Happy reading...
🌼🌼🌼
Saat ini Jevan, Suzy dan ke tiga putra nya duduk di depan ruang UGD dengan perasaan yang di penuhi kekhawatiran terhadap si bungsu. Suzy sedari tadi tak berhenti menangis apa lagi saat mengingat kejadian tadi.
Flashback on.
Setelah selesai membuatkan susu buat putranya, Suzy bergegas menuju kamar putra bungsunya itu.
Sesampai nya, Suzy langsung masuk kedalam kamar Langit.
"Adek ini susu ny...," Suzy tak melanjutkan perkataannya saat tak mendapati putranya di tempat tidur, Suzy panik pasalnya putranya selalu menuruti perkataan nya.
"Adek kamu dimana sayang?, ini mommy udah buat susu adek loh." Tapi tak ada sahutan dari Langit. Tiba tiba perasaan Suzy gak enak entah kenapa.
'apa adek dikamar mandi ya' gumam nya dalam hati. Suzy pun berjalan menuju kamar mandi.
Suzy terkejut bukan main, saat Suzy mendapati sosok rapuh anaknya, itu terkapar lemah dan mengeluarkan darah dari hidungnya.
"ADEK!!."
Suzy berlari menghampiri tubuh itu, Suzy mendekap putranya tak peduli darah itu akan mengotori baju nya.
"MAS JEVAN!!, KIANDRA!!, KENZO!!, TOLONG!!." Suzy berteriak histeris.
"Brakk!!"
Jevan berlari diikuti ketiga putranya.Jevan langsung mengambil alih Langit dan menggendong nya.
"BIMO SIAPKAN MOBIL SEKARANG!!"
Bukan Jevan yang berteriak melainkan Kiandra si sulung.
"Baik tuan," jawab Bimo langsung menyiapkan mobil sesuai perintah.
"Ayo kita bawa adek kerumah sakit." Suzy mengangguk setuju. Jevan berlari diikuti Suzy dan ketiga putranya. Perasaan Jevan benar benar kalut.
"Mobilnya sudah siap tuan."
"Dad, mom kalian ke rumah sakit hati-hati kita akan menyusul," ucap Kiandra.
Jevan mengangguk lalu ia masuk mobil di kursi belakang diikuti sang istri.
"Kita kerumah sakit sekarang." Bimo tentu mengerti lalu melajukan mobilnya ke rumah sakit milik Jevanello.
Selama perjalanan, Suzy terus menggenggam tangan mungil milik Langit yang terasa dingin, dan ia membersihkan darah di hidung Langit yang sudah mengering dengan tisu basah.
Flashback off.
Sudah satu jam lebih keluarga Jevanello menunggu pintu UGD terbuka, tapi belum ada tanda-tanda mereka selesai memeriksa Langit.
Jevan mendekap istrinya yang sedari tadi tak berhenti menangis.
Sedangkan Kiandra, Kenzo dan Nello sibuk dengan fikiran mereka masing-masing.
Tak lama kemudian, pintu UGD pun terbuka menampilkan sosok dokter dengan wajah lelahnya. Semua anggota keluarga berdiri menghampiri dokter.
"Taeyong bagaimana keadaan adek?." Dokter yang menangani Langit adalah Taeyong adik kandung Suzy.
"Syukurlah adek sudah melewati masa kritis nya. Tapi adek masih belum siuman. Kak kalian bisa ikut aku ke ruangan ada hal penting yang ingin aku sampaikan."
Jevan dan Suzy mengangguk lalu mengikuti Taeyong ke ruangannya.
Di sisi lain, Kiandra bersama kedua adeknya mengikuti beberapa suster yang sedang memindahkan Langit ke ruang rawat VVIP.
Kenzo duduk di kursi samping ranjang Langit dan menggenggam tangan Langit yang terbebas dari infus, dan sesekali ia mencium punggung tangan Langit. Hatinya sangat sakit melihat adek kecilnya terbaring lemah dengan alat yang menempel pada dada langit dan memakai nassal canula Kenzo tak kuasa menahan tangisnya.
"Udah jangan nangis adek itu adek yang kuat adek juga gak akan suka lihat kakak nya nangis gara gara dia," ujar Kiandra menenangkan Kenzo padahal ia sendiri juga sakit melihat keadaan adek kecilnya begini.
Kenzo mengangguk lalu mengusap air matanya. Nello hanya diam menatap sendu Langit yang memejamkan matanya tenang.
Selesai dari ruang Taeyong Suzy dan Jevan ke ruangan Langit berada. Suzy menghampiri tubuh mungil putranya, tangisnya pecah begitu pilu mengingat perkataan Taeyong.
Flashback on
"Ada apa dengan putra ku Tae?." Tanya Suzy.
Taeyong menghela nafas "sel kanker milik adek berkembang sangat cepat kak, dan adek belum bisa kemoterapi sinar x Ray karena masih terlalu kecil tak kuat menahan sakit nya, donor tulang sumsum pun kita masih menunggu ada yang cocok kita hanya bisa mengandalkan kemoterapi dengan obat kak. Kita harus menjaga adek dengan sangat hati-hati dan berdoa." Jelas Taeyong.
Hati Suzy mencelos bak dihantam batu saat mendengar penjelasan Taeyong Suzy menangis
'kenapa harus putra kecilnya yang harus menderita.'
'kenapa tidak aku aja ya Tuhan hatiku sangat sakit,' batin Suzy.
"Mas hiks kita harus bagaimana hiks."
"Aku akan berusaha untuk putra kecil kita."
"Kita bisa melakukan kemoterapi saat usia adek menginjak 10 tahun untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker nya dan aku akan berusaha mempertahankan adek sampai usia itu lalu menyembuhkan adek di rumah sakit luar negeri." Ujar Taeyong.
"Aku percaya pada mu." Ujar Jevan
Flashback off.
TBC
Walaupun sudah tamat tetap Vote dan komen ya 💚 terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Jevanello[✅]
Random(Tidak di revisi) Dia Langit Jevanello anak bungsu dari keluarga Jevanello keluarga yang terpandang dan pastinya kaya raya. Namun, di usianya yang masih kecil, ia didiagnosa terkena penyakit yang mematikan. Semua anggota keluarga nya selalu mendukun...