Part 2💚

4.3K 355 12
                                    

"Putra kalian terkena Leukimia," ujar sang dokter.

Perasaan Jevan dan Suzy bagai tersambar petir setelah mengetahui penyakit yang diderita putra bungsunya. Suzy menangis didalam pelukan Jevan sang suami. Hati Suzy, terasa sangat sakit.

"Mas, ini gimana?"

"Kamu yang tenang, kita berjuang bersama-sama untuk kesembuhan putra kita."

Setelah mengetahui kondisi Langit yang begitu rapuh, seluruh anggota keluarga Jevanello selalu menjaga Langit yang bagaikan kaca retak.
Semua anggota keluarga Jevanello juga akan berusaha agar anggota bungsu mereka bisa tetap bertahan hidup.

Walau ada kata mustahil untuk bisa sembuh total.

Flashback off.

"Adek pusing sayang? Mommy gendong ya kita turun, terus sarapan dan seperti biasa minum obat biar gak pusing lagi ya nak." Ujar Suzy penuh kasih sayang. Hati Suzy sebagai sosok seorang ibu sangat sakit melihat putranya mengeluh kesakitan, tapi ia harus tetep tegar di hadapan Langit.

Langit tersenyum lalu merentangkan kedua tangannya, tanda mau digendong sang mommy.

Suzy yang mengerti maksud Langit pun langsung menggendong Langit ala koala dan menghujani pipi Langit dengan ciuman sayang nya.
Setelah dari kamar mandi untuk sikat gigi, Suzy menggendong Langit turun ke lantai satu beranjak ke meja makan. Langit menumpukan kepalanya di pundak sang mommy.

"Morning baby nya Daddy," ucap Jevan sembari tersenyum, lalu ia mengambil alih tubuh Langit dan membawanya kepangkuannya.

"Selamat pagi adeknya abang Nello." Ucap Nello sembari tersenyum.

"Adek gue juga kalik," sahut Kenzo yang tak terima.

"Udah diem." Kali ini Kiandra yang angkat bicara dengan nada dingin.

Suzy dan Jevan hanya tersenyum dan geleng geleng kepala melihat tingkah laku putra-putranya.

"Pagi juga Daddy, kakak, abang," balas Langit sembari tersenyum menggemaskan membuat semuanya ikut senyum.

"Lucunya adek. Adeknya siapa ini hm?" tanya Kiandra yang tak tahan dengan adeknya yang menggemaskan itu. Ia mengusap lembut pipi Langit.

"Ya adek ku lah orang kakak nya menggemaskan gini," balas Kenzo dengan pede nya.

"Terserah!!" Ucap Kiandra dan Nello bersamaan.

"Udah udah kok pada ribut didepan makanan sih gak baik loh sayang, dimakan gih sarapannya nanti kalian telat loh nak."

"Iya mommy."

Suzy menyuapi Langit dengan telaten
Lalu Langit meminum obatnya.

"Tadi adek waktu bangun ngeluh pusing dad," Suzy mengadu kepada sang suami.

Jevan dan kakaknya Langit yang mendengar perkataan Suzy terkejut,
lalu atensi mereka kearah Langit yang berada dipangkuan sang Daddy.

"Adek masih pusing hm?" tanya Jevan.

"Udah tinggal sedikit daddy," jawabnya jujur.

"Homeschooling adek hari ini libur adek istirahat dirumah aja." Jevan tak mau mengambil resiko jika menyangkut kesehatan si bungsu.

Langit hanya mengangguk menurut.
Dari dulu emang Langit homeschooling karna kondisi nya yang tidak memungkinkan untuk bersekolah normal.

"Kita berangkat dulu ya mom, dad." Pamit Kiandra yang udah bangkit dari duduknya diikuti Kenzo dan Nello.

"Kalian hati-hati ya sayang," balas Suzy dengan senyuman.

"Nello kamu jangan nakal ya disekolah." Peringat Jevan dengan sedikit penekanan.

"Iya iya dad mana berani aku macam-macam nanti malah main tarik fasilitas lagi," balas Nello dengan sedikit menyengir.

"Adek, kakak berangkat dulu ya," ucap Kiandra lalu mencium pipi Langit.

"Kak Ken pergi dulu ya nanti kalau kakak pulang mau dibeliin apa hm?," tanyanya.

Langit tampak berfikir sebentar, "adek mau biskuit yang banyak sama susu kotak ya kak."

"Siap boss." Balas Kenzo sembari memberi hormat lalu mencium pipi Langit.

"Abang pergi sekolah dulu ya dek nanti kalau udah pulang abang main sama adek ya. Adek dirumah istirahat biar sembuh." Ujar Nello

"Iya Abang."

Nello pun memeluk Langit lalu mencium pipi Langit.

"Yaudah ayo kita berangkat."

"Kita berangkat dad mom adek," ucap mereka bertiga serempak. Lalu berjalan keluar beranjak pergi.

"Hati-hati." Teriak Jevan.

💚💚💚

Hari ini Jevan memutuskan tidak berangkat kerja karna mau menemani si bungsu istirahat. Saat ini Jevan sedang membaca koran di depan tv sambil menunggu Langit selesai mandi.

"Daddy." Pekik Langit kegirangan senang, ia berlari kearah Jevan.

Jevan yang merasa terpanggil pun menoleh kearah sumber suara. "Adek jangan lari, jalan aja nak," Jevan tidak mau kalau Langit kelelahan dan berujung sakit apalagi terluka karena jatuh. Jevan dengan sigap menangkap tubuh Langit yang oleng.

"Tuh kan baru aja daddy bilangin, udah mau jatuh kan dek."

"Maafin adek ya daddy," sambil memanyungkan bibir nya menambah kesan menggemaskan nya. Kok tidak sekarang aja Langit memakai piyama bergambar anak ayam berwarna putih dan kuning.

"Daddy maafin tapi jangan diulangi lagi ya dek, dan ada satu syarat nya, adek harus cium Daddy dulu."

'Muuuuach'

Langit mencium pipi Daddy Jevan.

"Daddy aja nih yang dicium mommy nggak?." Ucap Suzy yang baru datang lalu duduk disamping suaminya.

'Muuacchh'

Langit juga mencium pipi mommy nya.

"Anak mommy gemes banget sih jangan sakit sakit ya nak," Sembari mengelus Surai hitam Langit.

TBC

Walaupun sudah tamat tapi vote dan komen tetap lanjut ya💚








Langit Jevanello[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang