Part 10💚

2.2K 216 3
                                    

Budaya kan vote sebelum membaca
Happy reading...

🌼🌼🌼

Hari ini adalah jadwal Langit kemoterapi. Langit ditemani oleh Jevan, Suzy, dan Kenzo. Kenzo memaksa ikut karena ingin mengetahui kondisi Langit dengan jelas. Kini Langit sudah mengganti baju nya dengan baju pasien dibantu dengan sang Daddy. Langit berbaring di tempat tidur nya yang berada di ruang VVIP.

"Daddy adek takut." Ucap Langit sembari menggenggam tangan Jevan.

"Gak usah takut disini ada Daddy, mommy, sama kak Kenzo yang nemenin adek." Jevan mencoba menenangkan putra bungsunya.

"Jangan takut jagoan kakak gak boleh takut ya adek mau sembuh kan?." Ujar Kenzo menghampiri bangsal Langit Jujur saja mengatakan seperti itu membuat hati Kenzo sendiri takut akan terjadi sesuatu pada Langit.

Setelah selesai membeli beberapa makanan dan minuman hangat untuk Langit, Suzy segera kembali menuju ruangan putranya. Setelah sampai, Suzy melihat Langit dengan senyuman manis yang terukir di bibir Suzy.

"Adek yang tenang ya nak, mommy selalu disamping adek," sembari mengelus Surai hitam Langit.

Tak lama kemudian, Taeyong beserta beberapa suster memasuki ruangan Langit.

"Samchon," panggil Langit sembari tersenyum tipis agak takut.

"Adek udah siap?, sakit sedikit gapapa ya dek biar sembuh ya," kata Taeyong mengelus kepala Langit halus. Sebenarnya Taeyong juga tidak tega melihat keponakan kecil nya akan kesakitan karena melakukan kemoterapi.

Langit mengangguk pasrah.

Lalu Taeyong memulai nya. Taeyong mulai menyuntikkan obat dengan dosis tinggi ke infus milik Langit. Lalu beberapa suster meninggalkan kamar Langit tapi tidak dengan Taeyong yang masih memantau Langit.

Langit merasakan sekujur tubuhnya sangat sakit dan lemas, kepalanya juga sangat sakit seperti mau pecah.

"Dad-dy... sa-sakit," rintih Langit sembari meremas tangan Jevan menyalurkan apa yang dirasakan.

"Tahan ya dek anak daddy pasti kuat."

Suzy tak kuasa menahan air matanya yang mengalir tanpa suara. Suzy mengelus surai milik Langit mencoba menenangkan Langit. Hati Suzy sangat sakit melihat putranya menahan sakit untuk berjuang hidup.

Kenzo hanya diam, ia tak berani mendekat ke bangsal milik Langit.

"Mom-my hiks sakittt." Adu Langit sembari menangis. Tubuh Langit bergetar karena merasakan sekujur tubuhnya sakit sangat  hebat.

"Mana yang sakit dek."

"Mual mom," Langit merasakan perutnya sakit dan mual.

Kenzo segera mengambil baskom dan plastik.

"Huwekk uhukk huwekk uhukk uhukk"

Langit memuntahkan semua isi perutnya. Langit benar benar sangat lemas. Wajah sangat pucat seperti mayat hidup.

Taeyong hanya diam memantau karena itu emang sudah hal biasa yang dirasakan saat melakukan kemoterapi.

Langit tak kuasa menahan sakitnya, hingga pandangan memburam dan akhirnya gelap.

"TAEYONG ADEK PINGSAN," teriak Suzy ketakutan melihat putra kecilnya tak sadarkan diri.

Taeyong segera menangani Langit dengan beberapa suster dan meminta Jevan, Suzy dan Kenzo keluar.

🌼🌼🌼

Kini Langit sudah sadar dan sudah diperbolehkan pulang, tapi lebih tepatnya Langit yang memaksa. Langit kini digendong oleh Jevan ala koala karena tubuhnya yang masih sangat lemas.

Sesampai dirumah Jevan membaringkan tubuh Langit dengan hati hati karena sedari tadi langit tertidur. Kenzo memilih istirahat dikamar Langit ia membaringkan tubuhnya di samping Langit sembari memeluk adeknya itu.

Perlahan mata langit terbuka ia terbangun dari tidurnya, Langit merasakan tangannya kebas dan tidak bisa digerakkan. Dan benar saja saat bangun ia tersenyum melihat kakak keduanya yang tengah tertidur memeluk dirinya sembari menindih tangannya. Tak lama kemudian, Kenzo juga ikut terbangun.

"Adek laper hm?." Tanya Kenzo karena kebiasaan Langit kalau baru bangun pasti ia akan merasa lapar.

Langit mengangguk sembari tersenyum pupy eyes. Lantas Kenzo yang langsung mencium pipi Langit. Mereka pun beranjak ke meja makan untuk makan.
______________________________________

"ABANG PULANG," teriak Nello.

"Kamu ini kayak Tarzan aja teriak teriak." Sahut Kenzo yang berada di sofa sembari menyuapi Langit buah.

"Adek makan apa hm?." Tanya Nello lalu duduk disamping Langit.

"Buah abang," jawab Langit.

"Heh bocah kamu itu udah ngerti ngapa tanya sih," ujar Kenzo sewot.

"Yaelah kak Napa sih sewot banget kayak cewek pms aja."

"Nello apa tadi kamu bilang." Kenzo sedang mencoba merendam amarahnya.

"Ampun kak... mommy mana?."

"Ada urusan mendadak dibutik," Jawab Kenzo yang masih sibuk menyuapi Langit.

"Adek gimana masih lemes?." Nello sembari ikut memakan buah yang dikupas Kenzo.

"Udah nggak kok kak."

Setelah beberapa lama Kenzo Nello dan Langit berada di depan tv tiba tiba mendengar suara dengkuran halus yang berasal dari Langit. Langit tertidur di sofa. Lalu Nello mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Langit sampai dada.

"Jangan pernah tinggalin Abang ya dek,"  lalu mengecup dahi Langit.

TBC.




Langit Jevanello[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang