Kini semua anggota keluarga berkumpul di rumah sakit lebih tepatnya diruangan Langit dirawat. Langit tengah bermain mainan yang baru saja dibelikan oleh daddy-nya di tempat tidur nya.
"Adek mommy mau ngomong sama adek" Ujar Suzy dengan nada yang serius lalu ia duduk disamping ranjang Langit sembari menatap Langit dengan pandangan serius.
"Iya mommy" jawab Langit lalu menatap Suzy dan berhenti dari aktivitas nya.
"Adek Sayang mommy sama daddy nggak"
"Sayang mommy adek sayang banget sama daddy sama mommy sama kakak dan Abang juga" Jawab Langit antusias.
"Adek kalau sayang sama mommy kenapa adek gak mau jujur sama mommy, daddy sama kakak dan abang juga" Mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat Langit kambuh dan tidak mau memberitahu siapapun Suzy merasa sangat gagal menjadi seorang ibu Karena kurang mengerti jika anaknya tengah menahan sakit.
"Maaf mommy, adek salah jangan marah sama adek ya" Ucap Langit dengan mata yang sudah berkaca kaca.
Suzy yang melihat putranya udah hampir menangis, Suzy lantas mendekap putranya dan mengelus punggung Langit.
"Kita akan maafin adek tapi jangan diulangi lagi ya" ujar Jevan mencium rambut Langit.
"huwaaa iya Daddy hiks" Tangis Langit pecah.
"Udah adek jangan nangis kita gak marah sama adek kok sayang" Langit mengangguk menurut.
"Mau main sama abang"
Nello yang mendengar permintaan adeknya pun langsung menghampiri Langit dan duduk disamping ranjang Langit. Nello menemani Langit yang tengah bermain menyusun Lego. Sedangkan Suzy, Jevan, Kiandra dan Kenzo duduk disofa yang ada diruangan Langit.
"Oh ya daddy kapan pergi ke Australia menghadiri rapat?" Tanya Kiandra.
"Lhoo mas kamu kok gak bilang kalau ada rapat diluar negeri" karna biasanya Jevan selalu memberitahu Suzy terlebih dahulu.
"Maaf ini mendadak baru dikasih tau tadi dan besok aku harus pergi ke Australia karena urusan penting" Jevan menjelaskan kepada semuanya.
" Berarti daddy ninggalin adek sama mommy" ujar Kenzo
"Iya kalian jagain mommy sama adek adek kalian ya" ujar Jevan sembari mengelus Surai Kenzo. Kenzo tersenyum sembari mengangguk.
"Main nya udah ya dek. Adek sekarang tidur siang ya udah ngantuk gitu" Ujar Nello yang sedari tadi melihat Langit menguap terus.
Langit mengangguk lalu ia membaringkan tubuhnya. Sedangkan Nello mengemasi mainan Langit yang berada di atas ranjang Langit.
"Mommy" panggil Langit
"Ada apa sayang nya mommy" Suzy bangun dari duduknya dan menghampiri putra bungsunya.
"Maafin adek ya mommy, daddy,kakak dan abang. Adek nyusahin terus karena adek sakit sakitan" ujar Langit dengan mata yang berkaca-kaca.
Saat mendengar perkataan Langit, Jevan dan ketiga putranya mendekat ke Langit mengelilingi Langit. Sedangkan Suzy mendekap Langit ia tak kuasa menahan air matanya.
"Adek gak pernah nyusahin mommy, daddy sama kakak dan Abang. Adek jangan berfikiran seperti itu ya nak. Adek itu malaikat kecil kita semua" Ujar Suzy kenapa putranya bisa bicara seperti itu.
" Adek gak boleh ngomong gitu lagi ya, adek gak pernah nyusahin siapapun. Daddy itu sayang sama adek" ujar Jevan lalu mencium pipi Langit. Entah mengapa hati Jevan sakit dengan penuturan polos putra bungsunya.
"Iya adek itu anugerah bagi kaluarga kita anugerah bagi kakak dan abang jadi adek gaboleh ngomong gitu dan adek harus jujur dengan yang apa adek rasain ya" ujar Kiandra menggenggam tangan mungil Langit yang bebas infus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Jevanello[✅]
Random(Tidak di revisi) Dia Langit Jevanello anak bungsu dari keluarga Jevanello keluarga yang terpandang dan pastinya kaya raya. Namun, di usianya yang masih kecil, ia didiagnosa terkena penyakit yang mematikan. Semua anggota keluarga nya selalu mendukun...