" Tanya Jevan memastikan.
Dokter Arsat pun mengangguk.

T
B
C

Jangan lupa vote dan komen ya 💚

Mungkin untuk beberapa orang pasti udah pernah baca cerita ku yang ini, karena ini aku revisi kembali dan ada yang aku perbarui lagi dari alurnya mungkin akan sedikit beda.

Langit Jevanello[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang