54| Malam pertama

236 34 11
                                    

"Bersamamu adalah cerita yang tidak ingin ku akhiri"

Ada kalanya Allah mempertemukan kita dengan seseorang yang sangat kita cintai, yang sangat kita harapkan, yang sangat kita rindukan, yang sangat kita inginkan menjadi pasangan kita.

Sungguh Vina sangat merasa bersyukur, Allah mengabulkan harapan dan doanya selama ini. Menikah dengan Alwi adalah impiannya, sosok Alwi bagaikan pangeran syurga di matanya.

Seperti saat ini, Vina terus memandangi wajah Alwi yang memejamkan mata. Pasti suaminya ini sedang kelalahan, mengingat resepsi pernikahan baru selesai pukul 10 malam.

Suami?? Aahh, Vina jadi tersenyum sendiri dengan pipi yang memerah. Lelaki di sebelahnya ini adalah suaminya, miliknya.

Vina mengusap pelan pipi Alwi, mencubitnya, lalu menciumnya dengan gemas. Alwi yang merasa terganggu membuka matanya perlahan, melihat Vina yang memandangnya dengan mata berkedip lucu.

Apalagi piyama yang dipakainya saat ini, membuatnya semakin menggemaskan. Perpaduan harum rambut Vina yang beraroma strawberry dan lehernya yang harum minyak telon bercampur bedak, sungguh memabukkan. Ini aroma favorit yang akan menjadi candunya.

"Mandi dulu yuk Al, kamu ga mungkin tidur pake jas gitu kan?" ucap Vina sambil mengelus pipi Alwi.

"Boleh peluk kamu ga?" izinnya membuat pipi Vina bersemu, Alwi ini ada-ada saja. kenapa harus izin coba?

Vina mengangguk kikuk, sungguh berdekatan dengan Alwi membuat jantungnya selalu berdetak kencang, apalagi keadaan saat ini berbeda.

Alwi bergeser lalu memeluk Vina penuh kelembutan, ia mengecup puncak kepala Vina lalu menduselkan wajahnya di leher Vina, menghirup aroma tubuh Vina dalam-dalam. Harumnya seperti bayi, Alwi suka.

"Suamiku yang tampan, kamu mandi dulu ya? biar tampannya bertambah berkali-kali lipat, masa aku udah mandi kamu nya belum sih?" bujuk Vina, Alwi tersenyum bahkan telinganya memerah.

"Iya istriku yang cantik" Alwi beranjak menuju kamar mandi, Vina segera menyiapkan piyama Alwi.

🍓🍓🍓

"Aku buatin kamu susu, sini aku yang keringin rambutnya" Vina mengambil alih handuk yang Alwi pakai untuk mengeringkan rambutnya.

Alwi meminum susu itu, matanya tak lepas dari Vina yang sedang mengeringkan rambutnya dengan penuh kelembutan.

"Makasih cantik" ucap Alwi tersenyum manis.

"Sama-sama suamiku" Vina meminum susu strawberry nya sambil mengangguk-anggukan kepalanya, tak lupa dengan kaki yang bergerak seperti anak kecil. Alwi selalu gemas melihat Vina yang seperti ini, kebiasaan Vina yang satu itu memang tak pernah hilang.

Setelah susunya habis, keduanya berbaring di kasur. Alwi merentangkan tangannya, Vina langsung menubruk dada bidang suaminya. Dielusnya puncak kepala Vina, membuat Vina semakin mengeratkan pelukannya dengan Alwi.

Vina istri Alwi, ia bisa memeluk dan mencium suaminya itu kapanpun dan di manapun dengan bebas. Suara detak jantung Alwi yang begitu cepat membuatnya nyaman dan ingin terus mendengarnya, Vina harap ia menjadi satu-satunya untuk Alwi.

"Pangeran syurgaku...aku hanya perempuan biasa yang ga punya sesuatu untuk dibanggakan. Aku nggak secantik dan sempurna perempuan di luar sana, tapi aku bisa mencintaimu dengan tulus" ucap Vina menatap Alwi, keduanya seolah terkunci dalam tatapan itu.

"Kamu tau nggak? sebelum kamu datang di kehidupanku semuanya terasa hampa, selalu kesepian dan seperti yang kamu tau, hidupku dipenuhi kegelapan yang menyakitkan. Percaya sama aku, nggak akan habis sejuta lagu untuk menceritakan sempurnanya diri kamu, betapa beruntungnya aku dimiliki kamu. Kamu ga pernah mengeluh menghadapi sifatku, dan selalu ngajarin hal-hal baik untuk aku"

"Aku nggak tau apa yang akan terjadi kalo kamu pergi dari hidup aku, yang pastinya kamu akan selalu ada di hati aku. Insyaallah aku menikmati seluruh larangan yang kamu berikan, aku nggak akan mengaggap itu sebagai beban. Aku selalu suka cara kamu melarangku, dan aku harap kamu bersedia membimbing aku menuju syurganya Allah" ucap Vina mengelus pipi Alwi.

"Apa kamu bahagia saat ini bersamaku Al?" tanya Vina menatap teduh mata Alwi

"Iya, kebahagiaan terbasarku adalah bisa terus berpasangan denganmu. Bukan hanya saat ini, tapi selamanya sampai ke syurganya Allah nanti" ucap Alwi, Vina menitikkan air mata bahagianya.

"Makasih pangeran...aku juga bahagia hidup sama kamu, kamu adalah hal terbaik diantara hal-hal baik yang Allah kasih buat aku. Makasih udah mau mencintai aku dan menerima segala kekuranganku. I love you my husband, my prince, and my world" Vina mengeratkan pelukannya.

"I love you more" Alwi mencium gemas pipi Vina.

"Ng—Al, kita ga malam pertama? anu, i-itu..." Vina menggaruk pipinya yang tidak gatal, malu sendiri rasanya.

Alwi melebarkan matanya, lalu terkekeh menyadari Vina yang tampak kikuk.

"Aku ga masalah kalo kamu belum siap, aku bakal nunggu selama apapun itu" ucap Alwi mengelus puncak kepala Vina.

"Kamu mau nunggu? emangnya kuat? ohh atau jangan-jangan kamu ga tergoda ya sama tubuh aku? tubuh aku ga bisa bikin kamu nafsu ya?" Vina mencebikkan bibirnya dengan air mata yang berlinang.

"Kata siapa aku nggak nafsu? aku nafsu kok, tapi aku mau nunggu kamu siap karena ga mau nyakitin kamu Vin"

"Aku siap kok" sahut Vina cepat.

"Siap deh tuan putri, gaaassss!" Alwi langsung mengecup bibir Vina sekali, hanya kecupan ringan.

Kedua terdiam beberapa saat, ini ciuman pertama keduanya. Alwi mengecup kembali bibir Vina lalu mulai melumatnya dengan lembut, perlahan Vina mulai membalas lumatan Alwi.

'omaygatt, omaygaatttt! jadi gini rasanya cium bibir? ihh enak bangeett' batin Vina

"Manis" Alwi mengusap bibir Vina dengan ibu jarinya, Vina tersenyum manis.

Alwi dan Vina berciuman kembali, tangan Alwi yang aktif membuka seluruh baju Vina dan dirinya hingga keduanya naked!

Vina menutup wajahnya malu, sungguh ia takut saat ini, memikirkan rasanya nanti pasti akan sangat sakit. 

"Sebelum dimulai kita doa dulu ya?" Alwi membimbing Vina berdoa, lalu menjalankan aksinya.

Alwi bermain dengan lembut, ia tak mau memberikan kesan pertama yang buruk untuk keduanya. Kini Alwi benar benar menjadi milik Vina, dan Vina menjadi milik Alwi sesungguhnya. Mereka melewati malam pertamanya dengan baik, Alwi bersyukur jika Vina sudah siap.

'Alhamdulillah, terimakasih ya Allah karena engkau menurunkan sosok bidadari seperti Vina'

'oh iya, gue mau pamer ke Azli ah, kalo malam pertamanya lancar, bahkan sangat' batin Alwi, pasti sahabatnya itu kepo. biarkan saja lah, biar Azli kebelet nikah.

----------------------
•) dvnrsyftn01
•) alvinaluv_

Makasih yang udah baca🤗 jan lupa follow, vote, dan comentnya yaa, karena itu sangat berharga buat aku<3

Tbc.






QUEEN HALU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang