25| Berteman?

172 128 4
                                    

"Hanya kamu yang ku mau, tak perlu yang lain"

Ellena berjalan sambil memainkan handphone nya menampilkan drama korea favoritnya, ia tidak menatap jalanan karena tak mau melihat sesuatu yang menurutnya tidak penting.

Baginya orang yang paling dekat dengannya saja tidak peduli, apa lagi orang lain?

Bruk! Ellena kehilangan keseimbangan ketika menabrak sesuatu dihadapannya, dengan sigap orang yang menabrak langsung menangkapnya.

Xavier menahan tubuh Ellena agar tak jatuh, keduanya saling menatap. Ellena yang menyadari posisi mereka langsung panik dan menegakkan tubuhnya.

"Lo itu punya mata nggak sih?!" gerutunya tidak terima ditabrak.

"Gue punya mata, lo ga liat? Kayanya lo yang ga punya mata, buktinya lo ga bisa liat mata gue!"

"Kalo lo emang punya mata, yaa dipake dong!"

"Mata gue selalu gue pake, ga pernah tuh gue lepas"

"Heh! Lo bilang mata lo dipake, kenapa jalan aja masih nabrak orang?"

"Lo juga! Kalo lo emang punya mata kenapa jalan aja masih nabrak gue? Mana main hape terus lagi!" balas Xavier tidak mau kalah.

"BODO AMATD, RESE LO!" Ellena melampiaskan kekesalannya lalu pergi menghentakkan kakinya, Xavier menggelengkan kepalanya, ia tidak mau bertemu lagi dengan ciptaan Tuhan yang satu itu.

🍓🍓🍓

Sekarang jam olahraga kelasnya Alwi, ia berdiri dilapangan berusaha menembakkan bola ke gawang. Sudah lima kali mencoba tapi tak sekalipun bola masuk, melainkan ditangkap oleh kiper.

'ini kipernya yang jago, apa gue yang ga bisa si?' batinnya.

Biasanya lelaki sangat suka bermain futsal dan itu hal yang wajar, tetapi tidak dengan Alwi karena ia lebih banyak menghabiskan waktunya di dunia intertaiment sehingga tak ada waktu luang baginya untuk sekedar bermain futsal.

"Aduh Wi, lo pasti bisa!" sorak Azli dan Yusuf.

Alwi berlari menendang bola, sehingga bola melambung kearah gawang. Arahnya tepat dan—ia menghembuskan nafasnya kasar, lagi-lagi bola itu menubruk tiang lalu memantul menjauh.

Alwi berlari mengejar bola yang menggelinding, belum sempat ia mengambilnya bola itu sudah dihentikan oleh seseorang.

"Vina?" Vina mengambil bola itu lalu menggebok perut Alwi lumayan kencang, membuatnya mengusap perut sambil misuh-misuh.

"Kamu tuh cowok, pacar kamu jago main futsal masa kamu nggak bisa?" ledek Vina.

"Ck! Aku ga bisa main futsal, ga ngikut eskul futsal juga" elak Alwi memasang wajah lelah.

"Itu nggak bisa dijadiin alasan"

"Sini aku ajarin" Vina menarik lengan Alwi, membawanya ke tempat semula berdiri.

"Liat nih, cewek cantik main bola"

"Sombong" sinis Alwi.

Para murid langsung mengambil hp, merekam Vina yang sedang bermain bola, begitu juga fans Alwi yang masih setia merekam dari awal.

Vina memulai aksinya dengan menggiring bola dan langsung menembakkan tendangannya ke gawang yang dijaga kiper kelas Alwi, bola masuk sempurna.

Vina menendang bola dari samping, masuk lagi! Menendang lagi, masuk lagi! Tak ada satupun bola yang ditendangnya itu meleset, membuat kipernya kewalahan dan mengangkat tangan tanda menyerah karena sedari tadi ia sudah lelah.

QUEEN HALU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang