20

16.9K 1.1K 288
                                    

Jaemin menatap ke arah sekitar daun-daun yang bertebangan di atas kepalanya. Hari ini Jaemin masuk ke sekolah dan genap 5 hari dirinya tidak melihat keadaan luar atau bahkan merasakan hembusan angin pagi seperti biasanya. Sekujur tubuhnya sakit begitu pula lubangnya. Jaemin tidak bohong ketika rasanya setitik airmata akan selalu turun jika dirinya berjalan dengan cepat. 

Jaemin melakukan semuanya hanya untuk Haechan yang kabarnya belum ia ketahui sampai sekarang. Segala skenario sudah dia persiapkan apabila Haechan menanyai keadaannya yang kacau. Jeno tidak membiarkannya turun dari kasur. Selama 5 hari, setiap malam pria itu akan memeluk, mengendus dan berakhir kembali meniduri dirinya sampai di pagi hari. 

Bahkan sampai pagi tadi, Jaemin memohon kepada sang kakak untuk berangkat ke sekolah. Hanya itu cara terakhir dirinya melepaskan sosok kakaknya dan bisa merasakan aman. Jika dulu, sekolah adalah tempatnya yang paling tidak aman, maka sekarang, rumah adalah tempat yang harus ia hindari. 

Sesampainya di sekolah, Jaemin masih melihat mading dengan bergambar foto Haechan. Menandakan sang sahabat yang masih menghilang beberapa hari ini. Mungkin sudah hampir 7 hari Haechan menghilang dan tidak ada yang mengetahui dimana keadaan sang sahabat. 

Jaemin duduk secara perlahan di kursinya. 5 hari di neraka bersama sang kakak benar-benar membuatnya menjadi seorang sampah dan kali ini hatinya tidak terhibur sama sekali, sebab Haechan tidak ada di dekatnya.  



TOK TOK TOK

Semua perhatian mata mengarah pada ketua kelas yang kini sudah berdiri di hadapan mereka. Dirinya nampak menghembuskan nafas beberapa kali, hingga pengumuman itu muncul dari bibirnya.

"Teman-teman, saya ingin menyampaikan salam duka di kelas kami. Siang ini, Haechan Lee, sudah ditemukan posisinya dimana. Namun...."

Sang ketua kelas menghela nafasnya, bersamaan dengan jantung Jaemin yang berdetak sangat kencang dan takut jika ini adalah sebuah berita buruk.

"Haechan ditemukan meninggal, gantung diri di taman hiburan terbengkalai"

Jaemin melebarkan matanya dan tak sadar airmatanya menetes begitu saja ketika mendengar pengumuman itu kembali. Tangannya meremas kuat kertas yang sempat tadi ditulisnya. Apakah ini yang dimaksud kakaknya?

Apakah kakaknya tidak menepati ucapannya? Setelah semua yang telah dia lakukan untuk membebaskan Haechan dari ancaman kakaknya. Semua sakit di sekujur tubuhnya seketika menghilang, tergantikan dengan airmata yang terus turun dengan deras, tanpa suara, dan hanya airmata yang terus turun. 

Hatinya merasakan kesepian dan membeku. Perasaannya sendiri lagi. Jaemin sudah tidak memiliki siapapun lagi. 

Pemakaman Haechan berlangsung dengan suasana menyedihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemakaman Haechan berlangsung dengan suasana menyedihkan. Haechan adalah anak tunggal, tidak heran jika kedua orang tuanya sangat menyayangi Haechan yang merupakan putra satu-satunya milik mereka. Jaemin bahkan tidak bisa menghentikan airmatanya ketika tanah mulai tertimbun dan peti itu tidak terlihat kembali. 

Step Brother (Nomin) 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang