23💚

2.7K 210 33
                                    

"ADEKKK"

"Abang bangun!! Abang" Langit mencoba mengguncang tubuh Nello. Nello tersentak kaget lalu membuka matanya. Hal pertama yang Nello lihat adalah Langit adek bungsunya yang tengah menatap wajah nya.

"Adek??ini beneran adek?" Tanya Nello sambil menoel noel wajah Langit. Membuat Langit mendengus kesal.

"Iya ini adek, adeknya abang yang comel" Ketus Langit. Bukannya menjawab tapi Nello langsung memeluk tubuh Langit adeknya. Syukurlah kalau tadi hanya mimpi buruk. Ia sangat takut jika adeknya benar benar pergi meninggalkan semuanya. Sedangkan Langit hanya diam membalas pelukan abangnya.

Di dalam ruangan Langit hanya ada Nello dan Langit. Karena tadi daddy dan mommy ada urusan penting dan meninggalkan Langit bersama Nello eh malah ditinggal Nello tidur sendiri.

"Abang ngga papa?". Nello merenggangkan pelukannya.

"Iya ngga papa selama bersama adek" sambil menelangkup wajah adeknya.

Hari sudah berganti sore hari. Langit membaringkan tubuhnya lalu ia menatap langit langit ruangannya. Menikmati rasa sakit yang kini datang lagi.

"Kak Kian" panggil Langit dengan suara parau sambil melihat ke arah Kiandra kakak sulungnya itu berada di sofa bersama Kenzo dan Nello.

"Ada apa dek hm" sambil mendekati Langit.

"Mau ke taman bosen" Benar saja Langit sangat bosan berada di kamar rumah sakit ini. Semenjak ia dirawat di rumah sakit, semenjak itu juga Langit tidak keluar keluar. Kenzo yang mendengar permintaan sang adek melangkah mendekat Langit.

"Udah kak izinin aja kasihan adek ngga pernah keluar keluar pasti bosan" Ujar Kenzo sambil memakaikan jaket pada Langit. Kiandra menghela nafas lalu mengangguk.

"Kakak ambil kursi roda dulu ya"

"Ngga mau kak, Adek mau digendong sama kak Kian" pinta Langit. Kian menyetujuinya lalu mengangkat tubuh ringkih Langit kedalam gendongan ala koala lalu melangkah keluar kamar diikuti oleh Kenzo yang membawa tiang infus Langit. Sedangkan Nello tidur didalam kamar sendirian.

Kini Kiandra dan Kenzo duduk dikursi taman dengan Langit yang berada di pangkuan Kiandra kakak sulungnya.

"Seger ya kak anginnya" kata Langit sambil memejamkan matanya menikmati sepoi sepoi angin sore yang menerjang wajahnya.

"Kalau dingin atau pusing atau apa bilang ya dek" ujar Kiandra yang dijawab oleh Langit dengan anggukan. Tiba-tiba saja saat Langit masih menikmati angin merasakan kepalanya sakit seperti dihantam batu besar membuat ia meringis dan memegang kepalanya. Kiandra dan Kenzo yang melihat itu seketika panik.

"Kenapa dek?" Tanya Kenzo

"Pusing kak tapi dikit" bohong Langit. Saat ini ia juga merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya padahal ia sudah mengenakan jaket yang lumayan tebal.

"Sini kakak pijit". Kiandra memijit kepala Langit dengan penuh sayang.

"Mual kak" lirih Langit. Langit sungguh benci keadaan ini dimana ia ingin menikmati momen bersama kakaknya tanpa rasa sakit. Kenzo beranjak mencari baskom. Setelah mendapat baskom ia segera menghampiri Langit.

"Hoekkk...hoekk..uhukk" Langit kepayahan memuntahkan semua isi perutnya. Kenzo memijat tengkuk leher Langit. Tangan Langit mencengkeram paha Kiandra erat hingga membuat Kiandra meringis sakit. Namun, ia tidak keberatan karena melihat adeknya kesakitan seperti ini membuat hati nya lebih sakit.

Setelah selesai memuntahkan isi perutnya, Langit menyenderkan kepalanya di dada bidang Kiandra kakak sulungnya. Sungguh badan Langit terasa lemas ditambah rasa sakit kepala nya membuat Langit ingin menyerah. Kiandra mengusap punggung Langit mencoba menenangkan.

"K-kak sakit" Rintih Langit tak kuasa menahan sakitnya hingga pandangan nya gelap akhirnya ia pingsan. Kiandra dan Kenzo segera membawa Langit ke kamarnya lagi dengan perasaan bersalah karena telah membawa Langit ke taman dan khawatir terhadap kondisi Langit.

🥀

Kini semua anggota keluarga Jevanello menunggu anggota bungsunya siuman. Mengingat tadi saat Suzy dan Jevan yang baru tiba dirumah sakit sudah di sunggui dengan keadaan putra bungsunya yang kembali ngedrop dan menurun hingga harus melakukan perawatan Radioterapi. Itu adalah satu satu nya cara terakhir buat mengobati Langit. Apakah itu berhasil atau tidak biarlah Tuhan yang mengatur nya.

Kini semua orang tinggal menunggu Langit bangun dan menunggu kabar dari dokter.

"Eunghhh" Erang Langit. Perlahan mata indah milik Langit terbuka. Membuat semua orang bernafas lega akhirnya orang yang mereka tunggu tunggu sadar juga.

"Syukurlah anak mommy sudah sadar" ujar Suzy lalu mencium kening Langit.

'Ceklek'

Menampilkan sosok dokter yang tak lain adalah Taeyong sambil membawa angklop coklat berisi catatan kondisi Langit. Taeyong tersenyum lalu mendekat ke arah Langit tepatnya Suzy dan Jevan.

"Selamat pangeran kecil kamu dinyatakan sembuh" ujar Taeyong. Semua anggota keluarga yang mendengar pernyataan Taeyong tak henti hentinya tersenyum merekah. Sungguh ini kabar gembira yang mereka tunggu.

"Selamat sayang kamu udah sembuh" Ujar Jevan menciumi pipi Langit. Sedangkan Langit tidak bisa berkata apa-apa selain bersyukur dalam hati.

End

Huhuhu maaf baru bisa up karena tugas sekolah banyak banget ditambah aku baru mengikuti event cerpen ngebuat otakku harus berfikir keras. Buat kalian Doain aku ya semoga menang dalam event.

Akhirnya Langit Jevanello end juga tapi nanti kayaknya ada season 2 buat perjalanan Langit dan pastinya ada konfliknya. Itu juga kalau kalian mau jadi komen disini ya yang mau!

Terimakasih buat kalian yang udah mengikuti cerita ku yang banyak kekurangan nya ini. Dan mungkin cerita nya ngebosenin. Awalnya aku ngga percaya diri buat cerita ini tapi, melihat vote dan komen dari kalian membuat aku percaya diri. Love you kalian semua 💚

Jangan lupa vote dan komen💚

Karena jujur ya vote dan komen kalian tuh berarti banget buat aku. Tandanya kalau vote banyak dan komen kalian mood banget itu apresiasi kalian yang suka/menghargai karya aku membuat aku tuh jadi semangat gitu update nya. Ya walaupun cerita yang aku buat tuh ngga bagus dan banyak banget kekurangan nya.

See you




Langit Jevanello[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang