Perlahan kelopak mata Jehan terbuka dan mendapati langit-langit putih dari ruangan yang ia tempati. Aroma obat semerbak menyambangi indera penciumannya. Ia mengggerakkan sedikit tubuhnya membuat Jimin yang sejak tadi tertidur pulas dengan menopang kepala disampingnya terganggu hingga ia terbangun. Lelaki itu mengucek matanya sampai dimana ia menatap sosok yang sudah lama dirinya tunggu itu terlihat tengah menatap kosong langit-langit atas.
Jimin terkejut mendapati Jehan telah siuman. Dengan cepat ia berdiri membuat gadis yang terbaring diatas kasur itu menolehkan kepalanya "Jehan kau sudah sadar sayang" ujarnya yang dibalas senyum tipis oleh gadis itu.
"Berapa lama aku tertidur disini?"
Jimin terdiam lalu mulai menjawab pertanyaan Jehan "Hampir seminggu setelah kejadian itu kau mengalami koma ringan akibat kepalamu cidera dan juga karena trauma kecilmu"
Jehan terdiam mendengarkan penjelasan Jimin dan mengangguk paham. Ia kira hanya beberapa jam saja namun tak menyangka akan selama itu. Beberapa detik terdiam membuat Jimin memberanikan diri untuk mendekat dan mengelus puncak kepalanya yang diperban "Bagaimana perasaanmu sekarang? apakah masih ada yang terasa sakit?"
Jehan menatap Jimin lalu menggeleng "Tidak ada"
"Syukurlah senang mendengarnya"
"Jimin"
"Hmm?"
"Dimana Ayah dan Taehyun? apakah mereka berdua sudah mendapatkan pertolongan dengan baik?"
Pertanyaan kali ini membuat Jimin terbungkam. Ia diam menatap manik Jehan disela ia mengusap puncak kepala gadisnya. Lantaran tak kunjung mendapatkan jawaban membuat kening Jehan mengernyit "Jim? kenapa kau diam saja? jawab aku"
Lelaki itu menghela nafas "Janji setelah ini jangan memikirkan hal yang berat agar dirimu cepat sembuh" ujarnya yang diangguki oleh Jehan. Perlahan dirinya menarik nafas "Ayahmu selamat tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda ia sadar. Ayahmu koma akibat luka tusuk yang mengenai hatinya"
Entah kenapa mendengar kenyataan ini membuat dadanya terasa sakit. Ayahnya koma akibat luka tusuk dari wanita itu. "Lalu Taehyun? dia baik-baik sajakan?" Jehan bertanya kepada Jimin dan seketika ia menunduk bahkan elusannya terhenti membuat Jehan menatapnya heran.
"Taehyun tidak dapat diselamatkan"
Jehan terpaku ditempat "Ti...tidak Taehyun tidak mungkinkan....kau berbohong?" ia menggeleng.
Jimin menatapnya "Aku tidak berbohong Jehan dia tidak dapat diselamatkan. Dokter mengatakan jika luka yang dialami olehnya cukup parah belum lagi dengan keadaan ginjalnya yang ternyata sudah lama rusak"
"Gi..ginjal? Ti...dak tidak mungkin Taehyun tidak pernah memperlihatkan ia kesakitan atau mengeluh tentang tubuhnya selama ini"
"Itu bisa ia sembunyikan dari kita Jehan sehingga kita tidak tau jika dia selama ini menahan sakit ditubuhnya."
"Kenapa? kenapa dia harus pergi bahkan aku baru saja bertemu dengannya belum lama ini, kenapa dia tega sekali meninggalkan temannya ini?" tanya Jehan dengan suara parau.
"Jehan tenangkan dirimu jangan membebani pikiranmu terlebih dahulu"
"Aku tidak bisa Ji, orang macam apa aku ini sampai tidak tau jika temanku selama ini sakit-sakitan bahkan rela menyelamatkan aku dan mendapatkan luka parah itu?" isaknya membuat Jimin dengan cepat menarik gadis itu dalam dekapannya.
"Tolong jangan salahkan dirimu Jehan semua ini memang sudah takdir dari tuhan. Kita tidak bisa menolak atau bahkan menghindarinya"
"Aku marah Jimin! aku pembawa sial!!" geramnya sarat akan frustasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL
FanficRyu Jimin dipertemukan dengan seorang gadis yang berhasil menghentikan aksi bunuh dirinya. Pertemuan yang tak disengaja tersebut membuat mereka saling mengetahui problematik kehidupan satu sama lain. Dari hal terkecil hingga menguak kebenaran yang s...