"Makasih princess, udah bikin aku ngerasain beratnya rindu" -alwi
"Bener ga si ini rumah sakitnya?" Azli menatap rumah sakit dihadapannya, ia terdiam memastikan alamat dan rumah sakit bergantian. Karena ia berdiri tepat ditengah-tengah jalan.
Bruk!
Ia tersenggol seseorang hingga tubuhnya oleng, hampir jatuh jika tak ada orang yang menahannya. Azli yang menyadari orang yang menahannya adalah Azira langsung berdiri tegak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Eh, maaf nih Zli gue lagi buru-buru. Lo ke sini juga?" Azira berusaha mengatasi dag-dig-dug serr dalam jantungnya.
"Iya, dikabarin bang Michle kalo Vina dirawat disini. Lo?"
"Gue juga mau jenguk Vina, tadi gue sempet bantu Alwi bawa Vina kesini pas pingsan, jadi gue udah tau letak kamarnya" Azira tersenyum kikuk, rasanya ia ingin kabur saja. Keduanya tak menyangka akan bertemu disini.
"Woii! Chie-chieee, aduh kalian sahabat gue cocok banget!" celetuk Yusuf membuat keduanya salting.
"Lo kesini juga Suf?" pekiknya senang, Yusuf mengangguk.
"Gue kesini sama Linda" sahutnya memudarkan senyum Azira, ia tak menyadari ada Linda saking senangnya melihat Yusuf.
"Kok jadi diem gini, ayo masuk! Mao jenguk Vina kan?" Azli memecahkan kecanggungan mereka, keempatnya berjalan beriringan menuju ruang rawat Vina. Sesampainya disana, Azli langsung membuka pintu.
Ceklek!
Ruang rawat Vina sepi, hanya ada Vina berbaring diranjangnya dan Alwi duduk disebelahnya, diatas ranjang sambil memangku kepala Vina dipahanya. Menyadari kedatangan mereka, Alwi terkejut dan langsung turun dari ranjang.
"Aduuh, gangguin momen romantis-romantisan gue sama Alwi aja deh" Vina mengerucutkan bibirnya.
"Kalian datang salah waktu tauu!" mereka terkekeh atas tingkah Vina.
"Heh bocah! Gue tuh baik yaa ama lo, ga mau biarin lo berduaan sama Alwi, ntar yang ketiganya setan!" sahut Azli.
"Ya emang, kan yang ketiganya elo, berarti yang jadi setannya elo!"
"Kaga ye, gue mao jadi yang terakhir aja. Pertama elo, kedua Alwi, ketiga Yusuf, keempat Azira, kelima Linda, gue terakhir. Wlee, pinna jelek!" ejek Azli.
Vina menoleh pada Alwi, menarik ujung kaus Alwi sambil mencebikkan bibirnya seperti anak kecil yang ingin menangis.
"Ihh Alwi, pinna cantikkan? Masa kata Azii pinna dibilang jelek! Azii jahat tuh, iket aja bibirnya!" adu Vina kepada Alwi persis seperti anak kecil membuat semuanya tertawa renyah.
"Lo udah baikkan?" tanya Azli dan Azira kompak, keduanya menoleh saling bertatapan.
"Kok bareng gitu?" tanya Yusuf dan Linda bersamaan, kini mereka yang menoleh, lalu saling terkekeh membuat Alwi dan Vina menatap mereka.
"Gue jadi curiga sama kalian" Vina menunjuk Azli, Azira, Yusuf, dan Linda bergantian.
"Kayanya mereka ada something" sahut Alwi membuat keadaan hening, Azli dan Yusuf tersenyum kikuk mengangkat bahu.
🍓🍓🍓
Vina sedih saat Alwi hendak kembali kerumahnya, rasa rindunya belum terobati. Namun ia tak boleh egois, karena Alwi harus kembali ke rumah.
"Hati-hati yaa Al, salam buat Abi sama Mama, bilang dari Vina cantik! Nggak usah kemana-mana, dihati gue aja biar nyaman" Vina tersenyum, mencubit pipi Alwi dengan sebelah tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN HALU (END)
Romance"Mimpi terindah dalam hidupku adalah ketika aku bisa melihatmu secara nyata" -alvina Cewek yang suka memakan permen karet ini dikenal sebagai Queen of 207 Jakarta yang pendiam, namun suka membuat onar dengan segala kejahilannya. Jangan lupakan kata...