Part 22💚

1.7K 210 31
                                    

Waktu berganti malam hari kini Langit sudah sadar ia hanya berbaring sambil melihat langit langit ruangannya. Rasanya tubuhnya sudah tidak bertenaga sama sekali ia kuat menggerakkan tubuhnya ngomong saja terasa sangat berat. Sungguh penyakit yang bersarang di tubuh nya sangat menyakitkan.

Suzy masih setia menunggu putranya disamping ranjang pesakit Langit sambil menggenggam tangan Langit yang terbebas dari infus dan tangan sebelah nya lagi mengelus surai Langit. Sedangkan Jevan dan ketiga putranya duduk di sofa sambil mengamati Suzy dan Langit. Mereka sangat sedih melihat keadaan sibungsu yang semakin parah.

"Mommy..." Lirih Langit sambil menatap wajah Suzy sang mommy.

"Apa hm" jawab Suzy lembut.

"Capek" kata Langit pelan namun masih bisa didengar oleh orang sekitarnya.

Deg!!

Suzy diam tak bergeming. Seketika air mata Suzy mengalir ia tak bisa menahan air matanya lagi. Sakit mendengar pernyataan putra bungsunya yang seakan mau menyerah. Jevan beserta Kiandra, Kenzo dan Nello berjalan mendekat ke arah Langit. Jevan merengkuh tubuh sang istri mengingatkan bahwa ia harus kuat.

"Adek capek makanya tidur istirahat ya" Ujar Kiandra si sulung mengalihkan pembicaraan.

"Mom-my, dad-dy sean-dainya Langit pergi kalian semuanya harus ikh-las ya" kata Langit terbata bata ia memejamkan matanya merendam semua rasa sakitnya.

"Adek jangan ngomong gitu ya kita berjuang sama sama" ujar Jevan sambil mengusap lembut kepala Langit. Hatinya seakan teriris mendengar perkataan Langit. Sedangkan Suzy sudah terisak ia tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Akhhh sssakit akh" teriak Langit sambil menjambak rambutnya dengan brutal.

"Jangan gini sayang"

Jevan berusaha menghentikan aksi putra bungsunya itu ia memegangi kedua tangan Langit dengan kewalahan karena Langit yang terus brutal. Sedangkan Kenzo langsung segera menekan tombol darurat berulang kali.

"Akhhh S-sak-sakit hiks" erang Langit terus brutal.

Suzy menangis melihat putranya sangat kesakitan seperti ini. Kata kata putranya yang berkata capek terus terngiang ngiang di telinga nya.

"Mommy ikhlas nak hiks mommy ikhlas jika dengan pergi adek tidak merasakan sakit lagi hiks" ujar Suzy dengan sangat berat hati. Hatinya seakan hancur berkeping-keping. Tapi disisi lain, ia tidak mau melihat putra bungsunya itu kesakitan lagi.

Dengan perlahan, tubuh Langit melemas Langit juga berhenti brutal penglihatan dengan mata sayunya itu perlahan menutup rapat didalam pelukan Jevan sang daddy. Sedangkan Jevan mematung saat ia merasakan bahwa tubuh anaknya sudah bertumpu padanya.

"Hiks ADEKKK" teriak Nello histeris.

"Adek jangan bercanda sama daddy nak hiks" ujar Jevan sembari menitikkan air matanya. Hancur sudah hidupnya.

TBC
Jangan lupa vote dan komen ya!!

Kalau kalian gak vote icung lempar pake semangka nih😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau kalian gak vote icung lempar pake semangka nih😂

Maaf kalau part ini sedikit ya karena author lagi bete banget 😭

Tim sad ending??

Atau

Happy ending??

Jawab ya friends 💚

Selamat malam Minggu!

See you

Langit Jevanello[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang