32| Absurd

113 117 18
                                    


"Takdir itu indah pangeran, makasih udah jadi bagian dari hidup aku, you're my world"

Sampai di lapangan ia menggelar tikar, membaringkan tubuhnya memakai kacamata anti radiasi putih transparan miliknya. Siswa yang melihat terkekeh geleng-geleng kepala, baru kali ini ada murid yang dihukum sambil tiduran di atas karpet memakai kacamata pula.

Tanpa sadar, bestienya sudah berada di sebelahnya. Linda membawa minuman mangga yang dibungkus plastik es+sedotan, mirip jajanan SD.

"Kok kalian pada disini?"

"Iya lah, kita kan besplen polepel" sahut Azira.

"Minum dulu nih, tapi ganti ya dua ribu!" Linda menyodorkan minuman plastik itu.

"Enak yaa, serasa berjemur di pantai. Pake kacamata, gelar tiker, minum es pula" Vina terkekeh.

Vina, Azira dan Linda duduk di atas tikar sambil minum es di genggamannya. Selang beberapa menit, Natasya dan teman-temannya berdiri di dekat Vina. Ia menginjak tikar dan sengaja menginjak kaki Vina yang sedang di luruskan.

Tersenyum kecut, ditepuknya rok yang terkena injakan sepatu Natasya agar bersih. Ia berjalan mendekati Natasya, dengan sengaja ia menendang tulang kering Natasya membuatnya mengaduh kesakitan

"Buat lo yang sengaja nginjek gue, makasih atas injakkannya. Anggep aja itu hukuman buat ngurangin dosa lo yang udah nginjek kaki gue" Vina kembali duduk, Natasya pergi menghentakkan kakinya, ia kesal atas apa yang dilakukan Vina.

🍓🍓🍓

Alwi mengerjapkan matanya, heran melihat Azli yang terus-menerus menggerutu.

"Buset dah Wi! Itu anak seneng banget bikin ulah, heran gue bisa-bisanya punya sahabat kaya dia. Masuk telat, kelakuan gila, kalo ngomong pedes, polos kek bocah, maluan tapi di depan umum gada malunya, pelit, gamau bagi gue ice cream sama susu stroberi, jarang belajar tapi pinter, dihukum terus—bandel sih tuh bocil!"

"Apalagi otaknya ngga berfungsi, gila si Vina duduk di lapangan, pake kacamata, gelar tiker, sambil minum es kaya orang ngga waras kan Wi? Herannya gue, si Azira sama Linda ikut-ikutan gila juga. Padahal mereka tau kalo Vina lagi kena hukuman, bukannya ngebilangin malah ikut santai juga. Sebenernya ya dari dulu gue tuh pengen banget jedotin palanya Vina ke tembok, biar dia amnesia dan lupain 1001 cara biar keliatan gila. Tapi ntar dia mewek gue juga yang repot, ya kan?" Azli terus misuh-misuh.

"Ga baik Zlii, ngomongin sahabat kaya gitu"

"Gapapa, gue kesel sama si Vina'cs ituh. Mending lo liat kelakuan gila mereka di lapangan"

"Kelapangan yok Wi, penasaran gue" ajak Yusuf, Alwi dan Yusuf berjalan keluar kelas, berhenti divdepan pintu melihat Vina'cs.

"Pacar lo Aquarius banget Wi, terlalu pinter sampe otaknya ke geser. Bener kata Azli, gue juga heran. Padahal dia dihukum, tapi ada aja kekakuannya yang dijadiin bahan candaan" celetuk Yusuf, Alwi terkekeh, Vina melihat Alwi di kerumunan lantai dua.

"PANGERAN!" teriak Vina kepada Alwi, membentuk jarinya menunjukkan kata saranghae.

Sekedar informasi, kelas X karena muridnya banyak, jadi dipindahkan ke lantai dua, kelas XI lantai tiga, kelas XII lantai empat

🍓🍓🍓

"Kenapa Vin? Dari tadi liat kepala aku terus?"

"Aku lagi nyari mahkota di kepala kamu Al, kamu kan Pangeran, kok mahkotanya nggak ada sih?" Alwi menarik ujung kerudung Vina.

QUEEN HALU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang