Play song :
Pearly Rain - Ost. Extraordinary You.
.
.
Hujan turun semakin deras seolah tuhan tidak mengizinkan untuk menghentikan sejenak. Jehan bisa merasakan bahwa tubuhnya kian menggigil bahkan giginya saling bergemeletuk lantaran sudah tidak kuasa menahan suhu sekitar. Ia memandang ke seluruh penjuru arah yang terlihat mulai tertutupi kabut putih.
Jehan sangat berharap bahwa ada seseorang yang datang untuk membawa ia berteduh di dalam rumah atau memberinya segelas teh hangat untuk meredakan tubuhnya yang kedinginan. Bahkan kini rasanya kedua mata Jehan terasa semakin berat bersamaan dengan kepalanya yang berdenyut sakit. Jehan juga merasakan jika kini perutnya sangat begah seolah ia baru saja menyantap banyak makanan.
"Siapapun tolong aku" ia merintih sambil berusaha menahan diri agar tetap sadar dan terus berdoa semoga hujan segera reda. Jehan sedikit mengerang saat ia berusaha untuk berdiri lagi dan melupakan bahwa kakinya sedang terluka. Sampai beberapa sekon kemudian dirinya mendengar suara yang sedikit samar mulai mendekat.
Disisi lain Jimin berusaha keras menebas dan melewati jalan setapak yang sudah basah terguyur hujan sehingga membuatnya sedikit kesusahan lantaran licin dan becek. Ia merotasikan bola maniknya ke seluruh penjuru lokasi dengan perasaan cemas "Jehann!!" ia berteriak memanggil.
Melangkah terus sembari meneriaki nama gadis itu namun tak kunjung ada sahutan. "Jehan kau dimana?" monolognya merasa frustasi hingga tidak sengaja rungunya mendengar suara erangan dari balik pohon besar di depan. Jimin diam sejenak lalu segera berjalan sambil memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.
Perlahan namun pasti ia melangkah dengan hati-hati hingga ketika Jimin memutari pohon itu rungunya kembali mendengar suara rintihan. Suara yang begitu familiar hingga tanpa basa-basi Jimin berjalan cepat memutari pohon besar tersebut sampai helaan nafas lega ia hembuskan. Jehan. Gadis itu terlihat sedang menunduk dengan mata terpejam yang mengakibatkan Jimin tak kuasa menahan diri untuk beranjak memeluk tubuh itu. Ia dekap dengan erat sampai Jehan dibuat terkejut.
BUK
BUK
"Lepaskan aku. Tolonggg!!!" Teriaknya sambil memukuli punggung Jimin sampai lelaki tersebut mengaduh yang berhasil menghentikan pergerakan Jehan. Jimin melepas rengkuhannya, memberi jarak dengan Jehan sampai bisa melihat raut wajah gadis itu yang sangat terkejut saat menatapnya.
"Kau brutal sekali nona?" serunya yang merasakan bahwa punggung belakangnya berdenyut panas. Namun satu sekon kemudian tubuhnya didekap erat oleh gadis itu. Jimin tentu saja terkejut tetapi perlahan ia membalasnya sembari memberikan elusan di punggung Jehan yang bergetar.
"A-aku, a-aku takut Ji. Bagaimana jika aku tidak bisa keluar dari sini" ucapnya sambil terisak.
Jimin perlahan melepas pelukannya dan berganti menangkup wajah gadis itu yang terasa sangat dingin "Aku ada disini jangan takut" balasnya lantas berganti menatap ke sekeliling dan kembali memandang kearah Jehan "Kita tunggu hujan lebih reda lagi" ujarnya.
Jehan mengangguk lalu kembali memeluk tubuhnya namun sebelum itu ia menggeser sedikit agar Jimin dapat berteduh bersama. Mereka berdua terdiam satu sama lain hingga tidak lama kemudian Jimin angkat bicara.
"Bagaimana kau bisa tersesat seperti ini?"
"Tadinya aku ingin menyusul Gyuri tapi aku malah salah jalan dan bersamaan dengan itu ponselku mati karena kehabisan daya" jelasnya lantas satu detik kemudian ia menoleh ke arah Jimin seraya mencengkram lengan lelaki itu membuat sang empu terkejut bukan main "Gyuri. Apa dia sudah kembali ke perkemahan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL
Fiksi PenggemarRyu Jimin dipertemukan dengan seorang gadis yang berhasil menghentikan aksi bunuh dirinya. Pertemuan yang tak disengaja tersebut membuat mereka saling mengetahui problematik kehidupan satu sama lain. Dari hal terkecil hingga menguak kebenaran yang s...