Part 7💚

2.4K 241 11
                                    

Happy reading....

Saat ini Langit sedang perjalanan ke sekolahnya diantar Kiandra kakak sulungnya mengendarai mobil. Langit sedari tadi memasang wajah cemberut terus mengingat kejadian tadi dimana ia dipaksa Kenzo kakak kedua nya terus berpose imut sedangkan Kenzo sibuk memotret dirinya nya alhasil Langit pasrah menurutinya.

"Udah sampai." Ucap Kiandra memberhentikan disekolah menengah pertama Arwijaya (SMP Arwijaya).

Langit mengangguk sembari tersenyum.

"Nanti yang jemput adek pak Bimo jadi, sebelum di jemput adek jangan kemana-mana." Peringat Kiandra.

Bimo ialah salah satu bodyguard keluarga Jevanello yang paling terpercaya.

"Iya iya kak Kian yang bawel wlek." Langit lalu segera keluar dari mobil sebelum kena amukan Kiandra.

Sedangkan Kiandra hanya tersenyum gemas sama adek bungsunya yang sedikit kehilangan akhlak nya. Lalu ia melajukan mobilnya beranjak ke kantor nya.

🌼🌼🌼

Kini semua murid angkatan baru telah berkumpul di lapangan termasuk Langit.

'puk'

Langit sadar bahwa bahunya ada yang menepuk pelan, lantas ia langsung menoleh ke belakang dan terlihat 3 anak laki-laki seumuran dengan nya yang tengah tersenyum kepadanya.

"Hai kenalin, gue Arka."

"Gue Vero."

"Dan gue Miko."

Mereka bertiga memperkenalkan dirinya masing-masing kepada Langit dengan tersenyum ramah.

"Gue Langit Jevanello panggil aja Langit," ucapnya sambil tersenyum pupy eyes.

Tidak membutuhkan banyak waktu mereka berempat pun menjadi teman akrab. Dan untungnya saat pembagian kelas, Langit dengan kawan-kawan berada di kelas yang sama. Langit duduk sebangku dengan Arka sedangkan Vero duduk sebangku dengan Miko. Sungguh senang dan bahagia hati Langit setelah sekian lama ia bisa bersekolah dengan normal dan mempunyai teman.

"Akh" Langit mengerang pelan sambil memegangi kepalanya, kepalanya tiba-tiba berulah lagi ketika tengah pelajaran sungguh menyusahkan.

"Langit lo gapapa kan?." Tanya Arka pelan dengan rasa khawatir.

"Nggak...gue gak papa kok." Sembari tersenyum meyakinkan. Langit berharap jam pelajaran secepatnya selesai agar ia bisa merebahkan tubuhnya dirumah.
Tak lama kemudian, terdengar suara bel pulang sekolah sungguh hari ini berpihak pada Langit. Langit lalu mengemasi buku serta alat tulisnya kedalam tas.

Kini Arka dan Langit berjalan keluar sekolah.Vero dan Miko udah pulang duluan karena katanya ada urusan mendadak.

"Pulang naik apa?." Tanya Arka.

"Dijemput...kalau Lo?."

"Sama dijemput juga."

"Gue duluan ya ka soalnya udah dijemput," pamit Langit.

"Iya hati-hati."

Langit tersenyum Sembari mengangguk, lalu Langit meninggalkan Arka dan memasuki mobilnya.

Langit langsung menyenderkan kepalanya dan memejamkan matanya saat sampai didalam mobil. Sungguh ia merasakan kepalanya teramat sakit.

"Tuan muda gak papa?," tanya Bimo sedikit khawatir melihat wajah pucat Langit, pasalnya ia tahu bahwa tuan muda nya itu sangat rapuh.

"Gak papa pak Bimo, ayo Kita pulang hari ini saya sangat lelah."

Bimo mengangguk lalu melajukan mobilnya meninggal kan perkarangan sekolah.

Sesampainya dirumah keadaan sepi hanya ada Langit dengan para maid dan bodyguard. Tentu saja Jevan dan Kiandra masih berkutat dengan berkas berkasnya di kantor. Kenzo tengah sibuk dengan bisnis kuliner nya. Suzy mungkin ada urusan mendadak hingga ia harus turun tangan sendiri ke butiknya. Dan Nello sibuk kuliah jurusan dokter nya.

Langit kini merebahkan tubuhnya di sofa. Langit terpaksa merebahkan tubuhnya di sofa, sebenarnya ia sudah tidak punya tenaga lagi untuk berjalan keatas badannya terasa lemas, kepalanya teramat pusing, dan perutnya terasa mual. Langit sangat benci dengan keadaan ini dimana ia sangat lemah dan ujung-ujungnya menyusahkan orang.

'kenapa gue lemah banget sih' gumam nya dalam hati.

Nello telah pulang dari kampus, ia berjalan memasuki mansion mewahnya saat masuk pandangan nya menangkap sosok mungil yang tengah tidur disofa tapi ia sedikit heran karena adeknya itu masih mengenakan seragam sekolah nya dan sepatu. Nello memutuskan menghampiri Langit. Saat melihat wajah adeknya yang begitu pucat dan berkeringat dingin Nello sudah tau bahwa adeknya kambuh Nello pun menghela nafas pelan. Nello sedikit ragu ingin membangun kan Langit karena tak tega namun, Langit harus segera minum obatnya sebagai penunjang hidup.

TBC


Ini nih foto hasil kak Kenzo gimana kiyowo kan.

Ini nih foto hasil kak Kenzo gimana kiyowo kan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Walaupun cerita nya sudah tamat tapi vote dan komen masih lanjut ya💚















Langit Jevanello[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang