⟨29⟩ 'Stay With Me

252 43 26
                                    

Mata hitamnya menatap tajam sosok lelaki yang sejak tadi terdiam menunduk. Dia menghela lalu menegakkan tubuh "Jadi kau akan mulai menjelaskannya kapan?"

Jimin memandang wajah Taehyung yang tidak berekspresi sejak kedatangan mereka kemari. Dia menghela sejenak "Maaf jika aku tidak memberitahumu mengenai tempat ini dan merahasiakannya" Taehyung hanya berdehem membuat Jimin frustasi.

"Taehyung sungguh aku tidak bermaksud membuatmu kecewa dengan tidak memberitahumu. Aku hanya butuh tempat yang tidak seorangpun mengetahuinya untuk menyendiri saat keadaanku tidak baik-baik saja"

"Dan kau ingin membuat semua orang khawatir akan keberadaan mu?" Tukas Taehyung.

"Bu..." Ucapan Jimin terhenti seolah ia kehilangan semua kata-katanya. Memilih diam dan menunduk kembali membuat Taehyung yang menatapnya pun menghela.

"Sejak kapan kau menyembunyikan ini dariku?"

"Sejak kepergian Eomma karena ini adalah tempat yang dia berikan untukku"

"Ayahmu?"

"Dia belum tau karena ini rahasia kami berdua namun sekarang kau dan Jehan sudah mengetahuinya"

Taehyung memejamkan mata dan menyenderkan punggungnya di sofa kembali "Kau ternyata sangat pandai menyembunyikan dari temanmu ini"

"Maaf" Ucapnya lirih.

Keadaan hening sejenak hingga kemudian Taehyung bangkit seraya menarik nafasnya kasar "Permintaan maafmu akan ku terima setelah kau menyiapkan aku semangkuk ramen" ucapnya membuat Jimin mendongak dan dihadapi senyum kotak temannya itu. Jimin terkekeh lalu berjalan menuju ke dapur bersama dengan Taehyung.

"Ngomong-ngomong bagaimana dengan Jehan?" Jimin menoleh ke samping melihat Taehyung yang sedang mencuci sawi di sana.

"Dia demam tapi aku sudah mengompres dan memberinya obat tadi"

Lelaki tampan itu mengangguk paham laku kembali fokus memasak bersama. Jika dipikir mereka berdua sudah lama sekali tidak memasak dan makan bersama seperti ini sejak duduk di bangku akhir SMA. Hingga kurang lebih lima belas menit akhirnya mereka siap dengan semangkuk ramen yang mengepulkan asap di sana. Mulai menyeruput mie itu dengan sumpit sambil ditemani  lelucon yang mereka ucapkan masing-masing.

"Astaga aku sampai lupa bagaimana dengan kelas. Kau benar-benar bolos hari ini?" tanya Jimin yang ditanggapi kekehan oleh Taehyung.

"Tenanglah urusan itu sudah beres sejak tadi. Aku menyuruh Jungkook untuk mengizinkan kepada Ssaem jika kita berdua memiliki urusan penting dan mendadak"

Jimin mendengus setelah menelan ramennya "Kau sudah berbohong Taehyung itu tidak baik"

Lelaki itu mendengus "Apanya yang berbohong? Aku mengatakan yang sesungguhnya. Bukankah kita mengantar Jehan saat gadis itu pingsan itu sama saja urusan penting"

Jimin mengangguk "Iya oke terserah kau saja"

Mereka kembali memakan Ramen masing-masing hingga kedatangan seseorang menarik atensi mereka berdua. Terutama Jimin yang dengan sigap berdiri dan menghampiri Jehan yang berjalan melalui mereka dengan pandangan kosong menatap kearah pintu keluar.

"Jehan mau kemana? Kau masih demam lebih baik kembalilah istirahat" Ucap Jimin sedangkan Taehyung memantau dari meja makan.

Jehan hanya diam bahkan ia masih tetap melangkah seperti mayat hidup. Jimin menghela lelah lantas meraih pergelangan tangan gadis itu membuat langkahnya terhenti "Jehan kau mau kemana kondisimu masih lemah"

"Bunda" lontarnya membuat Jimin terdiam mengernyitkan kening.

"Apa maksudmu?"

"Bunda"

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang