⌛- Epilog

652 55 163
                                    

Kamu bertanya, kenapa aku mencintaimu? Because kamu adalah orang terbaik yang Allah pilihkan buatku.

-Afara Dishya Aletta Candrawinata-

Bertemu denganmu adalah pertemuan yang paling berkesan buat saya dan berjodoh denganmu adalah kado terindah untuk saya di tahun ini.

-Zivian Danadaiva-

Aku lebih sayang mama. Aku nggak mau tersiksa. Maaf ayah, tetapi mama lebih dari segalanya.

-Zigot-

...

"Huek! Huek! Huek!"

Matahari belum menampakkan cahayanya. Namun, Zivian sudah merasa mual sejak lima menit yang lalu. Seminggu ini Zivian merasa tersiksa dengan rasa mual yang terus datang di pagi hari.

Afara terbangun dari tidur saat  merasakan Zivian tidak ada di sampingnya. Mata Afara mengerjap-ngerjap menatap sekeliling.

"A'a mual lagi?!" pekik Afara terkejut saat mendengar suara orang mual di dalam kamar mandi.

Afara bangun dari tidurnya. Dia mengetuk pintu kamar mandi. "A'a, kita kerumah sakit aja yuk. Udah seminggu, takutnya A'a kenapa-kenapa. Periksa kedokter yuk A'."

Zivian membersihkan sisa muntahan dan melangkah ke luar. Tangan Zivian menggapai daun pintu, dilihatnya raut khawatir dari istrinya itu.

"A'a baik-baik aja, Fa." Zivian berjalan lesu menuju ranjang untuk kembali berbaring. Hari ini dia ada job pemotretan.

Afara mengikuti langkah suaminya. "A'a jangan keras kepala. Seminggu ini nafsu makan A'a menurun, berat badan A'a juga terus kantung mata A'a semakin menghitam. Lalu, A'a suka muntah-muntah di pagi hari. Terus A'a ju---"

Cup!

Ocehan Afara seketika terhenti karena kecupan yang tak terduga dari suaminya.

"Cerewet. Dah diam. A'a nggak papa, beneran." Zivian menarik lembut tangan Afara untuk ikut berbaring di sampingnya.

"Kamu di sini aja, A'a pengen dipeluk." Zivian memeluk Afara layaknya ibu dan anak.

"Jangan keras-keras meluknya. Nanti Zigot kegencet gimana?"

Zivian menenggelamkan wajahnya di dada Afara. "Biarin aja, kesel A'a. Zigot pilih kasih, kenapa nyiksa ayah buat mual-mual terus?"

Afara memukul kepala Zivian. "Heh! Siapa yang bilang kalau mual-mual A'a ada sangkut-pautnya dengan Zigot?"

"Bunda yang bilang. Katanya kalau istrinya hamil terus suaminya mual-mual. Itu artinya bayinya lebih sayang mamanya dibandingkan ayahnya. Jadi dia nggak mau mamanya tersiksa terus sebagai gantinya dia menyiksa ayahnya," jelas Zivian panjang lebar dengan wajah cemberut.

"Dih, terus yang salah zigot gitu?" Afara menatap perutnya. "Zigot anak baik, nggak mungkin gitu."

Zivian semakin menenggelamkan wajahnya. "Zigot pilih kasih, padahalkan yang buat dia bukan cuman mamanya."

Cahaya Bulan April [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang