Part 18💚

1.4K 184 15
                                    

Kini Langit berbaring di ranjang nya sembari menatap langit langit kamar nya. Langit semakin merasakan tubuhnya teramat sakit setiap hari nya. Langit ingin menyerah, tapi ia tidak tega dengan keluarganya yang selalu berjuang untuk kesembuhan nya.

"Agggrr" erang Langit saat merasakan kepalanya yang sakit seperti dihantam batu besar, Langit memegangi kepalanya dengan kedua tangan nya sembari meringkuk.

"Ya Tuhan, sakit banget kepala Langit" tak terasa cairan bening keluar dari mata Langit.

Tes

Tes

Tes

Langit merasakan ada sesuatu yang keluar dari hidungnya. Dan benar saja darah segar keluar dari hidungnya. Dengan segera Langit berlari ke kamar mandi segera membersihkan darah yang keluar dari hidungnya. Setelah selesai mimisan berhenti, Langit meluruhkan tubuhnya dilantai kamar mandi, badannya terasa lemas kepala nya juga terasa sakit dan Langit mengeluarkan keringat dingin. Langit bangkit dari duduknya dengan langkah gontai ia segera berjalan menuju ranjang nya dan segera membaringkan tubuhnya kembali dengan mata terpejam untuk menetralkan pusing nya. Langit pun akhirnya terlelap tidur.

Di lain sisi, Kiandra sedang mengeringkan rambutnya setelah selesai mandi dan memakai pakaian. Kiandra berjalan keluar dari kamarnya menuju kamar adek bungsunya.

Kiandra Pov

Ceklek

Pertama yang gue lihat saat membuka pintu kamar Langit adek bungsu gue adalah melihat Langit yang tengah tertidur dengan wajah damai nya tapi wajahnya begitu sangat pucat. Gue memutuskan untuk mendekat lalu gue ikut berbaring di samping Langit memandangi wajah Langit yang pucat pasi. Hati gue sangat sakit yang harus melihat Langit adek bungsu gue selalu menahan sakit nya setiap hari. Jika gue bisa menggantikan posisi itu gue rela menggantikan nya, karena gue sangat sayang banget sama Langit.

Setiap hari gue takut jika hari ini adalah hari terakhir bisa melihat mata Langit terbuka, karena penyakit Langit bisa merenggut nyawanya kapan aja dan gue sangat benci itu. Gue takut kehilangannya.

Langit itu bagaikan Langit dan yang lain(anggota keluarga Jevanello) adalah bintang, dan bintang tidak akan ada tempat untuk bersinar jika Langit nya sudah tidak ada.

Kiandra Pov end

"Eungh" Langit tersenyum saat bangun mendapati kakak sulungnya yang tengah tidur sambil memeluk nya. Perasaan Langit menghangat, kakak sulungnya itu memang terlihat cuek namun sangat perhatian.

Kian yang merasa tidurnya ada yang memperhatikan membuka matanya perlahan dan menetralkan pandangan nya. Dan benar saja adeknya itu sudah bangun dan sedang menatap nya.

"Udah bangun hm". Langit mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

"Ada yang sakit?" Tanya Kian lagi sambil menciumi pipi Langit adek bungsunya. Langit menggeleng kan kepalanya. Tentu Langit berbohong, pusing di kepala nya walaupun sudah dibuat untuk tidur namun tak kunjung reda juga malah semakin sakit tapi ia tak mau membuat kakak nya itu khawatir.

"Kita turun yuk terus adek makan minum obat, adek tadi siang belum makan kan adek tidur"

"Gendong ya kak" Rengek Langit sedikit bermanja jujur saja badan Langit sangat lemas tak kuat untuk berjalan. Tanpa ba-bi-bu Kiandra mengangkat tubuh Langit ke dalam gendongan nya ala koala. Lalu Kiandra berjalan keluar kamar Langit.

"Adek udah bangun nak" Ujar Suzy menghampiri Langit dan membelai rambut Langit. Betapa terkejutnya saat membelai rambut putra bungsunya itu, rambut Langit banyak yang rontok di tangan Suzy.

