ATJ 28 - Gosip Gerobak Sayur

54 7 0
                                    

Nailun terkejut, setibanya di rumah dia harus menemukan pemandangan yang sedikit ramai.

Ada Umah, Inggit, satu orang asing bagi Nailun, dan juga Zee yang ditepuk lembut bahunya oleh perempuan asing itu.

"Bu Inggit, Bu Eri, saya izin masuk dulu ya. Mau nganter anak saya makan siang dulu. Titip Zee," pesan Rum ramah.

"Iya, Rum." Inggit membiarkan Rum pergi, meninggalkan dirinya dan dua orang yang berpelukan sana terlihat seperti keluarga yang melepas rindu.

Terlihat sungguhan dan amat mendalami.

"Umah ... perempuan itu siapa sih? Kok peluk Zee segitunya?" Nailun berbisik sembari menyiapkan hidangannya sendiri.

"Katanya Bu Inggit sih temen dari Surabaya, di Jakarta lagi ada urusan gitu. Kebetulan dia sama Zee sebelumnya sudah pernah ketemu, jadi kelihatan akrab gitu," jelas Rum menerangkan.

"Oh, pantes Nail belum pernah liat di sekitaran ini. Bisa langsung akrab gitu ya sama penduduk sini," komentar Nail.

"Ya bagus dong, Nak. Zee juga dari tadi nyaman banget dipeluk sama Tante Eri. Mungkin karena Tante Eri lagi mengandung, makanya sensitifnya lebih dominan, keibuan,"

Nail mengangguk-angguk paham sebentar sembari menyendokkan isi piringnya dicomot.

"Tapi kalau diliat-liat sekilas mereka mirip ya Umah," celetuk Nail meminta suara, Rum malah yang berpikir menimbang-nimbang kesamaan mereka.

Sepertinya itu hanya perasaan Nail saja, pikir Rum. Membayangkan Zee, yang muncul hanya duplikat dari pahatan wajah Gerald di kepalanya. Tidak ada yang melebihi Gerald, untuk menyamai putrinya sendiri.

"Udah gih, lanjut makan. Umah keluar ke Zee dulu nggak apa-apa, kan?" Izin Rum.

"Tunggu sebentar Umah, Umah punya uang seribu nggak?" tahan Nailun sebentar.

"Buat?"

"Buat beli susu di minimarket depan. Jajan Nail sebenarnya masih ada sih, cuman kayanya kurang deh,"

"Sejak kapan Nail suka minum susu?" selidik Rum menyipitkan senyum jahil kepada putranya.

"Nggak tahu. Kayanya nggak pernah,"

"Terus?"

"Susunya buat Zee. Dia suka minum susu coklat soalnya,"

"Hm? Nail tahu dari mana, Nak?"

"Ye, Umah kepo," ledek Nail mencebik sebentar bibirnya, lalu melanjutkan kembali makannya.

"Hayo, kamu mata-matain Zee ya?"

"Enggaklah Umah. Nailun waktu itu nggak sengaja nemu kertas pengenalan siswa baru angkatannya Zee yang numpuk di laci ruang OSIS. Pengen dibuang ceritanya, eh nggak sengaja kebaca kertas paling atas ternyata punya dia. Di situ dia tulis kalau dia suka minum susu coklat yang sama kaya namanya,"

"Gitu?" selidik Rum lagi, dan Nailun mengangguk yakin.

"Yaudah, nanti ambil uang di dompet Umah aja. Umah keluar sebentar ya," izin Umah yang disetujui Nailun.

Selang 15 menit, kegiatan Nailun seluruhnya  selesai, seragam sudah diganti dan siap menuju minimarket lorong depan.

Dengan mengenakan hoodie hitam pekat, Nailun menemui Umahnya sebentar.

"Nailun pergi dulu ya Umah. Umah nggak mau nitip sesuatu apa gitu? Tante Inggit, Tante Eri ... ada yang mau dibeliin? Nail mau ke minimarket soalnya,"

"Nggak ada kok, Nail. Hati-hati kamu nyetirnya, Nail. Banyak anak kecil soalnya di depan masjid tuh," pesan Inggit.

AYAHKU (TIDAK) JAHATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang