"Cemburu itu tanda cinta, right?" -alvina
Sepulang sekolah Azira, Linda, dan lainnya memutuskan berkumpul membahas persiapan final turnamen futsal putri antar SMK se–jakarta.
"Eh, btw gue denger-denger Vina masuk rumah sakit ya? Terus gimana keadaannya sekarang?" tanya Alika berbaring dikarpet lantai.
"Ga tau deh, mungkin Azira sama Linda tau. Tadikan mereka anter Vina ke rumah sakit" sahut Berlian melirik Azira dan Linda.
"Pas gue ada disana Vina belum siuman, masih kritis" sahut Linda.
"Bang Michle baru aja ngasih tau gue kalo Vina udah melewati masa kritisnya, tapi ngga tau kapan siumannya" imbuh Azira, ruangan hening, semua sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Terus pertandingan futsal kita gimana?" Alika menutup wajahnya dengan kedua tangan, semua terdiam saling pandang, mereka tau Vina andalan timnya. Tanpa Vina, tim mereka mungkin tak akan pernah melangkah sejauh ini.
"Apa mungkin kita mundur aja ya, toh tanpa adanya Vina kita bakal kalah kan?" Berlian tampak putus asa.
"Mundur hanya berlaku untuk mereka yang pengecut, mundur ga akan nyelesain masalah, yang ada malah beban yang kita dapet. Kita kan udah latihan semaksimal mungkin, jadi percaya aja. Toh, usaha ga akan mengkhianati hasil" sahut Azira diangguki teman-temannya.
Itu sebabnya Vina menunjuk Azira sebagai wakil ketua dieskul futsal putri, karena pemikiran dewasa dan cara memandangnya membuat ia yakin bisa mengandalkan Azira jika suatu saat berhalangan.
Vina sibuk dan sangat sulit menerima tanggung jawab seperti ini, Vina adalah ketua OSIS di SMKN 207 jakarta, ketua eskul PMR, ketua eskul Futsal Putri, Ketua Kelas, ketua kelompok dari kelas X-XI karena kepercayaan teman-teman padanya.
Vina tak ingin menjadi ketua yang dituntut untuk menaungi tugasnya, ia hanya ingin membantu dan ikut andil dalam urusan apapun itu asal bermanfaat bagi dirinya.
Sepertinya orang-orang tak tau diri dan terus-menerus memberikan beban kepadanya, membuatnya sulit fokus, sulit istirahat, sulit membagi waktu untuk OSIS, PMR, Futsal Putri, Kelas, bahkan untuk dirinya sendiri.
Ia tak punya banyak waktu untuk mengerjakan tugas dan belajar seperti pelajar sesungguhnya, Vina hanya belajar jika guru menerangkan, memberi tugas, selebihnya waktunya terbuang hanya untuk osis, kelas, pmr, futsal. Beruntung ia memiliki otak yang cerdas, memudahkannya melakukan sesuatu.
"Jadi kita harus percaya diri yaa, Vina pasti bakalan seneng kalo kita berusaha keras. Semangatt!"
🍓🍓🍓
Yusuf beranjak menaiki motor, dipertengahan jalan ia melihat Linda sedang menunggu dihalte dekat sekolah. Linda mengernyit melihat motor ninja putih menghampirinya.
"Nunggu siapa?" tanya Yusuf kikuk setelah membuka helmnya full face.
"Nunggu jemputan" Linda gugup, ia harus menjaga jarak dengan Yusuf agar Azira tak salah paham.
"Kalo ga keberatan bareng gue aja, rencananya gue mao jenguk Vina dulu"
Linda tak kunjung menjawab, Yusuf mendekat hingga mereka berhadapan. Keduanya terdiam, suasana yang cukup ramai itu membuat orang sulit berlalu-lalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN HALU (END)
Romance"Mimpi terindah dalam hidupku adalah ketika aku bisa melihatmu secara nyata" -alvina Cewek yang suka memakan permen karet ini dikenal sebagai Queen of 207 Jakarta yang pendiam, namun suka membuat onar dengan segala kejahilannya. Jangan lupakan kata...