"Gapapa mommy buang aja" kata Langit yang melihat itu. Tentu Langit tau itu karena efek samping kemoterapi yang dijalani nya. Langit menyembunyikan wajahnya di dada bidang Kiandra, tentu Langit sedih melihat itu bohong jika ia berkata tidak.

"Gausah difikirkan sekarang adek mau nunggu mommy nyiapin makanan dimana hm ruang tv?" Dengan segera Kiandra mengalihkan pembicaraan supaya Langit tidak sedih.

"Ke taman aja yuk kak".

"Jangan dek udara nya dingin nanti adek sakit, kita nonton tv aja ya". Langit mengangguk pasrah. Lalu Kiandra berjalan menuju ruang tv.

Sedangkan Suzy masih mematung di tempat sambil menatap rambut putra bungsunya tadi yang rontok. Suzy menangis dalam diam hatinya sakit, Suzy ingin marah kenapa harus putra bungsunya yang menanggung rasa sakit ini dosa apa yang telah Suzy perbuatan hingga harus anaknya yang menanggung. Namun segera ia menghapus air matanya dan segera menyiapkan makanan untuk Langit.

Langit duduk disamping Kiandra sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang Kiandra kakak sulungnya.

"Daddy kapan pulang nya kak" tanya Langit dengan wajah cemberut.

"Bentar lagi pulang dek" sambil menciumi pipi Langit gemas.

"Udah dong kak ciumannya gantian aku" ujar Kenzo yang langsung bergabung duduk dan menciumi pipi Langit.

"Ihh kak Ken udah" gerutu Langit

"Udah udah sini adek sama mommy Sekarang adek makan" Ujar Suzy sembari menghampiri ketiga putranya dan ikut duduk. Langit mengangguk lalu mendekat ke arah mommy. Suzy menyuapi Langit dengan telaten, Langit hanya makan beberapa suapan aja karena ia merasa mual lalu ia meminum obatnya dengan air.

"Bi tolong bawa ke dapur ya" Sambil menyodorkan piring dan gelas bekas Langit.

"Iya nyonya".

Langit berbaring dialas karpet bulu yang lembut dengan kepala di atas paha Suzy, mommy nya.

"Adek pusing hm" tanya Suzy. Langit mengangguk. Lantas Suzy memijit kedua pelipis Langit ia berharap dapat mengurangi rasa sakit putranya.

"ABANG PULANG" Teriak Nello yang baru memasuki mansion mewahnya.

"Abang ini rumah bukan hutan Abang" Celetuk Langit yang masih tiduran di paha sang mommy sembari memejamkan matanya.

"Hehehe iya maaf dek.....ini kok kumpul kumpul nggak ngajak Abang sih" Lalu ikut duduk disamping Kenzo.

Tuk

Kenzo menjitak kepala Nello pelan "orang kamu nya aj baru pulang".

"Ih kak Ken apaaan sih... mommy kak Ken nih" adu Nello sama Suzy sang mommy.

"Udah udah sana bang, mandi terus makan". "Nanti aja mom"

"Kak, tolong pindahin adek soalnya adek tidur takut nanti badannya sakit nanti kalau tidur nya disini" Ujar Suzy yang menyadari bahwa putra bungsunya itu terlelap tidur mungkin karena efek obat.

"Biar aku aja mom" Nello langsung menggendong Langit ala koala dan berjalan menuju kamar Langit.

"Mommy ke kamar adek dulu ya" pamit Suzy terhadap Kiandra dan Kenzo.

"Iya mom" Suzy melangkah kan kakinya menuju kamar si bungsu.

Nello membaringkan tubuh Langit dengan hati hati supaya adeknya tidak terbangun. Lalu Nello menyelimuti tubuh Langit sampai dada.

"Abang sayang adek" lalu mencium pipi Langit.

TBC
Maaf Typo
Langit Jevanello kembali

Aku ngga mengharapkan apapun, tapi kalian pasti tau kan cara menghargai author. Jangan lupa vote dan komen

Langit Jevanello[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang