22| Tertangkap basah

213 131 6
                                    

"Perhatian tak melulu dengan kata manis, asal dilakukan dengan tepat dan tulus, pasti rasanya lebih manis daripada sekedar kata"

Mukhti menoleh saat Alwi membuka pintu ruang rawat Vina.

"Ehh Alwi sudah datang, dari tadi ditungguin sama Vina, sini ganteng!"

"Iya om" Alwi menghampiri mereka. Ia mencium punggung tangan Mukhti, tak lupa dengan Michle.

"Nah, kan udah ada Alwi. Ayah pulang dulu, mau Istirahat. Om titip bocah kecil ini ya ganteng, kalo dia macem-macem gebuk aja bahunya!" canda Mukhti membuat Alwi tersenyum, Vina meringis membayangkan bahunya ditepak Alwi.

"Apaansih! iyaa aku tau Alwi ganteng, tapi nggak usah muji didepan aku juga kali. Kalo aku cemburu gimana? Soalnya yang boleh manggil Alwi ganteng cuma Vina seorang" tukas Vina mengerucutkan bibirnya.

"Emang?" tanya Mukhti, belum sempat Vina mengeluarkan suaranya, sudah disela.

"Emang-emang!" sambungnya, Vina makin kesal. Melihat perubahan raut pada wajah Vina, Mukhti tertawa lalu mengecup puncak kepala Vina dan mengacak rambutnya pelan.

"Ayah bercanda. Yasudah, Ayah pulang dulu nanti balik lagi" pamitnya disambut saliman Vina dan Alwi.

"Michle antar, Yah"

"Bagus bang, untung lu peka, jadinya kan gue bisa berdua-duaan sama Alwi" celetuk Vina menjulurkan lidahnya.

"Janganlah kalian berdua-duaan dengan lawan jenis, maka yang ketiganya adalah setan. Wlee!" balas Michle menjulurkan lidahnya, ia beranjak mengikuti Mukhti.

"LO SETANNYA BANG!" teriak Vina kesal Michle menyindirnya, abangnya itu tidak bercermin?

Alwi berjalan dan duduk disebelah ranjang Vina, Vina tersenyum menarik tangan Alwi kedalam genggamannya, keduanya saling memandang penuh arti.

"Gimana tadi Al, di sekolah tanpa aku? Ada yang godain kamu ya? Iya kan? Iya lah! Awas ajaa, huh!" Alwi mengernyit bingung, membuat Vina merasa aneh dengan dirinya sendiri.

"Apa? Tadi apa? Aku? Kamu?" tanya Alwi menahan senyumnya, itu pertama kalinya Vina memakai kata 'aku-kamu' pada dirinya.

Vina tersenyum menarik gemas hidung Alwi, membuatnya sedikit memerah.

"Iya dong, aku! kamu! Biar tambah gimana gituu...kalo sama calon ngomongnya 'lo-gue' kan kurang gimanaa gituu, kenapa? Kamu nggak suka ya? Terserah kamu aja deh, yang penting aku bisa ngomong" Vina memasang wajah datarnya.

Vina si ketua OSIS yang kalau bicara hanya seperlunya saja, kini berubah menjadi manusia yang cerewet. Hanya Alwi lah yang dapat memberikan dampak besar bagi kehidupan Vina.

"Kok jutek? Kamu marah? Beneran deh, gapapa aku-kamuan" Alwi mencoba membujuk Vina agar Vina tidak marah, tapi tetap saja tak ada perubahan pada raut datarnya itu membuatnya gemas.

"Yaudah, kalo masih ngambek aku pulang aja" Vina tetap diam tak menahannya.

Terlintas ide jahil dipikirannya, Alwi berbalik dan dengan sengaja menyangkutkan seragamnya ke ujung kaki ranjang Vina.

QUEEN HALU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang