ATJ 25: Karena Pupa

57 11 0
                                    

Enam jam setelah perfome pertamanya di lapangan sekolah, ponselnya tiba-tiba saja ramai berdatangan pesan entah dari siapa saja.

Grup kelasnya yang heboh menjodohkan Zee dengan Milan, kontak-kontak baru tak dikenal, dan Reyner yang spaming hendak didengarkan petuah-petuahnya untuk tidak meladeni Milan dan segerombolan buaya yang telah menyebar kontak pribadi Zee bahkan keluar dari lingkaran sekolah.

08215xxxxxxx
Hai, salam kenal Zee.
Aku Valdo, ketos SMA Angkasa,
temennya Milan jg, perfome
kalian yg viral di medsos itu
keren bgt.

08524xxxxxxx
Zee ya? Salam kenal dari Raga.
Mantan ketua eskul basket
tahun lalu. Kenal ga?

Kak Reyner
Z, pokoknya kamu jaga diri
baik-baik. Jangan ladenin
buaya2 gajelas. Okey!

Kak Reyner
Mereka cuman modus, Z!!!

Kak Reyner
Terutama Milan, aku minta
kamu jangan terlalu baik ke
dia. Aku tahu dia bgt, Z.

Kak Reynard mengetik ...
Pls, percaya sama aku kali
ini, Z. Aku ga mau kamu
kenapa-napa.

Sepertinya Zee harus segera mengganti id number-nya atau dia akan diteror banyak buaya—kata Reyner.

Kak Reyner
Jangan lupa kabarin kalau
udah ganti nomor, okey!!!

Tidak membuang banyak waktu, segera ditinggalkan layar gawai Zee di kasur dan mengganti pakaian untuk segera berangkat ke masjid.

Seperti sore biasanya masjid akan ramai ibu-ibu pengajian yang lalu lalang meninggalkan masjid untuk kemudian digunakan anak remaja tadarusan dengan Ustad Yahya.

Berpapasan dengan Zee pada batas suci masjid, Rum yang saat itu sudah amat dekat dengan Zee berniat segera memutar arahnya masuk ke dalam lagi. Namun sebelum dia jauh melangkah gadis tersebut sudah berjalan beriringan di sampingnya.

Assalamualaikum,” ucap Zee, mengejutkan Rum tiba-tiba.

Wa-waalaikumussalam. Aduh, Ummi kelupaan nih, Nailun pasti nungguin Ummi pulang. Ummi permisi ya, Z—”

“Ummi!” cekal Zee, menahan kepergian Rum yang terlihat jelas menghindarinya.

“Nailun udah di dalam, Zee sempat liat dia lewat pintu samping tadi. Ummi kenapa, kok menghindar dari Zee gitu?”

Rum semakin gelagapan mencari alasannya.

“Apa karena Pupa? Kalau iya, Zee minta maaf.  Pupa mungkin kurang sopan mengutarakan niatnya. Zee juga nggak apa-apa kok kalau Ummi nggak terima, asal Ummi jangan jauhin Zee, ya. Nanti Zee ngomong sama Pupa supaya nggak maksain Ummi,” terang Zee berbicara panjang lebar.

Sejak Gerald menceritakan kepada Zee kedatangannya ditolak mentah-mentah oleh Rum, hancur rasanya harapan Zee. Namun, bukan inginnya jika Rum harus menjauhinya juga setelah tahu ada secerca harapan yang selama ini tumbuh untuk menjadi putri Rum.

“Ummi bukan nggak mau jadi umminya Zee, sayang. Tapi bukan Ummi yang pantas di posisi itu, Zee kenal Ummi bahkan belum lama ini, Nak,”

“Iya, Ummi. Zee ngerti, jadi Zee mohon jangan jauhin Zee lagi ya. Zee janji nggak akan minta Pupa nikahin Ummi,”

“Tapi Ummi—”

Please Ummi. Biarin Zee tetap ikut Ummi ya, sekalipun nanti Pupa punya istri, Ummi tetep jadi tetangga Zee yang baik,” mohon Zee.

Wajah pilu Zee, entah mengapa mengundang Rum untuk memeluknya saat itu. Malang kehidupannya yang begitu memimpikan seorang ibu, membuat hati Rum seolah tercabik-cabik tak kuasa menahannya.

“Ummi sayang sama Zee, Nak. Zee anak yang kuat, insya Allah umminya Zee nanti pasti lebih baik dari Ummi,”

“Doain Pupa ya, Ummi. Di balik dingin hatinya, semoga Pupa bisa nurunin egonya untuk nyariin Zee ibu secepatnya. Nggak apa-apa deh Pupa nemunya di tempat club sekalipun. Asal Zee bisa punya ibu juga. Zee pengen kaya yang lain,” curhat Zee di balik pelukannya.

”Zee kan selalu bilang, ayahnya Zee itu aslinya ayah yang baik, kan. Nggak mungkin dong,  putri kesayangannya justru dikasihnya ibu yang sembarangan. Zee harus tetap percaya orang-orang yang bersabar akan menuai hasil yang terbaik. Ayo senyum, Nak, Ummi mau liat senyumnya dulu,”

Rum mengangkat wajah Zee, melihat gadis cantik tak bersalah ini sejenak menebar senyumnya.

Sangat manis, pikir Rum.

“Cantik banget sih anaknya Pak Gerald ini. Sana masuk gih, Ustad Yahya kelamaan lagi nunggunya,” suruh Rum.

“Iya, Umm. Zee Masuk dulu kalau gitu. assalamualaikum,” ucap Zee segera mencium gemas punggung tangan Rum seperti kebiasaannya kepada Rum dan Inggit.

Waalaikumussalam warahmatullah wabarokatuh, Cantik.”

***

To be continued

AYAHKU (TIDAK) JAHATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang